Awalnya saya kenal dengan Muhammadiyah, adalah ketika saya mulai masuk
kelas I SMA Muhammadiyah 2 di Teluk Lerong Samarinda Ulu. Ketika saya SD dan
SMP saya belum kenal dengan Muhammadiyah. Bahkan dulu waktu saya masih
tinggal di Bontang, ketika masih SD,
saya ingat sebuah kejadian di sebuah Langgar didekat rumah yang kami sewa.
ketika itu kami sedang asik berkumpul di Langgar ( biasa anak - anak kecil ),
tidak lama datang seorang anak muda ( berusia sekitar 20 tahun ). ia kemudian
menyalami kami satu - satu. beliau tanyakan kami kelas berapa. Tinggal dimana.
Apa cita - cita kami. kemudian dia
bercerita tentang Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Tidak lama kemudian orang
itu pergi. Taklama berselang, ustadz yang biasa menjadi Imam di langgar kami
menahan kami pulang sehabis Isya. Beliau berkata untuk tidak lagi menemui orang
tadi. Jangan dengarkan ceritanya. kalau bisa jauhi sejauh-jauhnya. kami tanya
kenapa. bilang beliau, sudahlah kalian tidak perlu kenapa. Yang perlu kalian
ketahui adalah, kalau itu orang Muhammadiyah. Orang Muhammadiyah itu kalau
meninggal tidak masuk surga, karena tidak mau di Talqin dan tidak mau di
Selamati kematiannya. Pada saat itu, dengan logika anak kecil, ya kami terima
saja. Itulah pertama kalinya saya mendengar Nama Muhammadiyah.
Sejak itu lama saya tidak mendengar nama tersebut, sampai saya kemudian
masuk kelas I SMA Muhammadiyah di Telok Lerong. Dan itulah proses awal saya
mulai kenal dengan Muhammadiyah.
Ketika pertama kali masuk, kami kemudian dimasukkan kedalam pengurus
Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMA Muhammadiyah 2 Samarinda.
Ketika liburan semester, saya bersama 4 orang teman saya, mengikuti Latihan
Kepemimpinan Khusus Pelajar se - Kota Samarinda. Tempatnya di SMK Muhammadiyah
2 Samarinda. Pesertanya berasal dari berbagai sekolah tingkat SLTA yang ada di
Kota Samarinda.
Saya ingat benar, waktu itu Master Of Training-nya adalah Bapak Slamet
Bachtiar, Sm.Hk, kemudian ada juga Ali Akbar, Idham Chalid, Astuni dan Sofyan
Djaffar. Itulah pertama kali saya kenal dengan dinamika Organisasi Ikatan
Pelajar Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi otonomi Muhammadiyah.
Sejak saya itulah saya kemudian terlibat terus menerus di IPM. Habis dari
Pimpinan Ranting Muhammadiyah SMA Muhammadiyah 2 Samarinda, saya kemudian naik
ke Tingkat Pimpinan Cabang IPM Samarinda Ulu bersama : Syahran, Hamzah,
Sudarno, Ana Susiah, dan lain - lainnya. Waktu itu Pimpinan Daerah IPM masih almarhum
Ahmad Maulidin. seorang pemuda yang sangat kreatif dan cerdas. disamping
menjadi ketua, Ahmad juga seorang wartawan di Koran ManuntunG. Namun sayang
usianya pendek, dia meninggal di usia yang sangat muda.
Ketika Pimpinan Daerah IPM Kota Samarinda melaksanakan Musyawarah Daerah,
naiklah saudara Sudarno sebagai ketua, dengan sekretarisnya Ana Susiah.
Sedangkan saya menjadi Ketua Departemen Perkaderan.
Ketika lulus dari SMA Muhammadiyah 2 Samarinda, saya kemudian masuk di STIE
Muhammadiyah Samarinda. Di Kampus ini, lagi - lagi saya bersama Ahmad Aznem,
Damingun dan Sudarno disuruh merintis Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah. Perjalanan keorganisasian saya terus berlanjut ke tingkat
Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Kota Samarinda. Kemudian
lanjut ke Dewan Pimpinan Daerah ( DPD ) IMM Kaltim bersama Masykur Husaini, Nur
Wahid, Amin Nasrullah. Sedangkan di Kampus, saya sendiri bersama Safwan Halim
dan Mansyur naik ke pentas Senat Mahasiswa STIE Muhammadiyah Samarinda.
ketika itu tahun 1997 s.d. 1998 adalah tahun - tahun penuh pergolakan
mahasiswa se - Indonesia. saya pun terlibat aktiv bersama teman - teman dari
SEMA perguruan tinggi negeri dan swasta dalam arus reformasi yang semakin lama
semakin menggelora.
ketika eforia 1998 berlalu, saya kemudian kembali aktiv di IPM dan IMM.
namun karena ke-asyik-an saya di Organisasi sehingga kuliah saya acak - acakan.
alias macet. sampai - sampai saya harus mereset dua kali. dari semester 1
sampai 3 lancar. 4 dan 5 error, sehingga saya harus mengulang lagi 4 dan 5.
begitu pula dengan 6 dan 7. harus reset dua kali. ketika di semester 7 , saya
mau menyusun skripsi. tiba - tiba gelora suksesi kembali terjadi. sehingga saya
kembali sibuk di Parlemen Jalanan.
skripsi saya tertunda terus. kemudian tahun 1999 saya di "Paksa
nikah" oleh temen - temen di Ortom. Rombongan Bapak - bapak Muhammadiyah
seperti : " Bapak Arifin Idris, SE, Ngadimun Badrie, SE, Ahmad Dimyati,
SE, sedangkan teman - temen dari ortom seperti : Irfan AM, Azis Muslimin, Ahmad
Aznem, Suwoko, Damingun. Meluruk melamar ke rumah Candra Ivony calon isteri
saya waktu itu. Walaupun acara lamaran itu terkesan disambut dingin oleh Ibu
mertua ketika itu. Namun alhamdulillah dengan segala bantuan dan dukungan teman
- teman, akhirnya acara nikahan kami berjalan dengan baik dan lancar.
kemudian 1 tahun kemudian anak pertama kami lahir, tahun kedua anak kedua,
dan tahun ke empat anak ketiga. gara - gara sibuk mengurus bayi - bayi kami,
akhirnya saya dan isteri sudah tidak terpikir lagi melanjutkan kuliah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar