Senin, 11 Agustus 2008

Masalah Kemasyarakatan Global

Kita hidup di suatu zaman yang barangkali tidak pernah dibayangkan siapa pun dahulu kala. Kemajuan hidup manusia sudah sangat luar biasa. Kita hidup dimana kenikmatan, kehebatan dan kecanggihan dunia sudah mencapai puncaknya. Manusia telah berhasil memindahkan surga kemuka bumi. Kecanggihan komunikasi, kecanggihan peralatan industri, kecanggihan peralatan multimedia, kecanggihan alat transportasi meliputi udara, air dan darat. Kita sudah mampu melalangbuana keluar angkasa dan memasuki atmosfir DNA. Kita sudah mampu menciptakan bangunan pencakar langit dan ratusan gedung canggih yang mampu menjanjikan kenikmatan penggunanya. Kebebasan juga telah mencapai titik ereksi maksimal. Judi yang liar, prostitusi yang terorganisir, maksiyat online maupun offline, mafia narkoba yang makin hari makin softly mendekati sekitar kita. Semuanya kini menuju satu kata kesempurnaan. Semua sisi kehidupan telah mencapai titik sempurna, baik itu hal yang positif maupun hal negative. Bangunan keluarga sudah tidak utuh lagi. Kita sedang menuju kepuncak. Puncak kejayaan manusia sekaligus puncak kehancuran moral dan tatanan sosial. Sex bebas dan prilaku menyimpang lainnya seperti dilegalkannya pernikahan sejenis dan kumpul kebo. Pembunuhan terhadap janin bebas bagaikan buang hajat dipinggir kali. Apakah manusia telah kehilangan nurani dan akal sehatnya ?

Kemajuan dan kecanggihan hidup moderen telah melahirkan kesempurnaan. Tapi sebagaimana pohon buah apel, dari ratusan apel yang tercipta sempurna, ternyata ada buah – buah busuk yang berjatuhan, ada buah – buah apel yang luarnya sempurna, ternyata didalamnya mengandung ulat – ulat hama. Begitu pula kehidupan ini, banyak korban mulai berjatuhan…….

Manusia yang malang menjadi korban individualistic mengalami rasa kesepian dan kesunyian. Manusia yang hidup didunia modern telah kehilangan tujuan dan merasa tidak berguna. Apatah lagi yang jauh dari agama, maka akan terjerumus kebeberapa pilihan alternative : jatuh jadi budak narkoba dan mati berlahan – lahan ataukah mati bunuh diri baik sendiri maupun berkelompok.

Untuk kelompok pertama yang terjatuh kegelapnya dunia narkoba telah memasuki dunia yang sangat kreatif dalam hal imaginasi. Dunia obat adalah pasangan dari dunia malam, dunia pesta pora, dunia dugem kata anak sekarang. Sebuah dunia pelarian para manusia moderen. Bahkan belum moderen katanya kalau belum merasakan nikmatnya shabu – shabu, manisnya ganja, indahnya narkoba. Ujung – ujungnya tanpa mereka sadari mereka membawa pula keluarga, saudara, teman dan handai taulannya menuju kesengsaraan hidup. Betapa banyak artis kita yang mengalami masa – masa kejayaan kemudian terjatuh lalu masuk kekubangan narkoba dan akhirnya mendekam dipenjara. Berapa banyak remaja dan pemuda yang kehilangan masa depan terbaring dirumah sakit rehabilitasi karena kecanduan narkoba.

Demikian pula soal bunuh diri. Manusia – manusia kesepian ditengah modernitas hidup, manusia – manusia yang kehilangan orientasi hidup. Manusia – manusia yang terjerat kebosanan hidup. Depresi dan stress luar biasa. Akhirnya memutuskan untuk bunuh diri, baik sendiri maupun kelompok. Berapa banyak kita dengar dari belahan dunia kejadian – kejadian unik, seperti satu keluarga yang mati bunuh diri bersama – sama, sekelompok pemuda yang membakar diri, ada yang meminum racun, ada yang menggantung diri dan berbagai macam cara supaya mati. Mati dianggap sebuah jalan paling baik. Apa dikira mati menyelesaikan masalah. Justeru mati bunuh diri adalah sebuah jalan yang hina dan meninggalkan keluarga yang malu dan sengsara menanggung beban seumur hidup mereka.

Lalu apa yang harus dilakukan manusia – manusia normal yang hidup dizaman sekarang ini. Ibarat seorang gadis cantik yang hidup ditengah hutan, sementara disekitarnya banyak binatang buas dan para perampok liar. Seperti itukah kehidupan ini ? Sungguh mengerikan sekali jika itu benar adanya. Namun kita harus melihat fakta, bahwa disekitar kita masih banyak hal positif dan masih banyak orang – orang yang kepingin memperbaiki hidup. Memperbaiki kualitas hidup dengan berbagai cara. Semua yang terjadi sekarang ini adalah sebuah konsekwensi pilihan hidup ketika kita mulai memasuki abad 21. Jadi kita tidak perlu bunuh diri untuk menghindar, kita cukup memakai helm dan jalanilah hidup sebagaimana biasa dan berdoalah semoga kita selamat sampai tujuan.

Karang Asam Samarinda 16 Juni 2008
Penulis adalah seorang Pengamat Masalah Kemasyarakatan Global
Tinggal di Samarinda

PILIH SELINGKUH ATAU POLIGAMI


Maaf kalau tulisanku kali ini agak sedikit ruwet, namun apa yang kutuliskan ini adalah sebuah wacana bola panas.............


Mengapa seorang lelaki cenderung selingkuh ? Karena dorongan nafsu syahwat yang sangat kuat, sehingga mengalahkan akal sehat ataukah ada masalah lain ? Lelaki memiliki kekuatan dan berbeda pandangannya tentang seks. Bagi seorang wanita seks barangkali hanyalah sebuah kewajiban memuaskan suami. Tanpa berfikir mengenai makna dan seni bercinta. Bagi mereka, suami puas ya sudah. Sangat sulit memuaskan seorang perempuan. Terkadang dalam melayani suami mereka ya sekedarnya aja. Begitu selesai mereka kembali kedunia mereka. Dunia mengurusi anak dan rumah tangga. Mereka sama sekali kehilangan seni hidup. Jadi wajar saja kalau kemudian suami merasa kehampaan yang luar biasa. Dan karena kehampaan dan hubungan yang terlalu wajar itulah akhirnya mendorong seseorang untuk mencoba “Menu lain”. Dan sebagaimana bisa diduga, maka banyaklah terjadi selingkuh dimana – mana. Mengapa selingkuh dipilih ? Biasanya ini langkah paling aman dan mengundang tantangan. Misalnya kepandaian menyimpan rahasia. Kepandaian bersandiwara terhadap pasangan masing – masing. Pura – pura keluar kota diakhir minggu. Pura – pura ada acara di Kota A atau B selama seminggu. Dan lelaki sangat pandai membuat sebuah skenario.
Entah siapa yang perlu intropeksi diantara kedua jenis manusia ini. Apakah sang suami yang harus membatasi libidonya ( sementara produk Cement-terus menerus, dan memerlukan penyaluran ) ataukah sang Isteri yang perlu merubah cara pandangnya terhadap seni berumah tangga ( khususnya memahami apa yang diperlukan seorang lelaki). Jadi bukan hanya seorang wanita yang minta dimengerti. Seorang lelaki pun perlu dimengerti.
Biasanya para wanita akan dengan kesal menjawab, dasar kaum lelaki. Apakah kami harus terus menerus melayani nafsu seksnya terus menerus. Sementara lelaki tidak mengenal jam berapa. Kalau sudah mau langsung main serang aja. Kita kan perlu privasi juga. Terkadang ketika seorang lelaki terangsang, khan belum tentu pasangannya sedang mood. Bisa aja sedang tidak mood sehingga bercinta ala kadarnya tadi. Disini diperlukan back up.
Nah, lagi –lagi disini makin terbukti bahwa solusi agama Islam yaitu Poligami menjadi penting. Permasalahan yang dihadapi oleh pasangan – pasangan monogami cukup serius, yang buntut – buntutnya berakhir dengan perselingkuhan ( Zina khan itu ? ) atau berakhir dengan perceraian.
Ternyata Allah itu Maha Tahu, seorang lelaki memang tidak cukup seorang wanita. Oleh karena itu dalam islam diperbolehkan Poligami. Ya itu tadi agar tidak terjadi peselingkuhan diluar nikah ( yang jelas – jelas zina ), dengan adanya isteri lebih dari satu, akan mengamankan pernikahan itu sendiri. Keluarga bisa tetap utuh.
Namun sayang sekali, ajaran Islam tersebut malah dikaburkan dan dibiaskan. Di zaman sekarang ini lewat berbagai media dan Internet. Image terhadap pernikahan Poligami dibuat sejelek mungkin. Sehingga banyak kaum wanita yang ketakutan terhadap pilihan tersebut. Poligami menyebabkan suami terbagi, anak – anak kacau balau, keluarga tidak harmonis lagi, dan banyak lagi. Diajarkan dan ditanamkan kedalam otak pada kaum wanita masa kini tentang sebuah keserakahan. Untuk tidak mengijinkan suaminya dibagi – bagi, si suami murni milik sendiri. ( apa itu tidak justeru mendzalimi orang lain ? ) pertama si Suami sendiri ( Merasa di Monopoli / dibatasi libidonya, sementara isteri memiliki keterbatasan bahkan tidak memahami seni menikah ), kedua : mengakibatkan meningkatnya Usaha Pelacuran. Dikarenakan banyak kaum wanita yang tidak kebagian suami. ( Karena jumlah wanita berjumlah 3 kali lipat dari jumlah lelaki ).
Coba seandainya, setiap lelaki memiliki anggaplah dua isteri saja, maka berapa banyak wanita yang terselamatkan ekonominya. Disatu sisi ada yang membimbing dan menafkahinya.
Barangkali anda berfikir saya adalah pendukung poligami dan lelaki Minded, ya memang benar. Tetapi anda juga keliru, karena saya juga mengakui kalau dikalangan lelaki ada yang bersikap dzalim terhadap kaum wanita. Memang kita mengakui ada beberapa kasus poligami yang justeru mendzalimi wanita. Namun itu harus dilihat dari konteks apa dulu. Barangkali si lelaki memang tidak sholeh alias hanya memanfaatkan momen bolehnya berpoligami, padahal tujuannya memang mau tukang kawin saja atau mau menguasai harta mempelai wanita.
Jadi sekiranya lelaki memang sholeh dan memang niat beribadah untuk menciptakan sebuah keluarga yang baik, mengapa tidak. Barangkali berpoligami lebih baik daripada Selingkuh.

PERNAHKAH KAU MERASA LETIH

Pernahkah kau merasa letih
Dan terduduk lemas ditanah ?
Pernahkah kau merasa lelah
Dan terkapar dalam kesunyian ?
Pernahkah kau merasa jenuh
Muak dan jengkel dengan keadaanmu saat ini

Pernahkah kau merasa marah
Pada dirimu
Pada orang – orang yang menekanmu
Pada orang – orang yang memeras tenaga dan otakmu
Pada orang – orang yang hanya pandai menghisap energimu

Pernahkah kau ditertawakan ?
Pernahkah kau dihina dan dicaci maki ?
Pernahkah kau dikhianati dan ditinggalkan ?
Pernahkah ?

Pernahkah kau merasa dirimu sendiri ?
Pernahkah kau merasa dirimu tenggelam dalam sunyi ?
Pernahkah ?

Jika pernah, itu artinya kamu manusia
Itu artinya manusiawi

Karena hanya manusia
Yang pernah merasa letih dan
Terjatuh lemah ditanah

Tanpa adanya ENERGI dari Illahi
Mungkin kita hanya debu yang berhamburan
Mungkin kita hanya pasir berbisik di tepi pantai


Samarinda, 18 Januari 2005

PEMUDA DI TENGAH ARUS PERUBAHAN


Sepanjang sejarah Bangsa – bangsa besar di dunia, maka peranan Pemuda sangat menentukan sekali. Khususnya sebagai agen perubahan. Pemuda atau bisa kita sebut generasi muda, adalah sebuah generasi yang memiliki potensi yang sangat besar. Dipundak merekalah masa depan sebuah bangsa ditentukan. Kita masih ingat bagaimana para pemuda yang seharusnya belajar, terpaksa turun tangan memimpin bangsa Indonesia didalam merebut kemerdekaan. Bagaimana Pemuda Sudirman terpaksa tertatih – tatih memimpin perjuangan dari dalam hutan. Bagaimana Pemuda Diponegoro memimpin kaumnya melawan Bangsa Belanda. Bahkan para pendekar sejak zaman dulu yang melawan kezaliman penjajah, telah melakukan perlawanan semenjak muda belia.
Pemuda – pemuda di tahun 1960-an yang aktif di kepemudaan, kini adalah para pemimpin – pemimpin Bangsa. Seperti Amien Rais, Akbar Tanjung, Abdurrahman Wahid, Megawati, dll. Terlepas kini ada konflik atau tidak diantara mereka. Toh, kini mereka telah menjadi para Pemimpin.
Lalu bagaimana dengan Pemuda kini ? Ditengah arus perubahan yang sedang terjadi dimuka dunia ini, apakah para pemuda kita telah siap. Apakah mereka termasuk para agen perubahan ? Ataukah mereka hanyut ? Ataukah terinjak – injak ?
Para Pemuda yang terdiri dari berbagai elemen dan latar belakang, tentunya telah dipersiapkan oleh masing – masing organisasi darimana si Pemuda berasal. KNPI sebagai tempat berkumpulnya para Pemuda dan Pemudi yang berasal dari berbagai macam organisasi kepemudaan, sudah sewajarnya menjadi pusat pembinaan lebih lanjut. Disini segala elemen bergabung, saling bertemu dan berinteraksi.
Di tengah arus perubahan, sudah semestinya para pemuda bersatu padu. Bukankah lidi yang dijadikan satu lebih kuat dibandingkan lidi yang sendirian ? Terlepas imej negative yang selama ini menempel dalam nama besar KNPI, maka sudah sewajarnya kita semua yang membenahi secara bersama - sama. Okp yang memisahkan diri dan menjauh, sudah semestinya mengintropeksi diri. Ibarat rumah yang bocor dan tiangnya lapuk, bukan saatnya lagi memisahkan diri, tapi justeru seharusnya membantu memperbaiki dan membenahinya. Karena kita semua, elemen Pemuda adalah bersaudara. Sumpah pemuda telah menyatukan kita semua. Jangan lupa itu.