Saya memiliki salah satu kelebihan, yaitu bisa Tidur sambil duduk. Bahkan sambil ngobrol pun saya bisa tertidur pulas. Dan anehnya perbincangan tetap bisa nyambung dengan baik. Bahkan saya bisa mendengarkan obrolan siapapun sambil tidur. Dan konon kata adik - adik saya yang lain Ibu, yang berkesempatan bisa hidup dari kecil sampai dewasa dengan Abah kami. Katanya saya memiliki keahlian tersebut sama persis dengan Abah saya. Kadangkala sambil duduk nonton di Sofa, ternyata beliau sedang tidur terlelap.
bahkan ketika saya diserahi baju dan celana Almarhum, semua ukuran celana dan baju sama persis, tanpa ada selisih sedikitpun. ibarat produk, maka saya adalah yang paling mirif Abah saya.
Saya adalah ana k yang kurang beruntung, karena sejak usia 10 tahun saya kehilangan sosok seorang Ayah. Bahkan gelar anak yatim pun saya sandang. Karena sejak perceraian orangtua saya, maka saya tidak pernah bertemu beliau lagi.
Sampai suatu hari, ketika saya ke Bontang, dan tanpa sengaja saya bertemu dengan Ayah dan keluarga keduanya.
Lucunya kejadian itu seperti sudah diatur dan ditakdirkan harus terjadi.
Awal kejadian beberapa hari sebelumnya saya berantem dengan "Pacar gelap" saya. Sebutlah Diva namanya. Karena marah dan kesal, saya kemudian naik bis menuju kearah Bontang. Awalnya saya hanya mau membuang Rasa kesal saja. Saya mau lari dari kehidupan saya yang memuakkan ketika itu. Hubungan yang nggak jelas, kondisi ekonomi yang memprihatinkan.
