Rabu, 05 Juni 2013

DEMI TUHAN



Demi Tuhan-nya Arya Wiguna demikian terkenalnya di Indonesia. Sampai - sampai Arya Wiguna sendiri menjadi Artis terkenal karenanya. Demi Tuhan-nya Arya dibuat macam - macam oleh para creator rekayasa video dan di upload ke Youtube.com. kalau anda ketik key word : Demi Tuhan Arya Wiguna. maka akan muncul berbagai versi video Arya Wiguna. Mulai dari versi asli, versi nyanyi, versi orang barat, versi orang ngamuk, versi kucing kaget, versus warkop DKI, dan banyak lagi.
tapi disini saya sama sekali tidak akan membahas kasus perseteruan Arya Wiguna dengan Eyang Subur-nya. Namun saya lebih membahas tentang " DEMI TUHAN"-nya itu.
Kalimat tersebut telah digunakan oleh manusia sejak zaman engkong sampai zaman eyang subur. kalimat tersebut juga telah dipergunakan oleh berbagai ummat, berbagai suku bangsa, ideologi, aliran, ajaran, dan faham - faham yang beraneka macam.
kalimat tersebut telah dipergunakan dalam berbagai macam kepentingan. Ada sebuah Agama, atas nama Demi Tuhan, membasmi Agama lain.  Ada sebuah bangsa, atas nama Demi Tuhan, membasmi bangsa lain. Menyerang negara dan bangsa lain mengatasnamakan Demi Tuhan. Ada juga negara  menjajah negara lain atas nama demi Tuhan.
begitu paranoidnya kita, sampai - sampai begitu seringnya kita mempergunakan kalimat tersebut. begitu seringnya kita mendengar kalimat tersebut di pemberitaan baik media cetak maupun media digital. " Demi Tuhan, saya tidak pernah korupsi." Demi Tuhan saya tidak kenal sama yang namanya .......... ( tersangka korupsi )" Demi Tuhan bukan saya pemerkosanya." Demi Tuhan bukan saya yang menipunya." Demi Tuhan bukan saya yang mencurinya." Dan banyak lagi.
seorang Peneliti Barat pernah menemukan fakta bahwa : " Ternyata semua kata, kalimat dan ucapan yang dikeluarkan oleh manusia ternyata tidak lenyap. semua kata, kalimat dan ucapan yang dikeluarkan tersebut ternyata naik keatas dan memenuhi angkasa. terus menggema kemana - mana, berputar - putar di angkasa, selama - lamanya."
berdasarkan temuan tadi, barangkali jika ditemukan alat yang bisa menghitung berapa kali kalimat "DEMI TUHAN" dikeluarkan oleh manusia dengan berbagai macam bahasa dan dialek, maka akan ditemukan dalam jumlah yang banyak. bahkan sangat banyak.
mengapa dengan mudahnya kita bersumpah atas nama Tuhan untuk menyembunyikan kebohongan kita? mengapa dengan mudahnya kita mengatasnamakan demi Tuhan untuk mem-validasi tindakan jahat kita. mengapa dengan mudahnya..........
tidakkah kita menyadari konsekwensi dari kalimat tersebut? Ingat, jika kita bersumpah mengatasnamakan Tuhan, dan ternyata tidak benar, maka anda pasti tahu dong apa balasannya ????
jadi kesimpulannya : Tolong dong, jangan terlalu banyak bersumpah mengatas-namakan Demi Tuhan. berhati-hatilah anda bersuara, mengeluarkan kalimat dan kata - kata bohong, mengarang - ngarang dusta. karena semua suara, kalimat dan ucapan yang dikeluarkan oleh manusia tidak akan lenyap, tetapi justeru terekam di angkasa luar yang luasnya sampai hari ini, belum ada satu orang pun yang bisa memperkirakan luasnya. Demi Tuhan...... Demi Tuhan.... na na na saya ketularan Arya Wiguna.
Tengah Malam di Loa Janan, 5 Juni 2013



Eforia Kelulusan SLTA



Sebagian besar siswa – siswi yang baru lulus akan mengalami eforia. Begitu girangnya karena lulus, mereka sudah tidak memperhatikan lagi rambu – rambu larangan. Entah itu larangan orangtua, guru ataupun larangan polisi. Bagi mereka lulus berarti bebas dari kungkungan sekolah. Artinya baju dan celana sudah selayaknya dirobek – robek, ditulisin, di tanda tangani, disemproti menggunakan cat pillox / deco. Habis itu siswa – siswi saling berpelukan dan berciuman. Bebas lepas. Habis itu rombongan / konvoi mengendarai motor keliling kemana – mana. Semua jalan ditelusuri, bikin macet jalanan. Tidak perduli pengendara lain geleng – geleng kepala. Tidak perduli sama sumpah serapah masyarakat. Pokoknya bebas.
Dan itulah yang dialami oleh sebagian besar siswa – siswi kita yang baru saja lulus tahun 2013 ini. Tahun dimana Ujian Nasional penuh dengan carut – marut pelaksanaannya. Jadi wajar saja, kalau para siswa – siswinya juga amburadul.