Selasa, 09 Mei 2017

POHON DIGITAL KEHIDUPAN

Para pemikir kehidupan sudah dari dulu menggambarkan bahwa kehidupan manusia itu mirif seperti sebuah pohon besar yang rindang. Kehidupan digambarkan secara universal seperti pohon. Oleh Karena itu ada istilah pohon kehidupan. Manusia itu digambarkan seperti daun. Ada daun yang tua, maka taklama kemudian dia akan gugur ( ini digambarkan sebagai kematian ). Dan tunas bakal daun digambarkan sebagai kelahiran. Sedangkan daun yang masih segar dan kuat digambarkan sebagai kehidupan muda dan dewasa. Kadangkala kita juga digambarkan sebagai buah yang tumbuh. Jika masih muda dan ranum, akan bermanfaat bagi siapa saja. Sedangkan yang tua dan membusuk maka ia akan jatuh ke atas tanah. Namun setiap buah yang busuk dan mati di tanah, akhirnya akan muncul tunas di atas reruntuhan bekas buah tadi.

Manusia datang dan pergi silih berganti. Ketika ada yang mati, maka esok sudah ada yang menggantikan. Yang paling terasa kalau kita duduk di ruang tamu rumah sakit. Sebentar ada yang diantar ambulance sudah mau sekarat. Ada yang datang Karena kecelakaan. Ada yang datang Karena kumat penyakitnya. Ada yang datang Karena mau melahirkan. Sekian banyak urusan, semuanya berkaitan dengan kematian, sakit dan kelahiran. Dan manusia pun berganti – ganti.

Jika dihitung – hitung manusia mungkin sudah mencapai beratus – ratus juta jumlahnya. Seandainya mereka yang sejak manusia awal sampai sekarang masih hidup, maka mungkin dunia sudah tidak muat lagi. Oleh Karena itulah mengapa kemudian harus ada batas usia bagi manusia dan makhluk lainnya. Cara menstabilkan jumlah manusia pun ada beberapa cara, ada lewat kematian Karena tua. Ada yang meninggal Karena wabah penyakit. Ada yang meninggal Karena bencana alam. Ada yang meninggal Karena peperangan dan pertikaian yang tiada akhirnya.

Barangkali itulah irama dunia, semua kejadian, baik itu perang, bencana alam, kematian dan kelaparan semuanya berujung pada komposisi jumlah manusia dimuka bumi. Dan kehidupan manusia berbeda dengan kehidupan semut atau binatang lainnya. Manusia jika ia mutiara ditengah kaumnya, maka ia akan dikenal sepanjang massa. Lihat saja para Raja, tokoh masyarakat, tokoh agama, penulis, ahli politik, ahli strategi, para filsuf dan para penemu, nama mereka selalu akan muncul dalam buku sejarah, yang akan dipelajari anak cucu keturunan manusia di masa depan. Entah itu lewat buku – buku berbentuk hardcopy ataukah lewat ebook yang tersimpan di pustaka dunia maya.

Semua jejak sejarah, pengetahuan, kebudayaan, social, politik yang telah terjadi dimasa – masa yang telah lalu saat ini, dimassa sekarang, sedang menuju proses pembentukan pohon pengetahuan digital yang bernama Dunia Maya. Semua jejak tersebut sedang berproses, berinteraksi, menggumpal dalam awan data yang bernama cloude processing centre. Semuanya akan menyatu dalam sebuah otak raksasa pengetahuan yang bernama cyberspace of brain.

Manusia kelak, terutama yang hidup dimasa depan, hanya tinggal melakukan browsing dan atau surfing di dunia maya kalau ingin belajar tentang sejarah manusia, tentang pengetahuan dan kebudayaan di masa lalu.  Dan atau belajar tentang apa saja.

Bentuk yang nyata sekarang aplikasi yang saya maksud seperti Google, Wikipedia, dll.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar