Sabtu, 16 Juni 2012

IRONISME DUNIA PENDIDIKAN

Ada anak kepingin tetap sekolah di sebuah sekolah pilihannya, namun karena ketidakmampuan orangtua / walinya, anak tersebut terpaksa pindah ke sekolah yang bukan keinginannya. Ada juga anak yang kepingin tetap sekolah di sebuah sekolah pilihannya, namun harus pindah karena si Bapak tidak mau lagi mengongkosinya. Ada juga anak yang kepingin tetap sekolah, namun karena keinginan orangtua kepingin cepat punya cucu, akhirnya terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan pindah ke bangku pelaminan.

Sementara Pemerintah melakukan banyak inovasi dibidang pendidikan. Mulai meningkatkan subsidi, membangun gedung sekolah dimana – mana, kesejahteraan guru ditingkatkan, bahan pembelajaran dicetak dan diedarkan kemana – mana, pelatihan peningkatan kemampuan guru, dan sebagainya. Beasiswa disebar dimana – mana.

Namun kenapa ketiga anak diatas tadi tetap mengalami nasib yang ironis tadi ? Ada apa dengan dirimu wahai dunia pendidikan.





PERBEDAAN MENULIS DI ZAMAN DULU DAN DI ZAMAN CYBER

Cukup lama saya tidak menulis lagi. Itu terjadi bukan karena apa – apa, ya kebetulan Cuma lagi malas aja, biasanya sehari ada aja yang saya coba angkat kedalam tulisan. Saya tidak tahu masuk jenis apa tulisan – tulisan saya. Karena dalam menulis saya tidak pernah menentukan tema utama. Tulisan – tulisan saya lahir justeru terkadang tergantung suasana fikiran dan hati saya.

Dan hampir semua macam hal yang ingin saya tuliskan. Entah dorongan darimana itu semua. Yang jelas, kalau dulu, ketika seseorang ingin menjadi penulis, maka orang tersebut harus belajar teknik menulis, teknik penggunaan bahasa, teknik mempergunakan mesik ketik, dan setelah itu barulah menulis. Dan jika ingin tulisannya dibaca orang, maka si penulis harus mengirimkan naskah tulisannya ke beberapa penerbit majalah atau buku. Dan jika tulisannya di setujui untuk dicetak , maka barulah tulisan tersebut bisa dibaca orang lain.

Tapi di zaman cyber ? Seorang penulis cukup mengetik di Ipad atau Netbook, kemudian langsung menguploadnya ke blog atau situs pribadinya. Orang baca atau tidak baca, itu terserah anda. Bahkan tulisan anda sama sekali tidak akan bisa di sensor penerbit buku atau majalah. Benar – benar bebas menulis. Menulis apa saja. Bebas. Tanpa pagar atau takut blog kita di bredel. Di zaman Soeharto banyak majalah kena bredel. Tapi di zaman kebebasan menulis di dunia cyber, siapa yang bisa membredel anda. Kecuali anda-nya yang di bunuh orang, nah barulah anda kena “cut “.

Sayangnya kebebasan yang didapatkan pada zaman sekarang, menyebabkan seseorang dalam menulis tidak lagi memperhatikan batas – batas perasaan suku, agama, ras dan kasta. Bebas menuliskan tentang segala bentuk caci maki terhadap segala hal. Syukurnya masih ada saja para blogger yang konsisten mengajarkan ajaran – ajaran moral ke dunia cyber.

MANFAAT TERBESAR KEMAJUAN KOMPUTER & INTERNET BAGI DUNIA TULIS MENULIS



Menulis bagi sebagian orang adalah sebuah pekerjaan yang nggak Keren, alias kerjaannya orang – orang yang nggak punya kerjaan, apalagi para Novelis atau Romanis ( penulis buku romantis ) yang pandai mengkhayal dan mereka – reka cerita.

Orang – orang yang biasa kerjaannya teknis atau operasional, sama sekali tidak suka kalau disuruh menulis, entah itu menulis laporan, artikel, review, atau bikin cerita yang mengaduh – aduh. Mereka jelas sama sekali tidak suka akan hal itu.

Namun bagi sebagian orang juga, menulis adalah bagaikan mengalirkan air dari mata air yang tidak henti. Selama orang tersebut masih konsisten terhadap pemikiran – pemikiran kreatif dan inovatif. Rasulullah saja sangat menghargai para Penulis di jamannya, terutama penulis Ayat – ayat Alqur’an. Bukan tidak sedikit hadist atau Ayat – ayat Al Quran yang mengisyaratkan tentang dunia tulis menulis. Barangkali anda pernah dengar ayat, Demi Pena dalam apa yang dituliskannya. Dan masih banyak lagi.

Dan sebuah fakta sejarah juga, kalau para penulis akan dikenang sejarah, nama mereka akan terus menjadi buah bibir bagi para anak cucu generasi dimasa yang akan datang. Begitu banyak literatur – literatur yang berasal dari zaman dulu yang masih ada di jaman sekarang. Kitab – kitab kuning, kitab – kitab sejarah, kitab – kitab ilmu Agama, yang ketebalannya bermacam – macam. Semua itu adalah harta yang ditinggalkan oleh para penulis yang hidup dijaman dulu. Bayangkan kitab – kitab tersebut memenuhi rak – rak perpustakaan dimana – mana.

Syukur Alhamdulillah, di jaman sekarang ini ada Perkembangan Komputer dan dunia intenet yang sangat luar biasa. Sehingga Kitab – kitab yang fisiknya besar dan tebal – tebal tersebut bisa di gitalisasikan dalam bentuk Pdf. Kalau coba kita simpulkan ada beberapa manfaat dunia komputer dan Internet bagi dunia tulis menulis :

1. Digitalisasi Buku / Kitab atau Majalah yang berbentuk ( Hardcopy ) menjadi Softcopy. Bayangkan terjadinya revolusioner di bidang Size. Yang tadinya memenuhi ruangan dimana – mana. Dengan adanya proses digitalisasi semuanya bisa di “Maya” kan. Di masukkan ke dunia “ Cybertron “. Berupa data – data elektronis. Anda pasti tahu Kitab Al Azhar, karya Hamka khan ? kalau disusun dalam lemari, membutuhkan lemari yang besar. Belum lagi harganya lumayan mahal kalau harus beli edisi lengkap ? Dengan adanya Proyek digitalisasi, maka sekarang siapa saja bisa memiliki Softcopy / Pdf-nya hanya didalam Flash disk.

2. Transfer data kemana aja, bayangkan kalau Kitab Edisi lengkapnya Hamka tadi, ketika harus dikirim dari Jakarta ke Kalimantan ? Berapa biaya dan betapa repotnya.

3. Mendapatkannya kapan saja dan dimana saja, situs – situs penyedia atau penyimpan data – data kita tidak pernah mengenal jam dan tempat. Open 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Full time. Any where, enak kan. Lha bayangkan kalau kita harus memiliki edisi hardcopynya ? Apa ada toko buku buka 24 jam ? Nggak tau ya kalau di Kota atau negara lain. Yang jelas kalau di tempat saya, belum ada yang buka 24 jam.