Selasa, 31 Mei 2016

PERGINYA SANG SESEPUH PCM LOA JANAN


By : Muhammad Yusni 
( Mantan Sekretaris PC Muhammadiyah Loa Janan Periode 2010 – 2015 )

Add caption
Sebuah sms masuk ke handphone saya tadi pagi. Isinya singkat dan padat. Sms tersebut berasal  dari Pak Ustadz Nurhidayah ( Guru SMK Muhammadiyah Loa Janan ). Tidak lama kemudian handphone saya berdering, ternyata dari Pak Adhie Irawan S.Kom ( mantan sekretaris eksekutif Majlis Dikdasmen PDM Samarinda ).  Dua – duanya menginformasikan hal yang sama tentang Berita Duka dari Desa Loa Duri. Mantan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Loa Janan Bapak Haji Maqbul Jailani telah berpulang ke Rahmatullah pada pukul 4.30 subuh dini hari.
Siapa yang tidak kenal beliau ? hampir Mayoritas masyarakat Loa Janan mengenal beliau, khususnya warga Desa Loa Duri Ilir. Seorang yang sederhana, murah senyum dan senang membantu siapa saja. Beliau seorang usahawan yang cukup lama malang melintang. Mulai dari usaha jual beli motor, sampai menjadi kontraktor bangunan.
Saya mengenal beliau sejak tahun 2006, saat dimana saya mulai mengajar pada tahun – tahun awal perkembangan SMK Muhammadiyah Loa Janan. Pada saat itu beliau menjabat Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Loa Janan. Beliau sering bergurau dengan saya bahwa PC Muhammadiyah Loa Janan itu adalah PCM Bondo nekat. Nekat – nekatan aja berdirinya. Ketika itu Perguruan Muhammadiyah yang berdiri barulah TK ABA, kemudian SMA Muhammadiyah Loa Janan kemudian disusul berdirinya SMK Muhammadiyah Loa Janan.
Beliau kalau yang berhubungan dengan kepentingan ummat sangat keras dan nggak mau tawar – tawaran. Di masa – masa kepemimpinan beliau lah , pondasi perguruan Muhammadiyah Loa Janan mulai didirikan.
Kadangkala di saat – saat santai, saya sering menanyakan tentang cerita masa lalu, maka beliau pun dengan bersemangat bercerita. Dari sanalah saya pelan – pelan mendapatkan kerangka kisah awal dirintisnya Muhammadiyah di Loa Janan. Kalau kita menggunakan kata Pendiri Muhammadiyah, saya fikir tidak tepat, mengingat Pendiri Muhammadiyah ya Ki Ahmad Dahlan. Tetapi kalau menggunakan istilah Perintis mungkin baru tepat. Dan Pak Haji Maqbul Jailani termasuk salah satu Perintis Muhammadiyah di Loa Janan dari tahun – tahun awal ( kronologis dirintisnya Muhammadiyah bisa di baca di Buku Penulis berjudul : Jejak Muhammadiyah di Kukar ).
Cerita tentang beliau, mungkin akan berbeda – beda pada masing – masing person yang pernah bersama beliau, entah itu sama – sama di Pengurusan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Loa Janan seperti yang saya alami, mungkin antara pimpinan dan bawahan. Mungkin antara sesama tetangga. Atau mungkin sesama rekan bisnis. Atau kebersamaan dalam keluarga besar beliau.
Hampir sebagian besar penduduk Loa Duri yang bertakziah di rumah duka saya kenal dengan baik. Mulai dari Mantan Kepala Desa, sesama pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah. Guru – guru SD – SMP dan SMK Muhammadiyah Loa Janan. Para Tetangga. Para pejabat penting di Desa Loa Duri ilir. Pihak Keluarga. Sedangkan dari Pengurus Wilayah Muhammadiyah Kaltim yang hadir seperti        Ir. Amir Hadi, Ustadz Arifin Suparman, Bapak Drs. Wahadi , berserta rombongan yang lain. Semua berdatangan ke rumah duka.
Pada saat proses pengurusan jenazah saya melihat sebuah keindahan yang harmonis tentang kerjasama dua ormas besar di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan NU. Semua tahu kalau yang meninggal adalah seorang tokoh Muhammadiyah loa janan, namun saya melihat dari kalangan NU pun turut membantu bersama – sama warga Muhammadiyah, mulai dari memandikan, mengkafani, bahkan mensholatkan beliau pun di Mesjid milik warga NU. Artinya : Haji Maqbul Jailani, bukan tokoh milik Muhammadiyah saja, namun juga milik seluruh Ummat islam yang ada di Loa Duri – kecamatan Loa Janan.
Kalaupun ada hal – hal yang kurang berkenan bagi orang tertentu selama beliau masih hidup, saya fikir tergantung pada konteks apa ketika hal tersebut terjadi. Karena semua perselisihan, perbedaan pendapat, atau apapun namanya, adalah warna kehidupan.
Salah satu kejadian yang sempat penulis alami antara lain, seperti kejadian “Kasus Talang SMK Mu”. Secara guyon saya bercanda dengan Almarhum. Saya katakan begini waktu itu : “ Pak Haji, saya tidak mau pas kita di tanyai di dalam kubur, salah satunya adalah masalah Talang Atap SMK Mu yang bikin resah.” Saya dan beliau ketika itu tertawa terbahak – bahak.
Apapun ceritanya, mudah – mudahan perjalanan beliau menuju Rahmatullah dilapangkan oleh Allah, dimudahkan kalau perlu diringankan. Kami yang ditinggal, mudah – mudahan masih bisa melanjutkan perjuangan beliau memakmurkan Islam, khususnya Muhammadiyah di Loa Janan.
Kamis, 26 Mei 2016. The Loa Ranten Village.


Selamat Jalan Pak Haji Maqbul Jailani