Selasa, 30 September 2008

MUDIK KE TARAKAN


Tahun ini sebenarnya saya tidak berencana kemana - mana. bahkan dengan sinis saya melihat eforia mudik para tetangga dan orang orang disekitar kami. saya fikir ngapain capek - capek berdesakan dan berebutan menaiki bis, naik kapal, kereta atau apalah namanya. semuanya seolah - olah berlomba - lomba pingin cepat pulang mudik. bahkan ada tindakan kriminal seperti merampok dan membunuh hanya dalam rangka mau mudik kekampung. para wts berkerja double gardan hanya dalam rangka menyiapkan uang lebaran untuk dikampung. namun semua sinisme itu tiba-tiba musnah bagaikan bongkahan es yang tersinari cahaya matahari.

sebuah sms dari mama suatu hari masuk kehandphone-ku. Ia kepingin tahun ini kami sekeluarga bisa berkumpul di Tarakan. Karena memang aku sudah nyaris 5 tahun tidak pernah Ke Tarakan.

dan pada tanggal 27 September 2008 aku memutuskan untuk memboyong keluargaku ke Tarakan. Dengan menumpang sebuah Minibus jurusan Samarinda - Berau dengan harga tiket 150 ribu, jadilah kami meluncur. berangkat jam 1 siang, jam 6 sore kami tiba di Sangatta Kutim, setelah makan malam ( dengan budget 75 ribu - 2 porsi, sebel juga sih ) kami kembali meluncur.

sekitar jam 11 malam tiba di Desa Wana sari Muara wahau. Disini agak lama beristirahatnya, berdasarkan pengalaman sebelumnya aku enggak mau kecele soal makanan, dengan tanya tanya sedikit barulah kami berani makan. itu pun cuma makan bakso.

Setelah itu kami kembali meluncur, jalanannya mamamia, berlobang - lobang, berjerawatan, bisulan, dan apa lagi ya istilahnya rusak berat dech.

Setelah mengalami perjalanan yang penuh cobaan hidup tadi, tibalah kami di Terminal Berau tepat jam 9. setelah makan bakso dan soto, tepat jam 10 kami kembali melanjutkan perjalanan ke Tanjung Selor Bulungan dengan minibus ( budget 60 ribu ). Jam 2 tiba di Tanjung, langsung naik longboat ke Tarakan. Persis jam 6 kami tiba dirumah Bunda. Ya Allah capek deh. Inilah namanya mudik......