Gara – gara hobby membaca komik
dan novel – novel ketika masih remaja, akhirnya mendorong saya memiliki hobby
menulis. Awalnya saya rajin menulis di buku diary. Hampir setiap hari saya
menuliskan berbagai macam pengalaman dan fikiran – fikiran saya pada hari itu.
Dan pada akhirnya kebiasaan menulis tersebut melekat hingga sekarang. Jika
dalam satu hari saja tidak menulis, rasanya ada sesuatu yang gatal di rambut
saya. Sampai saya menuliskan apa yang ada di dalam kepala, barulah rasa gatal
tersebut hilang ( itu cuma sekedar sebuah perumpamaan ).
Jika para Nabi mendapat Wahyu. Jika
para penulis media cetak biasanya mendapat Ilham. Nah, kalau para blogger (
para penulis blog ) biasanya mendapat “Flash”. Bedanya para penulis dengan para
Nabi adalah : “ Kalau para Nabi mendapat Wahyu kebenaran dari Tuhan Semesta
Alam, maka para Penulis mendapat Ilham, biasanya tidak tahu dari mana. Jika isi
ilhamnya bagus – bagus aja ( mungkin dari Tuhan ), namun jika isi ilhamnya
mengandung “Unsur Kejahilan” maka bisa dipastikan dari mana tuh Ilham datang (
pasti dari Bapaknya si Jahil ). Sedangkan Blogger biasanya tergantung dari mana
datang “Flash”. Biasanya habis melihat apa atau kejadian apa? Atau ketimpuk
apa? Maka barulah seorang blogger mendapat “ Flash”. Cuma kadangkala ya itu,
karena blogger masih saudara sama penulis media cetak biasa, maka penulis
blogger juga ada yang “Baik” dan ada juga yang “ Jahil”. Hanya saja
kejahilannya sudah lebih canggih dan bisa diistilahkan dengan istilah
“Kejahilan Digital”. Contohnya ? ngirim e-mail ( surat electronic ) dalam jumlah
ribuan ke alamat e-mail orang lain. Atau perang tulisan di media blog atau
situs social tentang sebuah tema.
Yang jelas dunia tulis menulis
sudah tidak seperti yang dulu. Jika anda masuk ke Toko Buku. Maka anda akan
menemukan ratusan, ribuan buku yang ditulis oleh para penulis. Namun tahukah
anda ? Jika semua buku yang ada dalam toko buku, akan dengan mudah kita
download dari internet ? Artinya : dengan ditemukannya teknologi canggih berupa
computer atau laptop, ditemukannya alat komunikasi berupa handphone,
ditemukannya alat informasi yang canggih melebihi radio dan televise yaitu
media internet, maka lahan menulis bagi para penulis sudah sangat terbuka
lebar. Seorang penulis bisa menulis apa saja sebebas- bebasnya. Menulis dengan
sekarepnya ( sepuas dirinya sendiri ).