Malam Pertama
RASA MALU
Ya Allah, hamba tak mau menipuMu
Dengan berpura – pura bertaubat diawal RamadhanMu
Berpura – pura Terawih jama’ah di Mesjid – mesjidMu
Berpura – pura sahur bersama keluarga
Berpura – pura Puasa di siang hari agar diketahui orang lain
Berpura – pura buka puasa di komunitas orang bertakwa
Berpura – pura tadaruss Qur’an dengan pengeras suara di surau
Ya Allah, hamba hanya ingin bertamu padaMu sendiri
Tanpa orang lain yang bisa menimbulkan kesombongan pada diriku
Ya Allah, hamba hanya ingin menyembahMu sendiri
Tanpa ada orang lain yang melihat diriku
Karena hamba malu ya Allah
Betapa buruknya wajah hamba
Betapa hinanya diri hamba
Betapa miskinnya hamba
Betapa banyaknya dosa hamba
Hanya Engkau Yang Maha Rahman
Yang berhak tahu siapa diri hamba
Yang berhak tahu derita dan sengsara hamba
Ya Allah
Dihamparan sunyi
Hamba melirikMu dalam Rasa Malu dan Hina
RASA HAMPA
Ya Allah
Jiwaku terasa hampa
Bagaikan harmoni pada pasir yang sunyi
Bagaikan seruni berseruling bambu hening
Bagaikan malam yang sedang berdendang
Ya Allah
Jiwaku terasa kosong
Bagaikan barisan semut menyelimuti gundukan sarang
PANCI DAN KUALI
Dikeheningan Malam sisi tepi Mahakam
aku menyisir jalan Slamet Riyadi
jam 2 malam terasa dingin memeluk tubuh
ada anak – anak menanti waktu sahur
sambil memegang panci dan kuali
bersiap memainkan konser
para Ayah bermain catur atau kartu
para Ibu sibuk memasak untuk sahur
sambil menonton TV yang memiliki sejuta acara
malam tidak sesunyi dulu
hening taklagi sepekat dulu
diujung jalan aku bertemu sampah menggunung
aku langsung bersorak girang
banyak plastik dan kertas bekas
bagiku adalah tumpukan uang
dengan terharu aku mulai mengumpulkan plastic dan kertas
memasukkannya ke Karung dan memuatnya ke gerobak reotku
Tuhan terima kasih atas Sampah
Yang kutemukan malam ini
WAHAI PARA PENCURI
BERHENTI MENCURI
Wahai para Pencuri
Berhentilah mencuri malam ini
Karena Ramadhan baru saja tiba
Tolong jagalah sikapmu
Jangan kau cederai dengan kelakuan burukmu
Wahai para pencuri
Berhentilah sejenak mencuri
karena si cantik sedang datang
Wulan terbaik dibanding seribu bulan
jangan kau lumuri dengan kejahatan
segeralah bertaubat
ambil air dan sholatlah
agar dosa – dosamu larut
bersama Ramadhan penuh barokah
WAJAH – WAJAH ORANG TIDUR
Kutatap wajah isteriku yang terlelap
Gurat dan garis wajah hari tercetak di sana
Rambutnya yang tak pernah diminyaki tergerai
Bibirnya yang asin yang tak pernah dihampiri gincu mahal
Pipinya yang kasar karena tidak pernah ke salon kecantikan
Dan ada gurat ketuaan mulai tampak
Kutatap wajah anak – anak gadisku
Wajah mereka yang ranum dan sedang mekar
Menyiratkan keceriaan masa muda
Semoga mereka selamat sampai ujung jalan
Kutatap wajah si bungsu
Pria kecilku
Semoga ia bisa hidup lebih baik
Dan lebih layak daripada aku
Seorang lelaki miskin
Dan semua wajah itu sedang tertidur lelap
Wajah yang memiliki kesamaan ekspresi
Ya Tuhan
Maha Besar Engkau
Malam kedua
KEPERAWANAN
Malam ini aku gagal mempertahankan Keperawananku
Penyakit burukku masih mendatangi aku
Padahal sejak senja aku sudah berusaha menjelaskan
Bahwa aku ingin tetap perawan sampai akhir bulan
Namun apa dayaku
Aku hanya manusia lemah
Yang tidak tahan melihat paha dan dada
Maafkan hamba Ya Maha Rahman
Malam Ketiga
MUAL DAN MUNTAH
Ketika menanti Shubuh
Aku mencoba bertahan untuk tetap terjaga
Walaupun mata terasa perih dan pedih
Namun tiba – tiba dadaku terasa sesak
Penuh dengan gas makanan yang memaksa keluar
Aku pun mual dan memuntahkan semua isi perutku
Ampuni aku ya Rahman
Barangkali diantara makanan yang kusantap
Ada yang tidak halal
Sehingga terpaksa dikeluarkan
Karena perut hamba
Sejak dulu selalu begitu
Ketika
Malam keempat
BERKUMPUL TAPI PENUH TANDA TANYA
Tadi malam aku bermimpi
Ada begitu banyak hidangan diatas meja panjang
Semua keluargaku berkumpul
Baik yang masih hidup maupun yang sudah mati
Duduk berkumpul
Namun anehnya meja tersebut miring dan hanya ditopang sebilah kayu lemah
Hanya menanti satu keajaiban
Benar – benar aneh
Berkumpul namun penuh tanda tanya.....
Ada apa ya…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar