Kamis, 01 Juni 2017

PERNAK – PERNIK BULAN RAMADHAN

Syukur Alhamdulillah kita semua masih bisa menjalani puasa dengan baik dan tuntas. Semoga kita bisa menyelesaikan 1 bulan penuh. Bulan puasa barangkali hanya milik ummat Islam. Yang mana ketika bulan ramadhan tiba, selalu disambut dengan gembira dan suka cita oleh ummat Islam di seluruh jagat raya ini. Barangkali hanya kaum kuffar dan musyrik saja yang memandang tidak senang dengan kegembiraan ummat Islam tersebut.

Betapa gembiranya ummat ini ketika bersahur. Berkumpul bersama sanak saudara, handai taulan, walau dengan makanan seadanya, namun sahur terasa nikmat sekali. Yang merantau bela – belain pulang kampung, hanya untuk menikmati kembali kegembiraan bulan puasa di kampung.

Harris J, penyanyi lagu Salam yang terkenal itu, dalam salah satu dialognya di sebuah sinetron remaja sempat berkata : salah satu yang kepingin ia rasakan kalau ke Indonesia, adalah : bagaimana rasanya begarakan sahur  ( membangunkan orang di waktu sahur dengan cara keliling kampung ).

Yang lebih menyenangkan lagi pas mau buka puasa. Tua muda, anak – anak, remaja, laki – laki , perempuan, pada ngumpul di mesjid atau langgar, menunggu waktu berbuka puasa. Habis itu dilanjutkan dengan sholat magrib, Isya dan Terawih. Lucunya, walau terawih itu lama dan bikin kaki pegal. Namun tetap saja diikuti dengan riang gembira. Entah apa kah yang mendorong dan membangkitkan semangat tersebut.

Bagi orang diluar Islam, ngapain capek – capek puasa, lalu sholat lima waktu, kemudian di tambah Terawih lagi. Kerjaan yang melelahkan. Namun bagi ummat Islam itu semua dilalui dengan gembira. Bahkan dengan bersemangat sekali.

Tetapi sayangnya, ada saja yang memanfaatkan momen tersebut dengan meledakkan petasan, mercoon, sehingga mengganggu kekhusukan sholat. Belum lagi pencuri sandal yang bergentayangan.
Dan acara puncak semua itu, adalah Hari Raya Idul Fitri. Semuanya bergembira, bersilaturrahmi kesana – kemari. Saling maaf – memaafkan. Saling berkunjung ke keluarga jauh, handai taulan, rekan kerja, pimpinan di kantor, ke rumah para pejabat negara. Bahkan kerumah orang yang sama sekali tidak di kenal.

Anak – anak berkeliling dari rumah ke rumah, mengharap angpao. Betapa bahagianya anak – anak tersebut. Pernah sekali saya tanya sama anak – anak yang habis keliling komplek perumahan. Rata – rata pendapatan mereka perorang sebesar 300 ribuan. Bahkan mereka hafal, rumah mana saja yang ngasih angpao isinya paling besar dan paling banyak. Rata – rata kisaran 20 ribuan, atau 50 ribuan. Tapi rata – rata 5000 atau 10.000 an. Bayangkan saja kalau kita punya anak 3 orang, berarti 300 ribu kali 3, berarti totalnya 900 ribuan. Hi hi hi kalau ini mah pengalaman pribadi. Tapi ya dasar anak – anak. Hanya dalam hitungan menit saja, pendapatan tersebut sudah habis entah kemana.

Namun itulah bulan Ramadhan. Selalu dilaksanakan setiap tahun, dan selalu diikuti dengan gembira oleh ummat Islam. Oleh karena itu, orang – orang yang merantau jauh, entah ke luar pulau atau keluar negara, bela – belain untuk pulang kampung. Berapapun akan dibayar, asal bisa pulang kampung. Oleh karena itu, lihat saja kalau sudah mau dekat lebaran, manusia pada berduyun – duyun pada mudik kampung. Entah pakai mobil, bis, pesawat, kapal laut atau minimal pakai motor. Semuanya berjuang untuk mudik. Entah apa yang di kejar. Hanya Allah Yang tahu dan para pemudik itu. Ada sesuatu yang tidak bisa di jelaskan dengan kata – kata atau kalimat terindah apapun, tentang makna lebaran di kampung. Lebaran di pangkuan keluarga itu adalah hal yang paling terindah.