Dengan kian meningkatnya
konsumerisasi di Masyarakat Modern sekarang ini, jumlah penggunaan pembungkus
baik kertas, plastic dan sejenisnya juga meningkat tajam. Penyumbang terbesar
sampah antara lain adalah pembungkus makanan dan minuman. Apalagi jika berbahan
plastic atau bahan yang tidak mudah diurai oleh alam. Teluk Jakarta adalah
salah satu bukti nyata ketika kumpulan sampah menumpuk dan menjadi lautan
sampah. Sampah adalah penyebab terjadinya banjir. Sampah juga penyebab maraknya
penyakit. Sampah adalah punca utama penyebab berbagai dilemma di masyarakat.
Di samping itu juga sampah adalah
sumber penghasilan ratusan orang yang berprofesi sebagai pemulung. Bagi kita
sampah adalah pengganggu lingkungan, maka bagi para pemulung, sampah adalah
surga.
Dalam sebuah kesempatan saya
pernah berkesempatan berbincang – bincang dengan seorang pemulung. Untuk
penghasilan perhari saja mereka bisa mendapatkan uang antara Rp. 300 ribu
sampai Rp. 600.000,- dari berbagai macam tumpukan sampah. Mulai sampah gelas
plastic dan botol plastic, Kardus, besi tua, aluminium dan sampah makanan. Sudah
kerjanya santai, modal alakadarnya. Rata – rata pemulung cukup bawa gerobak.
Bisa di dorong, bisa di tarik pakai motor. Biasanya yang agak besar
pendapatannya adalah pemulung yang menggunakan kendaraan motor. Karena
pergerakannya lebih luas dan cepat.
Setiap bak sampah yang ada di
kota, biasanya sudah ada penunggunya. Jadi bukan hanya pohon tua yang ada
penunggunya. Bak sampah pun ada penunggunya. Bahkan ada yang bermukim di
samping bak sampah. Jadi biasanya kalau sudah ada penunggunya, maka pemulung
yang berkendaraan, biasanya keluar masuk komplek perumahan. Kalau kebetulanm
ada yang lagi bongkar – bongkar gudang, maka mereka akan mendapat rezeki
nomplok. Bahkan pemulung berani membeli dengan hitungan perkiloan. Untuk gelas
dan botol plastic, perkilonya dihargai Rp. 1500,-, kalau kardus agak lumayan
sekitar Rp. 2000/Kilo. Begitu
pula besi dan aluminium dihargai Rp. 3000 / kilo. Nah, jika sudah terkumpul
baru di jual ke para tengkulak sampah dengan harga 2 kali lipatnya. Jadi wajar
saja kalau dalam sehari bisa mendapatkan Rp. 300 ribu sampai Rp. 600 ribu
perhari.
Nah jika kita hitung lagi Rp. 300
ribu x 30 hari = Rp. 9.000.000 / sebulan. Ini lebih besar dibandingkan gaji PNS
di Kaltim golongan III sekitar Rp. 4.000.000,- / bulan. Mendengar hitung2an
begitu saja sudah mencengangkan.
“Apalah artinya saya dibandingkan
dengan pegawai negeri, pak.”
“Lho, justeru harusnya bapak
merasa bangga, karena gaji bapak lebih besar dibandingkan mereka.” Jelas saya
dengan bersemangat. “ Yang penting kita pandai bersyukur, Insya Allah akan
menambah kenikmatan tersebut.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar