Minggu, 14 Juni 2015

Hidup ini terlalu Singkat Untuk Menikmati Semua-nya

Hidup ini terlalu singkat untuk menikmati semua
Hidup ini terlalu pendek untuk merasakan semua kenikmatan
Karena itu kita harus menentukan mau menikmati apa, dimana, kapan dan dengan siapa …..

Kita harus bijak terhadap waktu dan kesempatan yang menghampiri

Kita harus menyimpan walau sedikit, ketika susu masih mengalir, ketika padi masih berbulir, ketika ternak masih terlahir, ketika ikan masih berenang di air

Karena ketika musim kemarau tiba, tidak ada lagi yang bisa kita tuai, tidak ada lagi yang bisa kita perah, tidak ada lagi bunga yang kita petik…

Saat seperti itu barulah kita sadar, bahwa kita terlalu banyak berfoya – foya, kita terlalu banyak membuang waktu, kita terlalu banyak menikmati semua kenikmatan
Sehingga kita tersuruk kelubang kubur
Barulah kita sadar….

Karang Asam – 28 September 2009


BOLEH KAN MENGENANG MASA LALU


Pernah nggak kamu buka – buka lagi buku agenda lamamu
Pernah nggak kamu kembali ngakak melihat betapa ternyata dulu kamu benar benar jadul
Pernah nggak kamu tertawa terpingkal – pingkal betapa lucunya kamu ketika masih sekolah
Pernah nggak kamu menangis lagi ketika kamu teringat pacar pertamamu
Pernah nggak kamu tersipu malu ketika kamu melihat saputangan dari pacarmu dulu

Betapa haru birunya hati ketika kenangan itu kembali terbentang
Betapa haru birunya hati ketika album masa lalu terungkap lagi

Tapi percayalah padaku,
Jika kamu masih bisa tertawa
Jika kamu masih bisa menangis
Jika kamu masih bisa tersipu
Jika kamu masih bisa terharu biru

Itu artinya kamu manusia biasa

Sama seperti aku
Sama seperti bermilyar orang diatas dunia ini
Namun kebanyakan orang tidak suka ketahuan

Namun kebanyakan orang tidak ingin ketahuan

Jumat, 12 Juni 2015

KEMUNCULAN KOTAK AJAIB

Tahun 1985, aku dan keluarga pindah ke Kota Bontang, yang pada saat itu masih baru memiliki satu buah Tangki. Tangki pertama itu berdiri dengan gagahnya, melambangkan dimulainya pembangunan kota Bontang yang kemudian di kenal sebagai kota minyak dan gas. Tempat pertama yang kami tinggali adalah sebuah daerah yang bernama Brebas Bontang. Hal yang ingin kuceritakan disini adalah bukan masalah kehidupan kami atau suasana Bontang kala itu. Yang ingin kuceritakan disini adalah tentang sebuah tekhnologi canggih diawal – awal kemunculannya. 

Suatu hari Almarhum ayahku membawa sebuah televisi hitam putih dan hanya memiliki satu channel kala itu yaitu TVRI. Dan yang menjadi uniknya adalah, ternyata kami adalah satu – satunya yang kala itu memiliki Televisi. Hampir setiap malam para tetangga ngumpul di rumah kami, menatap penuh ketakjuban pada benda paling ajaib kala itu. Dan aku termasuk makhluk beruntung yang menyaksikan teknologi paling canggih tersebut.

Dan kala itulah perkenalan saya dengan dunia teknologi informatika. Dalam perkembangannya, ternyata televisi termasuk barang laris dan dibeli hampir semua kalangan masyarakat. Baik kaya dan miskin berlomba – lomba memiliki televisi. Apalagi ketika TV kemudian bisa menampilkan warna sehingga Nampak sangat hidup, maka terjadilah kepukauan massal di mana – mana. Sekian lama pula TVRI merajai dunia pertelevisian kala itu. Dimana – mana Nampak masyarakat berkumpul di titik – titik tertentu menonton kotak ajaib tersebut. Apalagi kalau sudah dunia dalam berita. 

Semuanya Nampak tegang mengikuti berita demi berita yang dibacakan.

Ketika kemudian 2 TV swasta muncul dengan konsep baru, RCTI dan SCTV. Masyarakat kemudian makin menggandrungi televisi. Kalau bukan dikatakan tergila – gila.