Senin, 16 Juni 2008
JAGALAH SINGAMU
“ Jagalah mulutmu, karena mulut itu adalah seperti singa. “
Demikian berbahayanya mulut jika tidak dijaga, berbahaya seperti Singa, bisa mencelakakan siapa saja. Bahkan ada pepatah yang mengatakan, Lidah tidak bertulang dan setajam pedang. Mulut adalah modal yang sangat berharga bagi beberapa profesi. Misalnya Guru ketika mengajar, Penceramah ketika berbicara, Pengacara ketika membela kliennya. Salesman ketika menawarkan barangnya. Bahkan menurut seorang Ahli Komunikasi , dalam satu hari ( 24 Jam ) , manusia berbicara sebanyak 75 persen dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Begitu hebatnya Allah menciptakan mulut.
Namun karena mulut juga, banyak menimbulkan kecelakaan bagi orang lain. Dengan mulut, manusia saling menghasut. Dengan mulut manusia saling mencaci maki dan saling menghina. Bahkan karena mulut pernah terjadi peperangan besar yang terjadi berhari – hari. Oleh karena itu wajar saja Nabi mengingatkan kepada para sahabatnya mengenai bahaya Mulut. Mulut itu tergantung kepada pemilik mulut. Jika pemilliknya tidak bisa mengendalikan mulut, maka yang terjadi adalah fitnah dan kerusakan dimana – mana. Oleh karena itulah jagalah lidahmu, jangan sampai ia menyakiti orang lain sebagaimana seekor singa liar yang menyerang siapa saja, tidak perduli dengan siapapun, walaupun pimpinan kelompoknya pun di terjang.
16 Januari 2005
Samarinda
AKU TAK MAU MATI BEGITU SAJA
Hari ini ada lagi yang meninggalkan dunia
Terkubur dalam sunyi
Terbenam dalam keheningan malam
Ia tinggal menanti hari kebangkitan
Hanya tinggal nama yang tertera dibatu nisan
Satu dua generasi yang akan datang
Sudah tidak mengenalinya lagi….
Aku takmau seperti itu
Aku tidak mau meninggal begitu saja
Tanpa meninggalkan sebuah karya
Yang akan terus dibaca dan didengar oleh siapa saja
Hingga sampai kapanpun
Aku takmau seperti itu
Meninggal begitu saja dan hilang ditelan bumi
Aku ingin tetap hidup didalam karya – karyaku
Dan menjadi buah bibir generasi setelah
Zamanku
Aku ingin tetap hidup dialam fikiran anak cucuku
Aku ingin tetap terlihat hidup dalam setiap
Buku yang mereka baca,
dalam setiap senandung yang mereka dengar
Aku ingin mereka tahu
Bahwa aku adalah seorang Penyaksi Hidup
Samarinda 30 – 3 – 2007
( Hari meninggalnya Chrisye ).
Seandainya Neraka Tak Pernah Tercipta
Kebanyakan manusia lebih suka memilih surga ketimbang neraka. Kita memiliki kecenderungan untuk menjadi makhluk liberal. Asumsi setiap manusia adalah : Berbuat sesukanya dimuka bumi, berpesta pora, tidak ada kewajiban untuk menyembah, kalau bisa hidup selamanya, dan jika mati, kepinginnya mati masuk sorga, tanpa harus ada hisab, apalagi kalau sampai masuk neraka.
Dan jujur saja, kini manusia yang hidup dizaman sekarang, lebih memilih asumsi seperti tadi, ketimbang asumsi kedua : Hidup dengan layak dan baik, beribadah kepada Tuhan siang dan malam, berbuat kebajikan, membantu sesamanya, memerangi kemungkaran dan kezaliman dimuka bumi, meninggal dalam keadaan beriman, dan kalau bisa jika meninggal juga masuk Sorga. Lalu apa korelasi kajian kita dengan dua bait lagu diatas ?
Seandainya Neraka dan Surga tak pernah ada, masihkah kau sujud kepadaNya ? Artinya, apakah kita melakukan segala kebajikan karena kita menginginkan sorga dan takut neraka, ataukah karena takut kepada Tuhan Pencipta Neraka dan Surga? Dan Seandainya Neraka dan Surga tak pernah ada, masihkah kau sujud kepadanya ? Artinya, apakah dasar yang melatar belakangi kita bersujud kepada Tuhan, apakah karena takut Neraka dan inginkan surga ataukah takut kepada Tuhan Pencipta Neraka dan Surga itu sendiri ? Pertanyaan bersayap dan sulit untuk dijawab. Karena kebanyakan manusia kini sama sekali tidak takut kepada Neraka dan tidak perduli kepada Surga. Kebanyakan manusia tidak perduli kepada kematian. Mereka merasa hidup selama – lamanya, sehingga melakukan kemungkaran terus menerus. Melakukan maksiyat terus menerus. Tidak perduli dengan akibatnya. Apalagi takut dengan yang namanya neraka. Nauzubillah Minzalik !!!
Samarinda 25 Januari 2005
KETIKA SEORANG SAHABAT PERGI
mahasiswi STIE Muhammadiyah Angkatan 95.
Mereka dipertemukan oleh nasib, persahabatan terjalin diantara mereka sejak pertama kali menjadi Mahasiswa. Setiap kali ada kegiatan kemahasiswaan, keenam orang itu selalu bersama – sama. Dan mereka juga biasa saling berkunjung kerumah yang lain. Mereka telah hidup senafas dan seperjuangan. Seolah – olah mereka adalah saudara sekandung. Dan banyak hal sudah yang mereka alami. Bahkan pada suatu saat, mereka pernah bercanda, kalau nanti kalau semuanya sudah berkeluarga, mereka ingin berdampingan rumah.
Jadi mereka akan selalu bersama – sama.
Namun ketika waktu berlalu, ketika semuanya mulai berubah …… karena kita boleh berencana Allah jua yang Maha menentukan.
Ketika Nana Fitriana menikah dan pindah ke Bontang, ketika Ibnu Fajar pindah ke Pasir dan menikah disana, ketika Candra menikah dan sibuk mengurus ketiga anaknya, ketika Murni menikah dan sibuk dengan pekerjaannya, ketika Wiwit menikah dan punya anak, maka tinggal Yuli tertinggal didalam sunyi.
Yuli hanya menangis dalam gelap.
Mungkinkah mereka akan bertemu dan berkumpul lagi, namun kini itu semua hanya tinggal kenangan. Pertemuan itu hanya tinggal
sepotong mimpi Yuli dan bukan milik sahabat – sahabatnya lagi. Lalu apakah makna
“Sebuah persahabatan ? “ Ketika Yuli harus pergi untuk selama – lamanya. Semakin kita memikirkan makna persahabatan, maka kita semakin yakin, bahwa hanya Allah yang berhak mengambil sahabat kita, sahabatku, sahabatmu, dan sahabat kita semua.
Semoga arwahmu tenang disisi Nya, amin yaa Robbal Alamin.
Samarinda 24 Desember 2004
Ketika rembulan membayang dipucuk malam
Airmata masih menetes membasahi pipi
Tanah ini masih basah, bunga – bunga masih bertebaran diatas pusaramu sahabatku…..
Wajahmu masih membayang dipelupuk mata kami para sahabatmu…..kebaikan dan renyah tawamu masih menghiasi hati kami…
Selamat jalan sahabat,
Semoga engkau damai disisiNya
Amin…….
Atas Meninggalnya Seorang Alumni
Ikatan Remaja Muhammadiyah
Periode 1995 – 1997
YULI RAHMAWATI
Kamis 24 Desember 2004
Seorang Sahabat dan Teman
Terbaik kami.
Semoga segala Amal kebajikannya diterima Allah SWT.
Tertanda,
Sahabat – sahabat,
Rekan se Organisasi
Dan seluruh teman yang mencintai dan menyayangimu…..
Samarinda - Kaltim
KESERAKAHAN YANG MEMBUTATULIKAN
Bagi orang – orang yang telah dikuasai oleh keserakahan, ia tidak akan berhenti untuk terus menguasai dan menguasai. Bahkan dengan berbagai cara ia akan mencoba merebut apa yang dimiliki oleh orang lain. Merampas dan mengambil hak orang lain adalah kebiasaan yang telah berakar dalam tubuh orang serakah.
Qarun adalah salah satu sample yang telah Allah ciptakan, sebagai lambang orang yang pongah, serakah, kaya raya tapi pelit, suka mengumpulkan harta dan menimbunnya. Sehingga akhirnya Qarun tenggelam kedalam tanah bersama harta yang dimilikinya.
Sifat serakah memang tidak terasa akan tumbuh dalam diri kita. Sifat itu seperti
Virus. Ia menyebar perlahan didalam darah dan daging kita. Tanpa terasa sampai akhirnya kita dikuasainya dan kitapun menjadi salah satu Qarun yang serakah.
Biasanya hanya lubang kubur dan kain kafan yang akan menghentikan keserakahan seseorang. Ketika nafas sampai tenggorokan barulah manusia serakah akan menyadari
Bahwa didunia ini tidak ada yang abadi yang abadi hanyalah Allah semata – mata.
Semoga kita tidak termasuk manusia yang serakah.
BELAJAR MEMAHAMI PERASAAN ORANG LAIN
Dengan belajar memahami orang lain, sebenarnya kita belajar memahami diri sendiri. Apa yang kita inginkan, adalah hal yang sama diinginkan oleh orang lain.
Jumat, 16 Mei 2008
MAKNA MIMPI DIMATA RAKYAT KECIL
Dengan hanya uang lima ribu, perut kita sudah sangat kenyang, dengan variasi ikan yang lumayan. Kalau ditempat lain mungkin menghabiskan uang antara 10 ribu hingga 15 ribu dengan porsi yang sama di warung pojok ini. Pemiliknya adalah sepasang suami isteri separo baya. Kalau tidak salah keduanya adalah suku Banjar, saya bisa menebaknya dengan baik, karena kentara dengan logat yang mereka gunakan. Biasanya saya memesan Ikan bakar atau ikan haruan goreng kegemaran saya.
Selama beberapa kali saya kesana, saya sering memperhatikan dengan baik manusia – manusia yang biasa berkumpul disitu. Mereka biasanya terbagi beberapa kelompok. Ada yang main judi disamping warung. Biasanya main judi kartu atau dadu. Lalu ada yang menjadi Bandar Lotto atau kupon putih. Nah, yang menarik adalah, setiap kali ada yang mau membeli angka, biasanya pembicaraan selalu diawali dengan pertanyaan, “ Mimpi apa tadi malam ? “ atau “ Apa kisah mimpi kita tadi malam. “
Biasanya yang orang yang ditanya, langsung bercerita tentang mimpinya semalam. Setelah cerita selesai, maka ada satu atau dua orang lalu mengambil kertas dan mulai merumuskan arti mimpi – mimpi tadi. Dan setelah dirumus dengan sekian banyak rumus aneh tentunya dengan rumus yang tidak dikenal dalam dunia rumus matematika, fisika ataupun rumus kimia. Maka akan muncul kombinasi – kombinasi angka dengan tiga angka, empat angka atau dua angka. Jika nanti ada yang lagi yang punya mimpi, maka acara rumus – merumus dilanjutkan lagi. Setelah itu maka mulai acara transaksi dengan Bandar kupon putih.
Jika ditarik garis hitam diatas putih, maka kita melihat sebuah fakta. Ternyata masyarakat kita sangat pintar memahami makna mimpi dan melakukan digitalisasi angka sebagai output dari hasil kumpulan mimpi – mimpi tadi. Bahkan saking ahlinya, mereka hafal, mana angka sial, mana angka keberuntungan, mana angka yang enggak mungkin keluar, dan seabreg kemungkinan lainnya.
Disini saya tiba – tiba menyadari, betapa mimpi ternyata memegang peranan penting didalam masyarakat kita. Seolah – olah tanpa mimpi, maka mereka akan kesulitan untuk membeli nomor. Nomor disini bisa dalam berbagai bentuk , baik kupon putih maupun lottre dan sejenisnya. Bahkan di lingkungan tertentu, jual beli kupon putih ini sudah menjadi bagian dari kehidupan. Jadi rasanya sangat sulit untuk diberantas. Hampir 75 persen pembicaraan diwarung pojok hanya seputar itu. Dan jangan coba – coba untuk mengarahkan pembicaraan, Karena sudah bisa diprediksi, pembicaraan akan kembali memutar keurusan angka dan mimpi.
DILEMA SEBUAH BAKAT
Rutinitas harian yang sangat menyita waktuku, membuat aku telah melupakan bakat terpendamku yaitu mengarang. Dulu sewaktu SD aku sudah senang mengarang. Pelajaran yang paling kusenangi adalah pelajaran Bahasa Indonesia, karena ada materi mengarangnya.
Kebiasaan itu berlanjut sampai tingkat SMP dan SMA. Apa saja kutulis, mulai dari cerpen, puisi, artikel, dan catatan perjalanan. Namun aku tak pernah mengirimkannya ke Media cetak. Semuanya kunikmati dan kukoleksi sendiri. Untuk memperdalam kemampuan mengarang, aku melahap semua jenis bacaan, baik novel, roman, biografi, komik, majalah, Koran bekas, dan apa saja yang bisa dibaca. Oleh karena itu aku dewasa terlalu cepat.
Ketika aku masih duduk SD, teman – temanku rata – rata anak SMA, begitu juga ketika duduk di SMP, teman – temanku justeru orang dewasa. Sampai – sampai ada seorang guru berbicara kepadaku, bahwa ia lebih senang ngobrol denganku ketimbang dengan orang dewasa lainnya. Katanya aku kalau ngomong selalu nyambung, walau yang dibicarakan adalah topic yang berat – berat.
Buku bacaanku rata – rata bacaan yang berat – berat, seperti buku – buku filsafat dan tasawuf, biografi tokoh – tokoh terkenal seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Mahatma Gandhi, dan sejenisnya.
Teman – temanku di SMA menganggap aku murid aneh di kelas. Hampir semua pertanyaan guru mampu kujawab dengan gampang. Bahkan ketika ujianpun, aku adalah siswa yang selalu keluar duluan sebelum bel ujian selesai, termasuk ketika aku ikut Ebtanas tahun 1993, pengawas terheran – heran melihat hasil pekerjaanku yang sudah selesai padahal waktu ujian baru berjalan 30 menit. ( sementara bagiku itu waktu yang terlalu lama )
Lalu apa hubungannya dengan bakat mengarang ? Jelas berhubungan, semua hal yang kuceritakan diatas tadi semuanya berhubungan. Karena ingin meningkatkan kemampuan mengarang, maka aku melahap semua jenis buku bacaan, sehingga aku memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki oleh anak seusiaku, dan buntutnya aku menjadi cerdas dan gampang mencerna pelajaran.
Bukankah kunci kepintaran adalah membaca ? Bukankah kunci ilmu adalah membaca? Namun dengan seiringnya perjalanan usia, karena sibuk mencari nafkah hidup, aku sudah lama tidak lagi menulis. Waktu yang ada lebih banyak kugunakan untuk mengerjakan hal – hal yang berhubungan dengan pekerjaanku. Sehingga tidak ada lagi waktu untuk menulis. Bahkan sepanjang tahun terakhir ini rasanya aku sudah tidak pernah lagi membuat puisi, sebuah kebiasaan yang dulu pernah kulakukan yaitu mengarang sebuah puisi dalam satu harinya. Kalau lagi mood aku bisa sampai membuat 7 atau 10 puisi seharinya.
Dalam sebuah acara di Bali, aku bertemu seorang Mahasiswa Aktivis asal salah satu perguruan Swasta di Jakarta. Dalam pertemuan 1 jam itu kami membahas banyak hal mengenai kondisi politik sekarang, sampai akhirnya merambat kemasalah tulis menulis. Saat itu kukatakan kepadanya, bahwa aku telah tiga tahun terakhir ini tidak pernah lagi menulis. Bakat menulis telah kubunuh dan kukubur dalam – dalam. Alasanku, tulisan itu setajam pedang. Jika kita salah dalam menulis, apa bukan malah menimbulkan fitnah dan bencana ? Salman Rusdhie hidup ditempat persembunyiannya hanya gara – gara novelnya The Satanic Version ? Darwin menimbulkan fitnah dimana – mana gara – gara menulis teori evolusinya ? dan banyak tokoh lain yang terpaksa mendekam dipenjara gara – gara tulisannya.
Oleh rekan tersebut, saya habis diceramahinya. Katanya : Bakat menulis adalah sebuah berkah yang seharusnya digunakan dan dikembangkan. Bahkan ia menawari saya untuk berkomunikasi lewat emailnya agar bisa melanjutkan pembahasan mengenai topic tersebut.
Setelah pertemuan itu, aku cuman tersenyum – senyum sendiri. Aku telah berhasil membuat polemic dalam pikiran teman tadi. Padahal aku hanyalah memancing opini. Menurutku menulis adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, selama tidak membuat tulisan yang justeru menimbulkan fitnah apalagi menyebarkan kebohongan – kebohongan. Semoga aku bukan termasuk orang yang menyebarkan kebohongan lewat tulisan – tulisanku.
Rabu, 07 Mei 2008
MAAFKAN AKU JIKA AKU TAK SEPERTI KALIAN
Selasa, 08 April 2008
KULIAH LAGI
Sabtu, 29 Maret 2008
QUO VADIS PERFILEMAN INDONESIA
Senin, 24 Maret 2008
PARTAI ANEH BIN AJAIB
Kalau melihat jumlah parpol di Indonesia yang seabreg itu, AS jadi terlihat “miskin.” Setiap pemilu cuma dua parpol yang unjuk gigi. Meski tetap seru, tapi bagi saya serunya tak seperti di negara-negara lain yang punya banyak partai, bahkan memiliki partai-partai aneh bin ajaib yang kerap memancing kontroversi.
Ambil contoh Kanada. Di sana ada Partai Marijuana. Partai di tingkat federal itu bertujuan melegalisasi pemakaian cannabis. Di tingkat propinsi, ada Partai Marijuana British Columbia. Waktu mendengar partai itu bermarkas di Vancouver (kota terbesar di Propinsi British Columbia), saya tak heran. Orang-orang Kanada (khususnya Vancouver) merupakan orang-orang yang santai, rileks, dan ramah. Kadang a little bit hippy, mengingatkan saya pada generasi bunga pada tahun '70-an dengan celana cut bray, rambut panjang, wajah minus polesan kosmetik, dan keranjingan demo soal perdamaian sambil mengusung slogan: Make Love Not War.
Jika berjalan-jalan di sepanjang Robson Street (pusat keramaian di downtown Vancouver), jangan heran tiba-tiba membaui asap yang berasal dari lintingan ganja yang dihisap orang yang lalu lalang. Walau ilegal, polisi dan pemerintah tak terlalu ambil pusing jika ganja di pakai untuk konsumsi pribadi dalam jumlah kecil. Tak heran jika penduduk menanam cannabis dalam pot di apartemen dan rumah masing-masing. Ganja asal Vancouver juga disebut-sebut sebagai yang terbaik di dunia.
Selain partai ganja, Vancouver juga jadi markas Partai Seks (Sex Party). Partai itu didirikan tahun 2005 oleh seorang pemilik toko alat-alat seks. Tujuannya untuk mengembangkan sebuah budaya yang berpandangan positif terhadapa seks. Yang ditunggu-tunggu biasanya adalah acara pengumpulan dana parpol yang dimeriahkan oleh segala sesuatu yang berhubungan dengan seks, termasuk pameran seni erotis dan penampilan penari erotis.
Namun parpol-parpol asal Kanada itu belum apa-apa dibanding sebuah parpol edan asal Belanda. PNVD (Party for Neighborly Love, Freedom and Diversity). Tujuannya antara lain melegalisasi hubungan seks dan judi sejak usia 12 tahun, menghapuskan lembaga perkawinan, mengijinkan bugil di mana saja, dan melegalisasi pornografi anak-anak, sehingga partai ini dicemooh sebagai partai pedofil. Walau gagal ikut dalam pemilu 2006, PNVD bertekad akan mencoba keberuntungan lagi dalam pemilu mendatang.
Hebatnya, meski parpol-parpol edan itu banyak menuai kecaman dari berbagai pihak, tetap saja bertahan dan maju tak gentar. Apa mungkin itu yang disebut demokrasi? Atau democrazy?
Artikel diatas saya pungut dari :Bloggernita
Sabtu, 22 Maret 2008
PENYAKIT: PERINGATAN ATAU SEKEDAR PENGHAPUS DOSA
Dan sayangnya kok banyak orang seperti itu disekitar kita, bukankah kata Allah, Sombong itu PakaianKU, yang namanya manusia apa coba - coba mau sombong ? Mentang - mentang diri sudah sarjana, yang lain dianggap remeh, mentang - mentang sudah ulama dipanggil kemana - mana merasa hebat dan paling benar ? Jadi wajar saja, kalau ada Ulama atau ustadz yang terkena penyakit stroke dan sejenisnya, karena Allah memberi Peringatan, bukan sekedar penghapus dosa, bagaimana menurut anda ???
Kamis, 07 Februari 2008
Mengeksekusi Sebuah Rencana
Senin, 28 Januari 2008
Sebuah Catatan Tentang Daripada Soeharto
Oke Pakle selamat jalan, semoga engkau diterima disisiNya Amin.
Sebuah Opini tentang : Syariat Islam
KEGAMANGAN DAN KERAGU-RAGUAN ADALAH MUSUH TERBESAR PENEGAKAN ATURAN ILLAHI
By Moehammad Yoesny
Istilah penegakan syariat Islam mulai terkenal ketika Istilah terorisme mulai muncul. Amerika dengan gampangnya mengindikasikan salah satu factor elemen terorisme adalah upaya penegakan syariat Agama atas Negara. Di Indonesia sendiri, istilah penegakan syariat Islam sudah sering kita dengar diucapkan oleh
Disaat menggebu – gebunya niatan itu, saya sempat berniat akan bergabung dengan gerakan islam garis keras, kalau perlu kutinggalkan kuliah dan bergabung. Saat itu memang nampaknya syariat Islam harus diperjuangkan habis – habisan dimuka bumi
Namun ketika itu langkah saya terhenti….. seorang tua bernama Yusuf Musadeqh, mantan veteran yang kini sudah almarhum. Saat itu saya cukup lama menjalin hubungan persahabatan dengan beliau. Saya sering bertukar pikiran dengan beliau. Walaupun beliau dikarenakan memiliki kekacauan pikiran diakibatkan stroke yang beliau derita. Namun potongan – potongan pemikiran beliau terkadang bisa saya sambung – sambung. Kenapa begitu ? karena beliau ketika berdialog dengan kita, terkadang – kadang ceritanya meloncat – loncat atau berubah – ubah. Sehingga barangkali anda akan berfikir: “ Ah, Mas Yoesny kok berdialognya dengan orang syaraf.”
Tapi anda perlu tahu, orang syaraf itulah yang justeru menyelamatkan masa depan saya. Sebagaimana saya katakan sebelumnya, bahwa saya sempat sudah bertekad akan meninggalkan kuliah dan bertempur bersama – sama kelompok garis keras untuk menegakkan agama Islam walaupun dengan cara kekerasan sekalipun. Saya sudah sempat diajak untuk latihan militer dan sejenisnya. Mereka tahu saya. Tapi saya tidak tahu siapa mereka.
Pak Yusuf Musadeqh menegur saya dan melarang saya untuk berangkat bersama teman – teman satu visi. Beliau berkata : Bukan begitu caranya berjuang menegakkan Islam. Bukan dengan cara belajar membuat bom dan meledakkannya dicafe – café. Bukan belajar menggunakan senjata api dan menembakkan kearah kaum kafir. Bukan belajar menggunakan pisau dan membunuh kaum kafir. Merusak dan menghancurkan gedung dan rumah orang lain. Bukan begitu caranya.
Kata – kata beliau terasa tajam menusuk sekali, menyadarkan saya dan membuat saya tertegun dan mempertanyakan kembali tekad yang menyala – nyala tadi. Akhirnya dengan berat saya hubungi teman – teman dan mengatakan saya batal untuk berangkat.
Dan kejadian itu adalah 2 bulan sebelum peristiwa anarkisme yang dilakukan oleh Amrozi dan teman – temannya. Apakah Pak Yusuf Musadeqh memiliki kemampuan Paranormal yang bisa membaca peristiwa yang belum terjadi ?
Setelah itu, isyu penegakan Islam menjadi sesuatu yang sangat tabu untuk dibicarakan. Apalagi saat itu Pemerintahan kemudian bertindak sangat represif. Pokoknya siapa saja yang gencar menyuarakan penegakan syariat pasti akan kena masalah. Minimal kena cekal. Termasuk Abu Bakar Ba’asyir kemudian harus menikmati hotel prodeo. Kemudian tidak ada lagi suara – suara keras yang menyuarakan Penegakan Syariat Islam. Istilah itu kemudian digantikan dengan istilah yang lebih diperhalus.
Dan kemarin dalam rangka diskusi ilmiah Aliansi Ummat Islam Kaltim tanggal 26 Januari 2008 bertempat di Hotel Mesra Internasional, saya kembali melihat riak – riak atau gelombang besar itu. Idealnya memang begitu sich, aturan Negara ini ganti saja dengan aturan syariat Islam. Tetapi Realitas kekiniannya gimana ? Tanya Dr. Egi Sujana.
Disatu sisi umat islam ingin menggunakan syariat Islam dalam memilih pemimpinnya. Namun system yang digunakan di
Apa yang terjadi kemudian ? Apakah penegakan syariat Islam harus dibatalkan dan ikut menggunakan system demokrasi yang diterapkan oleh
Soo….. lalu apa yang saya maksud dengan Kegamangan dan keraguan didalam menegak syariat Illahi diatas ? Jujur saja, kita lebih nampak sangat berani menyerukan penegakan Syariat Islam ketika berkumpul sesama Muslim saja. Kita hanya berani ceramah didepan jama’ah saja. Namun kita tiba – tiba kelu, ketika kita selaku anggota Dewan atau Pejabat melihat sesuatu yang menghalangi penegakan syariat Islam. Pimpinan atau direktur yang nyata – nyatanya memimpin institusi Islam atau parpol atau ormas, gamang didalam menerapkan Syariat Islam dilingkungan sendiri. Apatah lagi jika menyuruh orang lain untuk menerapkannya. Kita gamang dan ketakutan sendiri. Kita takut dengan bayangan sendiri. Gimana nanti kalau jama’ah saya akan meninggalkan saya, gara – gara saya wajibkan penggunaan Jilbab misalnya. Seorang guru ketakutan murid – murid akan pindah sekolah hanya gara – gara diwajibkan berjilbab. Seorang Direktur Perti yang berlabel Islam, gamang didalam menerapkan aturan wajib berjilbab ketika turun kuliah. Ya khan……???
Selasa, 08 Januari 2008
PERGINYA SANG GURU MUHAMMADIYAH KALTIM
Rabu, 26 Desember 2007
Beberapa Blog dan situs menarik
www.duniaguru.com bagi yang memerlukan bahan pembelajaran untuk guru
www.pakdenono.com bagi yang suka ngedownload e-book moeslem
www.pembelajar.com bagi kamu yang suka nulis - nulis
Rabu, 19 Desember 2007
Himbauan Buat Para Pembuat Virus
Minggu, 16 Desember 2007
NGOBROL BARENG SOPIR
By Moehammad Yoesny
PENGANTAR
Saya setiap kali naik angkot, selalu suka duduk disamping sopir. Padahal jika terjadi tabrakan, maka yang pertama kali koit adalah sopir dan siapapun yang duduk disebelahnya. Namun banyak hal tentang hidup ini yang justeru dengan mudah kupahami dari mulut sopir. Dan setiap sopir kuanggap adalah orang yang memiliki kemampuan lebih dalam memandang hidup. Bahkan aku dengan mudah berbicara, atau terkadang malah begitu pertama kali duduk disampingnya, si sopir biasanya sudah menyerocos terus menerus. Banyak hal yang bisa kudapatkan dari hasil ngobrol bareng sopir.
MENYAMBUT LEBARAN
Sopir yang ini type-nya kayaknya orang yang pesimistis.
“ Saya itu mas, heran sama kelakuan ummat kita ini, setiap kali mau lebaran rebutan beli baju, beli sepatu baru, beli makanan dan minuman, karpet baru dan semuanya serba baru. Bahkan CD ( celana dalam ) baru. Padahal jelas – jelas yang untung ya orang – orang sipit itu juga. Kita menghabiskan uang ratusan ribu hanya untuk memeriahkan hari lebaran. Saya paling enggak senang. Apasih artinya lebaran. Sama aza kayak hari – hari biasa. Huh.”
Kukira benar juga tuh si Sopir. Emang kalau sepintas lalu jika kita perhatikan, maka ummat islam emang berlebihan didalam memeriahkan lebaran, lihat saja jika sudah mau lebaran, bukan main pada belanja, rebutan ditoko – toko. Semuanya seakan harus serba baru. Rela mencari uang jungkir balik, hanya untuk membeli baju dan celana baru. Pihak mana yang untung ? Emang benar sih, para pedagang bermata sipit. Merekalah ummat yang menampung curahan uang terbanyak setiap mau lebaran. Apakah kita semua bodoh? Sehingga begitu mudahnya membuang dan menghambur – hamburkan uang.
Itu jika dipandang dari sudut sepintas lalu dan sudut pandang pesimis.
Namun jika kita mencoba melihat akar masalahnya, maka posisi rugi dan untung justeru terjadi terbalik. Bagi kaum mata sipit barangkali uang adalah sumber kesenangan. Dengan banyaknya yang berbelanja, maka tokonya laris, uangnya tebal, jaminan hidup didunia lebih nikmat. Dan yang nampak rugi adalah ummat islam.
Bagi ummat Islam, lebaran adalah hari kemenangan, hari kebahagian dan kesenangan. Kebahagian dunia dan akhirat. Betapa tidak setelah berpuasa selama sebulan, dosa – dosa lama langsung luruh dan hilang. Kita semua lahir kembali seperti bayi suci. Jadi wajar saja kalau kita merayakannya dengan sangat bahagia. Sebuah keriangan dan kesenangan anak – anak kecil. Memakai baju baru, celana baru, serba baru, kesana kemari bersalaman, berkunjung kesana – kemari. Bertangisan terharu. Musuh jadi teman, kawan lama menjadi akrab lagi. Makan minum dengan rasa syukur dari hasil keringat sendiri. Betapa bahagianya mendengar takbiran, tahmid dan tahlil. Setiap tahun kita diberi kesempatan mencuci bersih diri dari dosa – dosa. Setiap tahun kita mendapat kesempatan menambah amal ibadah yang berlipat – lipat. Keriangan yang luar biasa karena mendapat jaminan sorga. Subhanallah. Barangkali itu yang tidak didapatkan oleh orang – orang yang mementingkan segepok uang saja, ketimbang keceriaan menyambut Lebaran.