Selasa, 17 Agustus 2010

PASCA PENGALAMAN TRAUMATIK

Aku belum tahu persis dampak dari kecelakaan yang aku terima secara fizikal maupun rohaniyah, yang jelas aku merasa sedikit berbeda dibandingkan sebelumnya. Ada hal – hal yang harus aku pertimbangkan kini untuk menata hidupku. Di Usia 40 – an ini aku harus segera mengambil kebijakan dan langkah – langkah selanjutnya. Karena aku tidak mau menyesal dibelakang hari. Pekerjaan, keluarga, dan kehidupan ini harus ditata ulang dan disusun ulang. Kalau perlu dilakukan remarkable keseluruhan. Karena kualitas hidup kami sangatlah buruk. Lebih buruk dari orang lain. Namun yang kurasakan sangat penting dan segera adalah menjalin lagi hubunganku dengan Sang Penguasa. Sang Pencipta yang lama sengaja selalu kukurangi bertemu. Karena aku merasa selama ini sudah terlalu banyak meminta, dan setiap pintaku selalu terkabulkan. Oleh karena itulah aku berhenti meminta. Selama ini aku hanya menyembah dan berhenti meminta. Karena aku malu meminta terus menerus, sementara kewajibanku jarang terpenuhi.
Namun ada satu fakta yang kutemukan, bahwa menyembah dan meminta ternyata sebuah kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Ketika kita menyembah, maka kita harus meminta. Ketika kita mengetuk pintu, maka pintu akan dibuka, dan saat itulah kita harus menyampaikan permintaan. Kalau kita tidak meminta maka Tuhan tidak akan memberi. Itulah fakta yang kudapatkan, menyembah dan meminta adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Dan itu yang selama ini kucoba untuk memisahkannnya. Sampai kejadian tersebut mengagetkan instrument rohaniku. Dan akupun bersujud dalam keheningan……. Untuk menyampaikan permintaanku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar