Sampai kapan ya kalian itu sadar,
bahwa kalian, ketika kalian melaju di jalanan, maka banyak nyawa yang terancam.
Nyawamu sendiri dan nyawa orang lain. Kau mungkin tidak merasa ketika melaju,
bagaikan melayang terbang, bangga dan merasa superior. Namun ketika kau
menabrak orang lain, maka orang lain akan mati. Bayangkan jika yang ditabrak
itu adalah adikmu, kakakmu, ibumu atau ayahmu. Apa perasaanmu ??? kalau kamu
nabrak tiang atau tembok, kamu langsung mati, maka kamu meninggalkan kesedihan
dan luka dalam bagi kelurgamu. Ayahmu, ibumu, kakak dan adikmu bersedih sampai
berhari – hari. Apakah memang itu yang kamu inginkan ? Maka sadarlah sebelum
terlambat. Seperti lagu Panbers…. Terlambat sudah………
Jumat, 05 April 2013
PARA ORANG KAYA
Jika Allah membuatmu kaya raya,
sebenarnya Allah telah memberi sebuah amanat. Agar dengan kekayaan yang ada
untuk menolong manusia – manusia yang tidak kaya alias dhuafa. Memberi makan
anak yatim dan orang miskin. Memberi zakat, anak yatim di santuni. Orang –
orang tidak mampu, diberi modal, dikasih pancing, dikasih jala. Agar mereka
bisa mencari sendiri makan mereka.
Namun para penerima amanat
kekayaan, seringkali lupa itu. Justeru mereka tenggelam dalam kenikmatan kekayaan.
Hidup dalam gelimang harta. Hidup berfoya – foya. Hidup dengan segala
kemewahan. Sehingga mereka lupa pada amanat utama Allah memberi kekayaan
tersebut.
Tunggu saja wahai para orang kaya
yang lupa daratan, sampai Allah mencabut kembali semua amanat yang telah
diberikannya. Dicabut dengan kasar di dunia, dan di akhirat menghadapi Pengabaian
Allah dan para malaikatnya.
PARA PEMIMPIN
Kadangkala aku merasa kasihan
dengan para Pemimpin. Mereka merasa heran dengan penderitaan rakyatnya.
Rakyatnya sampai jungkir balik, tulang jadi kaki, kaki jadi tulang. Kalau perlu
kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Dalam rangka mencari memenuhi kebutuhan
hidup. Utang sana
sini. Kredit sana
– sini. Gali lubang tutup lubang. Mereka tetap merasa heran. Padahal justeru
kuncinya ya di mereka itu. Seandainya mereka lebih peka dan memahami apa yang
sebenarnya dihadapi oleh rakyatnya, maka rakyatnya tidak akan menderita
berkepanjangan. Kadangkala si Rakyat sudah memberikan isyarat – isyarat
tertentu. Namun tetap saja si pemimpin tidak mengerti. Para
pemimpin tetap menganggap apa yang dihadapi oleh si Rakyat, adalah kesalahan si
Rakyat itu sendiri.
HIDUP INI DIJALANI BUKAN UNTUK DIHINDARI
Banyak orang yang tidak siap
menghadapi hidup, sehingga lari dari kenyataan hidup dan menciptakan hidup yang
penuh dengan ketakutan dan kesengsaraan, karena menghindari yang seharusnya
mereka hadapi. Hidup ini seharusnya bukan dihindari tetapi justeru untuk
dijalani.
Apapun yang kita takuti, suatu
saat akan tetap kita temui, akan tetap kita hadapi. Misalnya kita kaum lelaki,
takut di sunat, tetap suatu saat akan kena sunat. Kita takut menikah, misalnya,
tetap pada akhirnya kita tetap menuju kepelaminan. Kita takut pada kematian,
tetap pada akhirnya kita semua mati. Apapun bentuk yang kita takuti, pada
akhirnya akan tetap kita harus hadapi.
Jadi jangan sampai waktu yang ada
kita habisi untuk menghindari hidup atau menghindari segala yang kita takuti.
Tetapi justeru kita nikmati dan kita jalani dengan sewajar – wajarnya. Jalani,
sampai Tuhan kelak akan mengambilnya. Siapapun anda, dimanapun anda, entah itu
dilubang semut, atau pun di luar angkasa sana,
kalau Tuhan datang mengambil nyawa anda….. ya tetap harus anda ikhlaskan.
12 Maret 2012.
PANTAI BIRU DESA KERSIK
Minggu lalu,
tanggal 24 Maret 2013, saya dan dua anak saya ( Puput dan Pipit ) berkesempatan
lagi mengunjungi sebuah Pantai. Pantai biru namanya, letaknya sekitar 1 jam
dari kec.Marangkayu Kutai Kartanegara. Airnya bersih dan pantainya cukup dalam,
ombaknya lumayan tinggi, namun lebih tenang. Karena di pantai tersebut telah di
bangun konstruksi pemecah ombak. Baru dengar ? itu lho, pemecah ombak itu
adalah tumpukan batu gunung yang disusun memanjang ketengah laut.
Supaya batunya
tidak hanyut, pinggirnya dibuatkan penahan terbuat dari kayu ulin. Dan
konstruksi seperti itu tidak hanya satu, namun banyak, sehingga kalau kita
melihat pantai semacam ada garis batas. Namun pasirnya putih dan bersih.
Pengunjungnya juga tidak terlalu banyak. Sehingga tidak terlalu ramai. Para penjual juga belum tapi banyak.
Kebetulan warung
tempat saya makan mie rebus, adalah warung pertama yang ada disitu. Konon,
cerita nenek yang punya warung, dulu dia sering dioloki oleh orang, “
Ngapain kamu jualan disitu, tidak ada orang yang beli. Mau jual sama orang utan
kah ? “ namun nenek tersebut tetap tegar berjualan. Sampai sekarang, pantainya
justeru semakin ramai dengan pengunjung. Apalagi kalau musim lebaran atau tahun
baru. Banyak pengunjungnya. Saya mah, angguk – angguk aja mendengarnya.
Tidak lama ada
sebuah kapal karet yang membawa lima
orang berpakaian orange, yang berasal dari kapal besar yang sedang berlabuh di
lepas pantai. Mereka berombongan menuju ke sebuah warung.
Saya pun
bertanya lagi sama yang punya warung, kali ini anaknya si nenek yang menyahut.
“ Siapa mereka ?”
“ Oh biasa pak,
mereka itu karyawan kapal yang mau ngambil. pesanan Udang atau kepiting, untuk
dibawa ke kapal.”
Saya makin
tertarik, “ Lho emangnya bisa pesan ?
berapa perkilonya mbak ?”
“ Kalau udang
biasanya Rp.60.000 perkilo. Sedangkan kepiting perkilo Rp. 20.000 . kilo.”
“ Oh gitu ya
mbak ?”
Tidak lama
muncul Puput dan Pipit muncul basah – basahan. Mereka membawa kulit kerang dan
klomang. “ Ayo, Bah, mandi yuk…. “
“ Nggak ah.”
Sahut saya. “ wong bapak habis makan.”
Setelah pesan
Pop Ice blender, mereka langsung kabur ke pantai lagi.
Taklama saya
menyusul kepantai. Anak – anak saya ajak ke lokasi yang agak jauh dari situ.
Saya pun akhirnya memutuskan untuk mandi, dan itu melanggar sumpah saya selama
ini, kalau kepantai, saya tidak pernah mandi air laut. Dan hari itu saya pun
nyebur ke laut. Ketika sedang asik mengapung dipinggir pantai, tanpa sengaja
tangan saya mengeruk ke pasir dalam air. Dan tangan saya menyentuh kerang laut.
Saya coba lagi mengeruk ternyata dapat lagi, saya panggil puput dan pipit. “
eh, banyak kerangnya nih”. Jadilah kami berburu kerang. Lumayan dapatnya. Satu
kantong plastic…..asik….. dapat kerang laut.
Tepat jam 4
sore, kami pun meluncur balik ke Marangkayu. Untuk melanjutkan acara
selanjutnya………
Senin, 04 Februari 2013
SEBUAH ASA-KU PADA HATI-MU YANG MEMBEKU
Kekasih,
Aku mencintaimu hanya sebatas kemampuanku
Tidak
bisa lebih dari pada itu ...
Setiap
pagi yang berembun membawa tetesan cintaku
Setiap
senja yang temaram membawa rinduku kedalam pelukan malam
Setiap
tetesan hujan yang jatuh dari langit menyerap dalam ke tanah gembur
Kekasih
, Aku mencintaimu hanya sebatas kemampuanku
Tidak
mungkin lebih dari pada itu ...
Karena
setiap jangkrik yang menyanyi tidak akan selamanya hidup
Karena
setiap ikan yang bertasbih tidak akan selamanya berenang
Karena
setiap burung yang ada dilangit tidak akan selamanya terbang
Kekasih,
aku merindukan hanya sebatas kesadaranku
Tidak
mungkin lebih dari pada itu
Karena
tidak setiap jengkal ingatanku mampu membayangkan wajahmu
Karena
tidak setiap helai rambutku mampu mencium harummu
Karena
tidak setiap jejak hariku mampu meredam kangenku padamu
Loa
Duri Yang berembun, 8 September 2011
Langganan:
Postingan (Atom)