Minggu, 11 Juli 2021

DILEMA COVID 19 IN MILENIUM AGE

PENULIS : MUHAMMAD YUSNI MS ( NGARAN ABAHKU )
Entah dengan bahasa apa kelak saya akan menjelaskan tentang sebuah periode yang dimulai Awal Januari 2020 sampai dengan Juli 2021, kepada generasi yang akan datang. Suatu periode yang penuh dengan kisah kematian yang menyebar dimana mana, disebabkan oleh Virus kecil dan tidak kasat mata. Ia menyebar hampir disemua negara, hampir semua negara besar mengalami serangannya. Bahkan virus ini sama sekali tidak memilih, siapa saja dihajarnya. Bahkan negara yang paling Super Canggih dibidang kebersihan dan kesehatanpun dikangkanginya. Semuanya menjadi kalangkabut. Dan akibatnya pun seperti efek domino. Akhirnya berdampak kepada perekonomian, sosial, Budaya dan Politik. Anak – anak generasi sekarang lebih mengenal Masker daripada kerudung Ibu Gurunya. Itu dikarenakan mereka lebih banyak belajar secara online. Mereka hanya mendapat tugas – tugas dari Ibu dan Bapak Guru secara online, bahkan belajar dan menuntaskan tugas secara online. Taman – taman bermain sepi. Sekolah – sekolah sepi. Kampus – kampus sepi. Semua kegiatan berpindah kerumah. Para penjual makanan, klontongan, sembako dan sejenisnya mulai berguguran seperti daun – daun. Warung – warung pinggir jalan pada di paksa tutup, begitu pula dengan tempat ibadah seperti mesjid, gereja dan Vihara. Semua kegiatan yang berpotensi mengumpulkan orang banyak di larang dan dibatasi. Yang menerima banyak, tapi ada juga yang menolak untuk karantina. Pada Fase awal tahun pertama 2020 – 2021, dunia terasa mencekam, setiap hari kita mendengar berita korban Covid berjatuhan. Lockdown terjadi dimana – mana. Di Indonesia terjadi kegaduhan dimana – mana. Mudik menjadi tema penting, masyarakat yang memaksa ingin pulang, berhadapan dengan para petugas gabungan yang menghadang di jalan – jalan. Sholat pun dipaksa di rumah masing – masing. Para Ulama dan Ustadz dan atau para Tokoh pun bersuara dimana – mana. Ada yang mendukung upaya Pemerintah, ada juga yang menentang dan membuat pernyataan yang membantah tentang kebenaran Covid. Karena Covid dianggap sebuah konspirasi besar. Kegaduhan ini telah memecah masyarakat kepada dua golongan besar. Ada yang percaya 100 % percaya Covid itu ada. Dan ada juga yang menolak dan menganggap semua itu hanyalah HOAX alias konspirasi global. Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar