Selasa, 17 Juni 2008

Selamat Jalan Mbak Sulis

Sebuah sms mengagetkan saya, sms itu bukan nyasar ke Hp saya tapi justeru masuk ke Hp Mas Roliansah, isinya cukup mengagetkan : Mbak Sulis bersama anaknya meninggal dunia. saya terkaget - kaget, mengingat selama ini yang saya tahu Mbak Sulis belum menikah. ternyata memang saya yang kurang informasi. saya adalah orang yang barangkali kurang memperhatikan teman - teman dimasa lalu saya. sampai - sampai saya tidak tahu. Justeru yang kulihat adalah jasad Mbak yang diturunkan keliang lahat.
Mbak Sulis dan saya sama - sama aktif dulu di IMM STIEM dan PC IMM Samarinda. Beliau adalah seorang Immawati yang kurang banyak bicara, tetap lebih banyak berkerja. beliau lebih akrab dengan Candra Ivony ( isteri saya sekarang ) ketimbang dengan saya. namun kami sering ketemu jika ada kegiatan - kegiatan kemahasiswaan.
Beliau menurut saya adalah sosok muda yang termasuk berhasil. Dari masih Mahasiswi saja sudah kelihatan sekali kemandiriannya. Ketika saya masih sering minta uang sama Mama, Mbak Sulis sudah bisa memproduksi uang sendiri.
Meninggalnya beliau pun cukup mengagetkan. Isteri dan anak - anakku kubawa semua untuk menyaksikan seorang Syahidah dikuburkan. Semoga beliau mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah bagi kaum Perempuan yang meninggal karena melahirkan yaitu Surga. Selamat Jalan Mbak, semoga keluarga yang ditinggalkan bisa bersabar dan tabah.
Samarinda 14 Juni 2008
Kuburan Muslimin Sempaja
Ada pertanyaan anak saya yang cukup mengusik hati :
"Bah kenapa bapak enggak pakai sandal masuk kekuburan ? "
"Kita harus menghormati tanah perkuburan, ini kan seperti rumah kita"
"Lalu kenapa om - om itu tidak melepaskan sepatunya." tunjuknya kepada orang - orang yang mengitari kuburan Mbak Sulis.
Saya hanya terdiam...... apakah mereka lupa atau tidak tahu ????????????