Sabtu, 02 Desember 2017

SEBUAH BAKAT ATAU KUTUKAN


Penulis M.Yusni

Memang sulit untuk membunuh sebuah bakat yang sudah mendarah-daging. Semenjak aku masih kecil jiwa menulis sudah memang nampak dari betapa seringnya aku menulis di dinding rumah, kertas kosong, kain berwarna putih atau lembaran buku gambar.

Kebiasaan menulispun ketika SD dan SMP kusalurkan lewat kegiatan menulis dibuku agenda harian. Tentang apa saja kutulis. Baik tentang perasaanku saat itu, atau kegiatanku pada hari itu. Bentuk tulisannya bukan hanya sekedar sebuah catatan saja, tetapi terkadang berbentuk puisi atau sajak. Apalagi kalau aku sedang jatuh cinta pada seseorang, sedang rindu pada seseorang atau bahkan sedang benci dengan seseorang. Semua tulisan mengalir begitu saja, bahkan sampai aku sendiri tidak bisa mengendalikannya.

ketika SMP aku sering mengirimkan puisi karyaku sendiri ke Radio Don Boscho Samarinda. Waktu itu aku sering menggunakan nama samaran Pendekar lembah merpati. Banyak puisi yang lahir pada saat itu, namun sayangnya tidak pernah aku arsipkan. Karena memang puisi – puisi lahir dengan spontan begitu saja berdasarkan perasaanku pada saat itu.

Jiwa remaja yang masih galau, mudah patah hati dan risau, itulah aku pada saat itu. Kebiasaan itu terus mengikuti aku sampai aku masuk ke SLTA dan perguruan tinggi. Rasanya kok gatal banget tanganku ini untuk terus menulis dan menulis.


Semenjak aku mengenal dunia Maya ( khususnya sosmed facebook dan Blog ) akhirnya nafsu menulis itu tersalurkan dengan begitu bebasnya. Hampir setiap hari, bahkan hampir setiap jam aku menulis status di facebook. Jika dilihat dari masa keaktifan, saya sudah bergabung di facebook itu sudah sangat lama, begitu pula dengan blog saya yang beralamatkan di www.yoesny.blogspot.com, menjadi tempat penampungan semua fikiran dan perasaan saya.

ANTARA ANAK CUCU ADAM, SYAITAN DAN SMARTPHONE EFEK

Penulis M.Yusni

Pada dasarnya manusia itu memiliki kesadaran yang baik tentang perbaikan kualitas hidupnya. Namun dalam perjalanannya banyak cobaan, ujian dan tantangan yang menghadang. Tapi memang itulah tugasnya para syetan dan iblis untuk menghambat dan melalaikan insan terhadap kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Allah di muka bumi.

Kehadiran manusia yang bernama Adam dimuka bumi adalah untuk memimpin perbaikan kualitas hidup makhluk hidup dimuka bumi. Tapi dasar namanya Syaitan yang masih menaruh dendam kesumat maka ia membuat anak cucu keturunan Adam tersesat. Banyak cara yang dilakukannya, antara lain menggoda Anak Cucu Adam ( ACA ) agar terlena dengan gemerlapnya harta benda duniawiyah, kepada nafsu syahwat dan berbagai macam godaan lainnya. Itulah ACA yang selalu tergoda, bagaikan anak kecil yang selalu tergoda oleh bermacam – macam mainan yang menggoda.

Di zaman kita ini ( tahun 2017 saat saya menulis tentang hal ini ) godaan sudah sangat luar biasa. Dunia teknologi informatika telah memasuki masa – masa keemasannya. Berbagai gadget yang canggih dan memiliki ribuan fasilitas menarik, telah melalaikan jutaaan ACA di muka bumi ini. Mulai bayi sampai kakek nenek semua dikuasai oleh benda yang bernama smartphone. Mata kita asik menatap layar smartphone dimana saja kita berada.

Diruang – ruang public, dirumah, bahkan di ranjang tidur pun, kita tidak pernah lepas dari makhluk yang bernama Smartphone tersebut. Kita telah menjadi zombiephone – zombiephone tanpa kita sadari.

Kita berdoa pada Tuhan lewat Smartphone, kita mengobrol dan bercanda lewat Smartphone, kita berkelahi atau berdebat lewat smartphone, bahkan kita bercanda dengan anak isteri pun lewat smartphone. Semuanya dan tanpa terkecuali ( termasuk yang menulis ini ) telah dikuasai sepenuhnya oleh makhluk yang bernama Smartphone.

Dan syetan barangkali sudah nggak perlu report menggoda ACA lagi.
Sekarang tinggal Anak Cucu Adam, maunya apa ?


Batucermin-28112017