Jumat, 31 Juli 2009

KESOMBONGAN INTELEKTUAL


Saya selalu teringat apa yang dikatakan dalam Wahyu Pertama yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad. Iqro Ya Muhammad, Iqro Bismika Ladzi Khalaq….. Bacalah Muhammad, Bacalah dengan Nama TuhanMu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Perintah Baca ( Iqro ) adalah sebuah perintah Universal, yang tidak hanya diperintahkan kepada Nabi Muhammad 15 Abad yang lalu saja. Namun berlaku kepada seluruh Ummat ya ada dimuka bumi. Membaca tidak hanya sekedar mengeja, atau memplototi Buku – buku. Namun yang namanya membaca adalah : Membaca yang tersurat dan yang tersirat. Mempelajari Ilmu Pengetahuan, mempelajari Ilmu Botani, mempelajari ilmu Politik, Ekonomi, Sosial, Agama, silahkan…… bahkan meneropong Bintang, Meteor, dan planet serta bintang. Juga silahkan.


Dari hasil nge-Iqro tadi, lalu bermunculanlah para Pakar – pakar Ilmu Pengetahuan yang memahami ilmu sesuai dengan bidangnya. Jika kita lihat ke Negara – negara maju kayak Amerika, Jepang, Inggris, Cina, Malaysia, dan lainnya. Luar biasa banget yang namanya ilmu dan teknologi. Begitu luar biasanya perkembangan Ilmu Pengetahuan Ummat manusia sekarang ini, sehingga kita Bangsa Timur cuman ternganga keheranan . Lalu apakah anda fikir saya lalu mau menceritakan alasan yang sama dengan yang sering diceritakan oleh orang lain.

Sorry, Men… Anda keliru. Biasanya komentar yang keluar jika melihat kehebatan dan kedigdayaan Bangsa lain, aah… itukan sudah pernah dikuasai ummat Islam dahulu……. Waduh….. sampai kapan kita asik tenggelam membanggakan masa lalu dan masa kejayaan yang telah lewat. Ini saatnya kita ummat Islam bangkit. Ini saatnya, ini zaman kita, zaman dimana kita yang berhak mewarnainya. Silahkan ber-Iqra. Carilah Ilmu, kajilah ilmu, kejarlah ilmu, tapi awas…. Jangan lupa sama formula utama : Iqro Bismika Ladzi Khalaq, Jika kita ber-Iqro tanpa membaca nama Allah, maka alamat, apa yang akan mengendon di otak kita adalah sebuah kesombongan Intelektual. Otak Intelek tapi kosong, karena merasa ilmu tinggi sehingga menganggap Allah itu rendah, yang pada gilirannya meremehkan orang lain, meremehkan orang yang pemikirannya jauh dibawah level. Selalu ngganggap orang lain bego dan bodoh. Selalu mengganggap dirinya pintar dan hebat. Apalagi kalau sudah kuliah kemana – mana, udah ikutan berbagai pelatihan Regional, Nasional, dan Internasional, maka orang intelek kayak begini biasanya memiliki kadar kesombongan Nauzubillah Min Zalik….. bukannya kayak Ilmu Padi, makin berisi makin merunduk.

Tapi makin berisi and pintar, makin merasa hebat choy…… benarlah apa yang dikatakan oleh Allah , bahwa tiada berguna ilmu pengetahuan manusia jika tidak bukan untuk mengagungkan Asma Allah. Hancur dan krisis multi dimensional yang terjadi dimana – mana, krisis moral, sosial, ekonomi, kebobrokan mental, adalah bayang – bayang kesombongan intelektual. Barat mempertuhankan Otak Inteleknya, sehingga keagungan Tuhan pun digadaikan di lantai bursa saham, semua isi dunia mau diatur pakai Otak Intelektualnya. Haruskah kita ikut-ikutan ? Setan dan Iblis berlomba – lomba menawarkan kehebatan Otak manusia sebagai Tuhan yang tertinggi. Padahal mereka sedang mengajak kita ikutan ke neraka untuk teman main catur di dasar kawah Neraka Jahanam.

Seharusnya kita jika sudah terkontaminasi kesombongan intelektual ( lebih keras daripada virus HIV atau virus komputer Worm ) segeralah ambil air wudhu, lakukan sholat tobat, sebelum keburu meninggal, keburu ketemu malaikat, malu khan…..Wassalam.
Gejala Penyakit Kesombongan Intelektual :

1.Hidupnya selalu gelisah, bahkan tidurnya pun gelisah.
2.Suka memandang remeh orang lain.
3.Suka menyerang Ide – ide keagamaan yang udah ada bukti kuatnya
4.Suka makan batu dan tanah
5.Suka menjelekin orang laen, apalagi yang ilmunya enggak selevel.
6.Suka membuat – buat Tuhan seperti anak kecil mewarnai lukisan
7.Gila Sinting
8.Matanya melotot melulu
9.Indikasi awal : Lupa Tuhan lalu, Lupa diri, lalu lupa ingatan, lalu lupa daratan, kalau sudah lupa daratan, lupa mendarat dech….

One Day in Your Life


Suatu saat kamu akan menyadari sesuatu, demikian kata Michael Jackson. Entah kapan dan dimana, kamu pasti akan menyadari sesuatu. Ketika pertama kali aku mendengar lirik itu, aku tidak terlalu memperhatikannya. Namun kini di sebuah tengah malam, aku masih terjaga dan duduk didepan Laptop. Aku merasa menyadari sesuatu, bahwa ternyata aku belum bisa merubah hidupku menuju ke kehidupan lebih layak sebagaimana yang telah lama aku impikan. Sampai kini aku masih hidup dibawah telapak kaki orang lain. Aku masih menjadi kacung orang lain, belum menjadi majikan bagi diriku sendiri. Inilah yang kini sedang kusadari. Aku terus menerus memikirkan hal itu. Sehingga malam berjalan bagaikan seorang kakek yang berjalan terseok – seok menuju kearah lembah yang sunyi.
Juli 2009

JEMBATAN MAHAKAM ULU ITU AKHIRNYA SELESAI JUGA


17 Juni 2009, saya mencoba untuk melewati Jembatan Tersebut. Suasana masih terasa lengang dan sunyi ketika saya lewat. Waktu itu masih pukul 2 siang. Yang nampak hanya ada satu dua orang pengendara motor yang sedang melihat – lihat jembatan. Ada juga beberapa orang yang sedang asik memancing. Aku pun berhenti di tengah – tengah jembatan, kemudian dengan kamera handphone 6600 saya mencoba mengabadikan jembatan tersebut. Jembatan tersebut memang belum 100 persen selesai, karena masih banyak bagian – bagiannya yang belum diselesaikan. Namun dengan dibukanya akses jembatan tersebut, masyarakat yang berasal dari dua sisi Mahakam bisa saling menyeberang. Menurut informasi setiap sore jam 4 sampai magrib, dikedua sisi dipenuhi oleh para pelancong yang menikmati Sungai Mahakam dari atas jembatan tersebut. Pasangan – pasangan muda, suami isteri berserta keluarga. Bahkan para penjual berkendaraan memenuhi kedua sisinya. Terlepas dari itu, memang Jembatan Mahakam Baru tersebut cukup membantu meringankan Jembatan Mahakam Tua yang selama ini telah berkerja keras. Di Jembatan Mahakam Tua setiap sore jam 4 selalu terjadi kemacetan yang panjang luar biasa. Beda dengan Mahakam Jembatan Baru setiap sore jam 4 justeru dipenuhi oleh para Turis Lokal.