Semenjak adanya Facebook, saya jadi jarang menulis di Blog pribadi saya. Karena memang terkadang tulisan - tulisan saya kan pendek - pendek. jadi lebih banyak saya kirim pakai postingan saja lewat Facebook yang memang bisa untuk itu. Disamping itu juga, Facebook lebih interaktif dibandingkan dengan blog. namun kadang - kadang saya masih menulis juga khusus untuk Blog saya. Saya tidak pernah perduli, apa Blog saya dibaca orang apa tidak. Yang jelas disinilah saya menuliskan apa yang sedang saya fikirkan atau sedang saya rasakan.
Minggu, 11 Juli 2021
NALURI MANUSIA MENCARI NAFKAH
PENULIS : MUHAMMAD YUSNI MS ( NGARAN ABAH )
BISNIS TANAH KAVLING DAN RUMAH KREDIT
PENULIS MUHAMMAD YUSNI MS
Bisnis tanah kavling dan rumah kredit adalah dua bisnis yang masih bisa bernafas lega walau pun di saat pandemic corona 2020 – 2021 ini. Memang daya beli menurun, namun minat terhadap tanah kavling dan rumah kredit masih ditingkat yang aman. Hanya tinggal kemampuan dan upaya dari para owner usaha didalam melaksanakan promosi dan menyebarkan iklannya. Salah satu media yang cukup efektif sekarang adalah beriklan lewat Medsos di gemari oleh masyarakat saat ini.
Jika dibandingkan kedua jenis memiliki perbedaan. Biasanya para pengusaha lebih suka jualan tanah saja daripada jualan tanah plus rumah. Memang jualan tanah plus rumah, baik itu cash maupun kredit, keuntungannya lebih besar, namun “ongkos” pembuatannya juga lumayan gede. Kalau tanah yang dijual atau di kreditkan, maka ongkos hanya sedikit. Paling biaya pengukuran, pembuatan jalur jalan kavlingan, pematokan dan pemapasan tanah jika bergunung atau berbukit. Beda dengan ongkos pembangunan perumahan. Biaya lebih besar dan berlipat – lipat. Oleh karena itu mengapa para pengusaha lebih suka jualanan tanah daripada jualan perumahan.
Jika kita hitung – hitungan saja, anggaplah ukuran tanah 10 x 20 m dijual 50 juta. Dalam satu hektar anggaplah ada 40 kavling. Jika 40 kavling kali 50 juta = 2 milyar. Jika anda beli tanah 1 hektar dengan harga 100 juta. Berarti keuntungan anda jika di jual kavlingan : adalah 1 milyar 900 juta. Apa anda bukan langsung jadi jutawan ? Apalagi jika tanahnya – tanah milik sendiri. Oleh karena itu mengapa bisnis tanah kavling adalah bisnis yang cukup menggiurkan.
Sedangkan bisnis rumah kredit atau pengadaan perumahan saat ini masih merangkak pelan – pelan. Memang hasilnya sangat menggiurkan. Bisa ratusan kali lipat dibandingkan sekedar kavlingan. Namun perlu biaya besar juga didalam pembangunannya. Jika seandainya saat ini tidak pandemic, mungkin bisnis ini juga menggiurkan bagi pelaku bisnis.
DILEMA COVID 19 IN MILENIUM AGE
PENULIS : MUHAMMAD YUSNI MS ( NGARAN ABAHKU )
Entah dengan bahasa apa kelak saya akan menjelaskan tentang sebuah periode yang dimulai Awal Januari 2020 sampai dengan Juli 2021, kepada generasi yang akan datang. Suatu periode yang penuh dengan kisah kematian yang menyebar dimana mana, disebabkan oleh Virus kecil dan tidak kasat mata. Ia menyebar hampir disemua negara, hampir semua negara besar mengalami serangannya. Bahkan virus ini sama sekali tidak memilih, siapa saja dihajarnya. Bahkan negara yang paling Super Canggih dibidang kebersihan dan kesehatanpun dikangkanginya. Semuanya menjadi kalangkabut. Dan akibatnya pun seperti efek domino. Akhirnya berdampak kepada perekonomian, sosial, Budaya dan Politik.
Anak – anak generasi sekarang lebih mengenal Masker daripada kerudung Ibu Gurunya. Itu dikarenakan mereka lebih banyak belajar secara online. Mereka hanya mendapat tugas – tugas dari Ibu dan Bapak Guru secara online, bahkan belajar dan menuntaskan tugas secara online. Taman – taman bermain sepi. Sekolah – sekolah sepi. Kampus – kampus sepi. Semua kegiatan berpindah kerumah.
Para penjual makanan, klontongan, sembako dan sejenisnya mulai berguguran seperti daun – daun. Warung – warung pinggir jalan pada di paksa tutup, begitu pula dengan tempat ibadah seperti mesjid, gereja dan Vihara. Semua kegiatan yang berpotensi mengumpulkan orang banyak di larang dan dibatasi. Yang menerima banyak, tapi ada juga yang menolak untuk karantina.
Pada Fase awal tahun pertama 2020 – 2021, dunia terasa mencekam, setiap hari kita mendengar berita korban Covid berjatuhan. Lockdown terjadi dimana – mana. Di Indonesia terjadi kegaduhan dimana – mana. Mudik menjadi tema penting, masyarakat yang memaksa ingin pulang, berhadapan dengan para petugas gabungan yang menghadang di jalan – jalan. Sholat pun dipaksa di rumah masing – masing. Para Ulama dan Ustadz dan atau para Tokoh pun bersuara dimana – mana. Ada yang mendukung upaya Pemerintah, ada juga yang menentang dan membuat pernyataan yang membantah tentang kebenaran Covid. Karena Covid dianggap sebuah konspirasi besar.
Kegaduhan ini telah memecah masyarakat kepada dua golongan besar. Ada yang percaya 100 % percaya Covid itu ada. Dan ada juga yang menolak dan menganggap semua itu hanyalah HOAX alias konspirasi global.
Bersambung.....
Langganan:
Postingan (Atom)