Kamis, 16 April 2009

Percakapan Rakyat Kecil Tentang Para Wakilnya

Ketika berlangsungnya proses pencoblosan saya memutuskan untuk memantau dua TPS didekat rumah saya yaitu TPS 9 dan 10. Kedua TPS mulai banyak didatangi oleh warga sekitar. Ada yang berombongan dan ada yang datang sendiri – sendiri. Beberapa kenalan saya menegur dan melontarkan kata – kata, “pusing milihnya, kebanyakan yang dipilih.”

Ada juga yang datang lalu sibuk mengamati papan pengumuman dimana ada foto – foto caleg yang terpampang sebelum memilih. Ada juga yang terkaget – kaget melihat wajah saya. “ Lho mas calon juga, ya?”

Saya cuma mesem – mesem.

Saya amati proses pendaftarannya, masuk bilik suara dan sampai memasukkan kedalam kotak suara. Rasanya memang tidak ada yang salah. Lalu saya ke TPS sebelahnya, juga sama saja.

Kemudian saya menuju ke Warung Mbah, dimana saya biasa nongkrong. Ternyata di Warung tersebut sudah banyak orang. Ada penjaga TPS yang lagi ngopi, ada pemantau pemilu, dan ada pula saksi yang sedang menikmati rokoknya. Semuanya berbaur dan saling bercerita. Beragam topic yang mereka bicarakan. Mulai cerita betapa capeknya nungguin kotak. Ribut – rebut warga yang tidak terdaftar dalam DPT tapi mau mencontreng. Ada yang ditolak surat tugasnya, ada juga yang belum terima uang transport mengawas. Dan sebagainya.

Dari sana tiba – tiba saya sadar mereka semua adalah rakyat. Saya sendiri Caleg, ada yang jadi Penjaga TPS, ada yang pengawas dan pemantau pemilu, ada saksi – saksi, ada pemilih…. Mereka semua ternyata rakyat.

Hari ini adalah hari dimana mereka Rakyat memilih para wakilnya. Mereka memilih orang yang akan mewakili semua kepentingan mereka di gedung DPR. Mewakili rakyat, berarti para wakil itu berkerja untuk rakyat, mereka semua pembantu rakyat. Mereka adalah orang yang kita pilih, orang yang kita gajih lewat uang pajak, mereka yang duduk dikursi DPR intinya adalah para pembantu rakyat.

“ Tapi mas, kenapa justeru banyak rakyat yang dikhianati oleh para wakilnya ? Kepentingan rakyat seringkali kalah dan kandas. Proses pemiskinan, proses pengangguran, proses penggusuran, proses sengketa buruh dan majikan. Proses karyawan dan pengusaha, semuanya yang berada di posisi kalah adalah Rakyat. Rakyat selalu yang kalah dan tertindas, sementara para wakilnya ( tidak semua ) malah berasik masyuk di diskotik dan cafĂ©, ada yang sibuk dengan selingkuhannya, ada yang korupsi dan suap menyuap dengan uang rakyat.

Dimana para wakil itu, ketika terjadi penggusuran dimana – mana ( demi pembangunan komplek mall dan sejenisnya ). Dimana para wakil itu ketika banyak kasus – kasus sengketa antara buruh dan majikan ? Dimana mereka semua itu ?

“ Tapi mas, kenapa kemiskinan dan pengangguran masih banyak dan ada dimana – mana? Bukankah para wakil rakyat itu sudah mendapat amanah untuk memperjuangkan nasib dan kepentingan rakyat ? “

“ Kalau mereka memang wakil kami, kemana saja mereka selama 5 tahun ini ? Kok baru – baru aja ketika dekat pemilu baru muncul dan melakukan kunjungan – kunjungan. Baru melakukan silaturrahim, baru melakukan pengobatan gratis, baru melakukan gotong royong melakukan pembersihan di kampung – kampung. Baru membantu perbaikan jalan – jalan. Baru memperbaiki mesjid dan mushola. Kemana saja mereka selama ini. Orang seperti ini Insya Allah tidak akan saya pilih “ Timpang seorang Bapak Penjual Pentolan.

“Apalagi para caleg baru, parpol baru, apasih yang bisa mereka lakukan untuk merubah system dan kondisi sekarang ? “ Tanya seorang Guru Matematika “ Dengan pengetahuan dan keahlian yang belum jelas, bagaimana mereka bisa melakukan perubahan. Apalagi melihat program dan visi parpol baru yang begitu keren dan mantap. Mampukah mereka melaksanakannya ? “

( Nah yang ini nembak saya. Tapi benar juga tuch katanya ).

“ Kalau saya punya pengalaman buruk dengan seorang wakil rakyat.” Kata seorang ibu muda. “ Waktu itu saya sedang mengendarai motor disebut simpangan. Dan tepat disamping saya ada sebuah mobil mewah dengan kaca gelap. Ketika saya mau membelok, ternyata mobil itu juga mau belok, karena kaget saya langsung menabrak pintu mobil tersebut. Mobil itu langsung berhenti dan keluar seorang lelaki agak gempal dan penampilan perlente sambil marah – marah dan menyumpahi saya,” setan kamu ya, belum tau siapa saya…..!! saya ini Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat!!”

Sombong, tapi kok ngaku wakil rakyat!

“ Seharusnya DPR itu diganti aja dengan Dewan Perwakilan Orang Kaya atau Pejabat gitu. “ Sambung ibu itu kesal. “ Malu saya dengan kelakukan Wakil rakyat, tetapi sama sekali tidak menunjukkan sikap sebagai seorang yang mewakil rakyat. Ini rakyat malah di Setan – setani.”

Saya senyum – senyum kecut.

“ Tapi khan tidak semua Wakil Rakyat begitu khan bu??? “ Tanya saya.” Tidak semua mereka itu sombong dan angkuh. Tidak semua mereka terlibat korupsi dan suap menyuap. Tidak semua mereka melakukan hal yang tidak bermoral. Wakil rakyat juga manusia khan bu???.

Lalu bagaimana dengan Pemilu sekarang ? Kira – kira wakil rakyat seperti apa yang akan kembali ke gedung DPR ?

“Itu mah, hanya Tuhan aja yang tahu.” Sahut seorang ustaz kesal.

KESERAKAHAN YANG MEMBUTATULIKAN


Ketika seorang manusia diberi satu bukit emas, maka ia akan menginginkan bukit emas kedua, dan jika sudah didapatkannya maka ia akan menginginkan lagi bukit emas yang ketiga. Demikianlah sifat manusia. Manusia – manusia yang tidak beriman kepada Allah dan alam akhirat, tidak akan berhenti mengejar harta, menimbun uang dan emas, membeli barang – barang mewah dan menguasai sumber – sumber uang. Orang – orang yang hatinya telah dikuasai keserakahan, maka mata hatinya akan buta tuli. Ia tidak akan perduli lagi dengan lingkungannya. Ia tidak akan lagi perduli dengan orang yang mengalami kesulitan. Tidak perduli lagi dengan keadaan saudaranya sesama manusia.
Bagi orang – orang yang telah dikuasai oleh keserakahan, ia tidak akan berhenti untuk terus menguasai dan menguasai. Bahkan dengan berbagai cara ia akan mencoba merebut apa yang dimiliki oleh orang lain. Merampas dan mengambil hak orang lain adalah kebiasaan yang telah berakar dalam tubuh orang serakah.
Qarun adalah salah satu sample yang telah Allah ciptakan, sebagai lambang orang yang pongah, serakah, kaya raya tapi pelit, suka mengumpulkan harta dan menimbunnya. Sehingga akhirnya Qarun tenggelam kedalam tanah bersama harta yang dimilikinya.
Sifat serakah memang tidak terasa akan tumbuh dalam diri kita. Sifat itu seperti
Virus. Ia menyebar perlahan didalam darah dan daging kita. Tanpa terasa sampai akhirnya kita dikuasainya dan kitapun menjadi salah satu Qarun yang serakah.
Biasanya hanya lubang kubur dan kain kafan yang akan menghentikan keserakahan seseorang. Ketika nafas sampai tenggorokan barulah manusia serakah akan menyadari
Bahwa didunia ini tidak ada yang abadi yang abadi hanyalah Allah semata – mata.
Semoga kita tidak termasuk manusia yang serakah.