Saya sudah cukup lama berkerja di
beberapa instansi berbeda. Pengalaman yang cukup dan menambah keterampilan
saya. Berbagai posisi sudah pula saya alami. Mulai dari tukang kebersihan,
bagian dapur memasak air minum untuk para karyawan dan pimpinan, bagian
kesiswaan, bagian perlengkapan, bagian data dan kearsipan, pustakawan dan
sampai menjadi kepala tata usaha.
Alhamdulillah saya jalani dengan baik dan
benar. Walaupun terkadang cibiran dan hinaan dalam bentuk bercanda sudah pula saya nikmati. Bagi saya
berkerja dengan jabatan apapun itu, selama saya bertujuan untuk mencari nafkah
keluarga saya, tetap akan saya lakoni.
Saya pun berusaha maksimal
melaksanakan tugas yang saya emban. Kecuali saya dalam keadaan sakit, barulah
saya tidak bisa melaksanakan tugas tersebut. Saya terus terang malu kalau saya
sampai tidak melaksanakan tugas – tugas yang diberikan oleh Pimpinan saya.
Apalagi sampai pulang sebelum waktunya. Berkerja santai atau sampai menghindari
pekerjaan. Waduh saya benar – benar malu.
Sewaktu saya berada di posisi
pimpinan, saya pun sering menangis dalam hati, dan membayangkan betapa saya
kelak mendapat pertanyaan berat dari Allah atas kepemimpinan saya. Melihat
kelakuan anak buah saya yang seenaknya dan bahkan sering melalaikan tugasnya.
Sedih dan pedih. Karena itu, begitu saya lepas jabatan sebagai pimpinan, saya
seolah bagaikan seekor unta yang dilepaskan beban berat dari punggungnya. Saya
pun langsung bersujud syukur.
Bukan berarti saya merasa orang
yang baik, jujur dan beriman melebihi orang lain. Saya pun melakukan kesalahan
dan kekurangan sebagaimana orang lain. Saya pun juga bisa khilaf dan khalaf.
Namun sayangnya status saya sebagai orang dhuafa terkadang disalahartikan dan
terkadang dijadikan kambing hitam. Itu hal yang bisa saya maklumi. Mudah –
mudahan kelak Allah menunjukkan kebenaranNya.
Ibaratnya sebuah pohon mangga,
paling saya mengambil buah mangga yang jatuh atau membusuk, itupun jumlahnya
sedikit. Namun ada orang yang mengambil sampai berkarung – karung didepan mata,
justeru masih dianggap “Orang Baik, Orang Jujur, Tokoh masyarakat, orang
hebat.”
Atau ibarat perbedaan antara yang
mencuri sandal dihukum berat dan dianggap nista, sementara yang korupsi ratusan
juta, masih tetap dianggap Orang baik.
Bagi saya, selama saya masih
dipercaya untuk berkerja, maka saya akan mencoba secara makslmal untuk
melaksanakannya dengan bertanggung-jawab. 31.10.2017.batucermin.smd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar