Senin, 07 Oktober 2019

CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT BAGIMU


CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT BAGIMU
By Muhammad Yusni MS
Memang kehidupan di dunia ini begitu indah. Segala kenikmatan ada dimuka bumi. Telah Allah ciptakan itu semua untuk kebahagiaan makhlukNya. Namun Allah juga tidak ingin manusia terlena dengan gemerlap dan keindahan dunia, manusia pun diberi kewajiban untuk mempersiapkan diri menghadapi akhirat. Ibarat baterai, manusia pun diberi batasan dalam hal hidup dimuka bumi. Namun masing – masing manusia diberi life time yang berbeda – beda. Caranyapun berbeda – beda. Ada yang baterainya habis dengan sendirinya. Ada yang dijemput paksa. Ada yang menyetop sendiri baterainya. Ada juga yang disebabkan oleh kerusakan pada system biologisnya. Semua itu adalah caranya Allah lewat Malaikat Maut. 
Untuk itu, kita selaku manusia jangan hanya sibuk mencari nafkah hidup, jangan hanya sibuk bersenang – senang. Namun kita juga harus beribadah kepada Allah 5 kali sehari, tujuannya adalah untuk menambah bekal kita di akhirat kelak. Begitu pula dengan amalan – amalan lain seperti mengaji, berpuasa, berzakat dan naik haji bagi yang mampu. Semua amalan – amalan tersebut jika mampu kita lakukan merupakan sumber – sumber pahala yang akan menambah deposit bekal kita kelak ketika menghadap sang Khaliq.
Harusnya setiap insan beriman seperti itu, namun dibalik itu semua, Allah juga menciptakan makhluk laten yang bernama Iblis berserta setan keturunannya. Generasi iblis ini telah mendapat Hak untuk menggoda, menyeret dan bahkan kalau perlu memaksa manusia dan jin mengikuti langkah – langkah mereka. Tugas mereka adalah jelas / clear, adalah untuk mengajak manusia masuk kedalam neraka yang menyala – nyala. Tugas utama mereka adalah mencari teman sbanyak – banyaknya dari kalangan manusia dan jin untuk sama – sama menikmati Azab dan wisata Api menyala – nyala untuk kalangan para pendosa. Tidak akan ada yang lepas dari godaan dan ajakan mereka ini termasuk penulis sekalipun.
Adalah suatu yang sangat merugikan, kalau kemudian kita yang sudah tahu akan bahaya ancaman ini, malah dengan mudahnya terseret, bahkan ikut dengan sukarela. Memang tidak mudah hidup di zaman ini. Zaman Edan yang telah diramalkan oleh Nabi Muhammad Junjungan kita semua, bahwa akan datangnya zaman edan. Zaman dimana tanda – tanda akhir zaman yang mulai mendekat. Insan muslim sangat dengan mudahnya tergoda dan terlena dengan berbagai macam kenikmatan dan godaan dunia. Pantas saja Allah menyuruh ummat Islam Sholatnya lima kali dalam sehari. Artinya kita lima kali bersyahadat dalam sholat. Barangkali diantara jam – jam kita hidup dalam sehari – hari kita telah kafir tanpa sengaja. 

KAUM PENULIS DAN KONSEKWENSINYA


KAUM PENULIS DAN KONSEKWENSINYA
By Muhammad Yusni MS
Samarinda, 29  September 2019
Kamu kira enak menjadi seorang penulis itu ? Menjadi seorang penulis itu adalah sebuah pekerjaan yang memiliki beban dan tanggung jawab yang besar. Sebuah tulisan bisa membuat orang menjadi baik, menjadi buruk atau bahkan bisa pula menghancurkan sebuah Negara. Konsekwensi itulah yang akan kamu tanggung jika kamu ingin menjadi penulis.
Sejak zaman dulu jabatan penulis menempati posisi yang penting. Para raja, Kaisar, Sultan bahkan pemimpin yang kejam, memiliki barisan para penulis khusus. Mereka khusus menulis surat – surat yang akan dikirim oleh para raja kepada sesama raja atau kepada para bawahannya seperti gubernur, adipati dan rakyat yang dituju.
Bahkan di zaman Nabi Muhammad pun memiliki barisan para penulis yang khusus mencatat wahyu yang diturunkan Allah kepadaNya. Setiap ada turun wahyu para sahabat yang berstatus penulis akan segera menuliskannya di media – media yang bisa ditulis. Misalnya daun, batu atau papan kayu. Karena zaman itu belum ada kertas.
Karena adanya kaum penulislah, banyak buku – buku yang kemudian diperbanyak dan menyebar keseluruh dunia. Sehingga ilmu pengetahuan pun bisa menyebar kemana – mana. Wajar saja Allah dalam salah firmanNya : Nun Walqolami Wamaa Yasthuruun. ( demi pena dan apa yang ditulisnya. Begitu pentingnya posisi para penulis ini.
Oleh karena itu, kalangan luciferian ( para pengikut iblis Lucifer ) pun sangat memperhatikan yang namanya media tulis dan penulisnya. Merekapun bergerakmenguasai semua media cetak dan elektronik yang ada didunia ini, untuk menyebarkan dan mendokrinasi manusia lewat tulisan – tulisan.
Di tambah zaman kini dengan kelahiran internet, maka serbuan – serbuan dalam bentuk tulisan yang menyesatkan, mengaburkan dan mendoktrin manusia lebih mudah lagi.banyak bermunculan web – web luciferian yang sengaja di kemas dan di percantik, agar manusia dengan mudahnya mengutip dan mensharenya dengan mudah lewat medsos dan sejenisnya. Maka menyebarlah semua doktrinasi – doktrinasi, semua kebohongan – kebohongan, semua kepalsuan – kepalsuan. Yang semua itu menjauhkan manusia dari Tuhannya. Menjauhkan manusia dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Esa. Mereka merencanakan makar kepada Tuhan, maka Allah pun akan membalasNya.
Lewat media yang sama, para pendakwah islam, para juru dakwah islam, para pembela islam, juga menyebarkan tentang keagungan Allah, tentang kekuasaan Allah, membongkar makar dan konspirasi para luciferian. Dengan bersemangat mereka membuat content - content yang keren lewat youtube, facebook, twiter,instagram, dll.
Semua itu tidak terlepas dari tangan para penulis. Itulah saya katakan tadi alangkah berbahayanya jabatan penulis. Di tangan merekalah sejarah manusia dituliskan. Baik sejarah masa lalu dan masa depan.


Kamis, 16 Mei 2019

Riak Ombak Reformasi 98 di Samarinda

Jumat, 13 November 2015


Draft Buku Blog : Riak Ombak Reformasi 98 di Samarinda

KATA PENGANTAR
Sebuah buku blog tentang catatan saya mengenai suasana dan eforia reformasi 98.
Jika anda tanya saya siapa ? Saya Nothing..... bukan siapa - siapa. Saya hanya seseorang yang kebetulan berada di tempat yang salah dan terlibat sebagai pengamat, pelaku dan pencatat. Tapi itu semua bukan kemauan saya.

Jika anda tanya, apa anda seorang reformis ? Saya jawab bukan.
Saya hanyalah sebutir pasir di kaki Amien Rais dan teman - teman. Saya hanyalah seorang Mahasiswa kucel yang pusing dengan kuliahnya dan memanfaatkan waktunya untuk ikutan demo sana - sini menggoyang - goyang kursi ORBA. Just it. terserah anda mengenai saya.
Serah terima kepengurusan
SEMA STIEM dari
Kanda Ahmad Aznem
ke Safwan Halim Periode 1997 / 1998

Kamis, 14 Maret 2019

PEMILU 2019 The Medsos Of War



Negeri ini sudah berkali – kali mengalami berbagai macam persoalan. Semenjak merdeka pada tahun 1945, telah berulangkali mengalami pergantian pucuk pimpinan. Mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ. Habibie, Gusdur, Megawati, SBY dan saat ini Jokowi. Peralihan kekuasaanpun melewati beragam cara dan intrik politik. Bangsa kita pun telah berkali – kali tercabik – cabik bendera persaudaraannya. Bangsa kita telah saling berkelompok – kelompok dan bergolong-golongan.

Apa yang di alami oleh Neno Warisman baru – baru ini, pernah juga di alami oleh para aktivis penggiat demokrasi di zaman dahulu. Saya tidak perlu menceritakan semua kejadian yang tentunya telah anda ketahui semua.

Kalau sudah mendekati Pilpres itu biasa saling menghujat, saling sindir dan saling membuka aib lawan. Intinya bagaimana membangun Pencitraan di Mata Masyarakat Pemilih. Di Era milineal ini semua riak – riak perseteruan itu tidak hanya lewat Media cetak dan media televise saja, namun paling terasa merambah adalah di dunia Maya. The Cyberspace. Perseteruan itu sangat kentara dan terasa di Medsos. Entah itu menggunakan Facebook, Twitter, Instagram, dan sejenisnya. Saling lempar hujatan dan tanggapan para netizen itu lebih cepat daripada per nano detik.

Yang saya sayangkan, teman – teman sudah tidak menunjukkan bahasa – bahasa yang santun dalam menulis status, komen dan tanggapan. Selalu terpancing dengan emosi. Saya fikir sih wajar saja kalau kelompok pendukung suatu calon menuliskan kehebatan barang jualannya. Kita pun begitu. Namun sayangnya ketika sebuah pernyataan dibuat, tanggapan dan komen pun berhamburan, baik yang pro dan kontra. Nah kalau tidak senang di koment, ya dimatikan saya tools komennya. 



DILEMA SAMPAH


Dengan kian meningkatnya konsumerisasi di Masyarakat Modern sekarang ini, jumlah penggunaan pembungkus baik kertas, plastic dan sejenisnya juga meningkat tajam. Penyumbang terbesar sampah antara lain adalah pembungkus makanan dan minuman. Apalagi jika berbahan plastic atau bahan yang tidak mudah diurai oleh alam. Teluk Jakarta adalah salah satu bukti nyata ketika kumpulan sampah menumpuk dan menjadi lautan sampah. Sampah adalah penyebab terjadinya banjir. Sampah juga penyebab maraknya penyakit. Sampah adalah punca utama penyebab berbagai dilemma di masyarakat.
Di samping itu juga sampah adalah sumber penghasilan ratusan orang yang berprofesi sebagai pemulung. Bagi kita sampah adalah pengganggu lingkungan, maka bagi para pemulung, sampah adalah surga.
Dalam sebuah kesempatan saya pernah berkesempatan berbincang – bincang dengan seorang pemulung. Untuk penghasilan perhari saja mereka bisa mendapatkan uang antara Rp. 300 ribu sampai Rp. 600.000,- dari berbagai macam tumpukan sampah. Mulai sampah gelas plastic dan botol plastic, Kardus, besi tua, aluminium dan sampah makanan. Sudah kerjanya santai, modal alakadarnya. Rata – rata pemulung cukup bawa gerobak. Bisa di dorong, bisa di tarik pakai motor. Biasanya yang agak besar pendapatannya adalah pemulung yang menggunakan kendaraan motor. Karena pergerakannya lebih luas dan cepat.
Setiap bak sampah yang ada di kota, biasanya sudah ada penunggunya. Jadi bukan hanya pohon tua yang ada penunggunya. Bak sampah pun ada penunggunya. Bahkan ada yang bermukim di samping bak sampah. Jadi biasanya kalau sudah ada penunggunya, maka pemulung yang berkendaraan, biasanya keluar masuk komplek perumahan. Kalau kebetulanm ada yang lagi bongkar – bongkar gudang, maka mereka akan mendapat rezeki nomplok. Bahkan pemulung berani membeli dengan hitungan perkiloan. Untuk gelas dan botol plastic, perkilonya dihargai Rp. 1500,-, kalau kardus agak lumayan sekitar             Rp. 2000/Kilo. Begitu pula besi dan aluminium dihargai Rp. 3000 / kilo. Nah, jika sudah terkumpul baru di jual ke para tengkulak sampah dengan harga 2 kali lipatnya. Jadi wajar saja kalau dalam sehari bisa mendapatkan Rp. 300 ribu sampai Rp. 600 ribu perhari.
Nah jika kita hitung lagi Rp. 300 ribu x 30 hari = Rp. 9.000.000 / sebulan. Ini lebih besar dibandingkan gaji PNS di Kaltim golongan III sekitar Rp. 4.000.000,- / bulan. Mendengar hitung2an begitu saja sudah mencengangkan.
“Apalah artinya saya dibandingkan dengan pegawai negeri, pak.”
“Lho, justeru harusnya bapak merasa bangga, karena gaji bapak lebih besar dibandingkan mereka.” Jelas saya dengan bersemangat. “ Yang penting kita pandai bersyukur, Insya Allah akan menambah kenikmatan tersebut.”

Dilema Sampah Harian


Banyak orang tidak tahu betapa beratnya tugas sebagai tenaga kebersihan. Apalagi areanya luas seperti sekolahan. Sampah yang banyak dan menumpuk. Terhambur kemana – mana. Itu sangat sulit dibersihkan. Sudah pekerjaan yang berat, gajinya juga tidak sesuai dengan berat kerjanya. Sehingga mengakibatkan kebersihan tidak bisa maksimal. Idealnya sekolah dengan luas 3 sampai hectare, memerlukan tenaga 5 sampai 7 orang agar benar – benar maksimal dalam membersihkannya. Contoh seperti di Sekolahan kami SMK Negeri 6 Samarinda, dengan luas hampir 5 hektare. Harusnya tenaga kebersihan kisaran 6 sampai 10 orang, barulah kebersihan bisa maksimal.
Kondisi akan diperparah lagi, jika ada pelaksanaan event – event tertentu di sekolah. Maka tingkat limbah sampah juga meningkat tajam. Sayangnya. Tenaga kebersihan dengan jumlah hanya bertiga, sehingga kebersihan pun tidak maksimal.
Untuk pola di sekolah, limbah sampah juga bersifat terus menerus. Pagi – siang – sore, terus berkelanjutan tiada henti. Sehingga, jika pagi sudah dibersihkan, maka hanya dalam hitungan beberapa jam saja, maka sampah baru akan muncul. Apalagi jika kita mengikuti perhitungan survey tentang produksi sampah, maka setiap orang dalam satu hari menghasilkan sampah sebesar 1,5 kilo. Jika kita kalikan jumlah siswa sekitar 1000 orang. Maka silahkan kali aja 1000 orang x 1,5 kilo = 1500 kg. wow ….

NASIB TUKANG OJEK PERSIMPANGAN


Anda menunggu orang lain merubah hidup anda? Sampai kapan anda menanti ? Sampai memutih rambut dikepala anda ? Atau sampai ajal menjemput kita ? Saya dulu juga sempat berfikir hal yang sama. Saya menunggu kehadiran seorang kaya raya dan merubah hidup saya. Saya tunggu setiap hari, setiap bulan, bahkan setiap tahun. Saya jalani hidup dengan berharap munculnya orang tersebut. Namun yang ditunggu tak jua datang. Kalaupun ada yang datang, hanya bicara PHP dan PHP saja. Saya di-bunguli dan di waluhi saja. Sampai pada akhirnya ada seseorang yang membisikkan di telinga saya, “bahwa nasib sebuah kaum tidak akan berubah, kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya.”
Saya pun tersentak kaget, bagaikan bangun dari mimpi. Kini usia saya sudah 45 tahun, namun kehidupan saya masih seperti ini. Hidup dalam kesusahan dan serba pas – pasan. Pekerjaan saya menjadi tukang sapu di sebuah sekolah bonafid, tetapi gajinya masih di bawah standar. Jadi gaji yang ada serba pas dan bahkan kurang. Sementara isteri satu orang dan anak sudah 4 orang. Semuanya masih sekolah dan masih diberi makan. Untungnya yang anak sulung saya sudah lulus dan mendapat kerja di sebuah warung makan. Sudah punya gaji sendiri. Dan kadang bisa bantu kasih uang untuk ibunya.
Rumah masih menyewa dengan orang lain. Kendaraan yang dipakai masih motor pinjaman. Begitulah nasib saya. Kadang untuk menambah pemasukan, saya juga menjadi tukang ojek tradisional dipersimpangan. Ya cukuplah untuk tambahan, walau masih serba kurang. 
Apalagi menghadapi maraknya Ojek Online, maka kami para Ojek Tradisional mulai tersingkir dan terkalahkan oleh kehebatan canggihnya teknologi. Tapi saya nggak kurang akal, saya lalu membagikan nomor hape saya sama para langganan, sehingga ketika pelanggan saya perlu ojek, bisa langsung telpon saya. Untuk supaya mereka lebih tertarik, tarif jarak jauh dan dekat saya kasih harga saya yaitu : Rp.10.000. kalaupun mereka pengen nambah, ya silahkan. Namun saya tidak melayani orang – orang yang tidak saya kenal. Mengingat banyaknya para manusia psikopat..

Al Goritma kehidupan


Umur itu tidak berbekas, alias tidak kelihatan. Kegiatan kita sehari – hari yang berjalan tanpa terasa, tanpa ada peringatan. Semuanya berjalan sebagaimana berjalannya jam waktu. Sedangkan usia kita terus bertambah, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam berjalan terus. Terus. Terus............ tanpa kita sadari kita sudah tua dan sakit – sakitan, terus meninggal.
Selama perjalanan waktu, banyak hal yang terjadi. Perjalanan dan nasib manusia adalah masing – masing berbeda, walaupun sebenarnya pokok permasalahannya sama, atau sifatnya hanya pengulangan – pengulangan yang telah dialami oleh orang lain. Pengulangan yang sama telah terjadi dari jaman dulu hingga jaman sekarang. Maksudnya ? Ya setiap manusia akan mengalami fase – fase yang sama, yaitu : Lahir – besar – dewasa – tua – sakit – lalu mati. Atau lahir – besar – dewasa – menikah – punya anak – lalu menikahkan anaknya – lalu mendapat cucu dari anaknya – lalu tua – sakit dan meninggal. Apakah semua itu terdengar familiar. Ya semua itu akan kita alami dan kita lalui. Ibarat bahasa dunia teknik digital disebut dengan Algoritma kehidupan.
Lalu mengapa nasib manusia  berbeda – beda. Ya itulah disebut dengan simpangan – simpangan Algoritma. Nasib manusia berbeda itu tergantung ikhtiar dan tulisan takdirnya. Semisalnya begini.
A.      Udin lahir di keluarga orang kaya dan mampu. Hidupnya penuh kemewahan dan gemerlap harta. Semua impian ia bisa raih. Sekolah di sekolah favorita, kuliah di kampus ternama, bisa beli mobil sport mewah, tiap hari pesta pora. Ketika dewasa mendapat warisan perusahaan dan harta berlimpah.
B.      Nanang lahir di keluarga miskin dan melarat. Kira – kira menurut anda, apakah Nanang akan sama kehidupannya dengan si Udin ? Jelas beda dan jauh sekali.
C.      Sedang Toyyib lahir di keluarga sederhana namun ulet bekerja, sehingga ketika dia dewasa, ia pun kaya raya. So menurut anda apa yang terjadi ?
Lalu apakah kita akan menyalahkan Tuhan, ketika nasib kita jatuh melarat karena perbuatan kita sendiri ? Apakah kita menyalahkan Tuhan, ketika kita kehilangan segala – galanya ?
Jawab Allah, “Aku tergantung pada dugaan hambaKU.”
25/11/2018 – Tani Aman – Samarinda




Jumat, 08 Februari 2019

Nafsu menulis

Sebenarnya nafsu saya untuk menulis sangat tinggi. Namun karena kesibukan sehari - hari yang cukup tinggi dan terkadang muncul sifat malas saya, sehingga saya agak jarang menulis. Dalam menulis saya juga tidak mengkhususkan diri, semua hal saya tulis dengan bebas tanpa hambatan. Dan saya juga kini nggak khawatir seandainya tulisan saya tidak diterbitkan pihak media. itu karena media blog saya ini adalah milik sendiri. sehingga saya bebas menulis seenak udelnya.