Sabtu, 16 Juni 2012

PERBEDAAN MENULIS DI ZAMAN DULU DAN DI ZAMAN CYBER

Cukup lama saya tidak menulis lagi. Itu terjadi bukan karena apa – apa, ya kebetulan Cuma lagi malas aja, biasanya sehari ada aja yang saya coba angkat kedalam tulisan. Saya tidak tahu masuk jenis apa tulisan – tulisan saya. Karena dalam menulis saya tidak pernah menentukan tema utama. Tulisan – tulisan saya lahir justeru terkadang tergantung suasana fikiran dan hati saya.

Dan hampir semua macam hal yang ingin saya tuliskan. Entah dorongan darimana itu semua. Yang jelas, kalau dulu, ketika seseorang ingin menjadi penulis, maka orang tersebut harus belajar teknik menulis, teknik penggunaan bahasa, teknik mempergunakan mesik ketik, dan setelah itu barulah menulis. Dan jika ingin tulisannya dibaca orang, maka si penulis harus mengirimkan naskah tulisannya ke beberapa penerbit majalah atau buku. Dan jika tulisannya di setujui untuk dicetak , maka barulah tulisan tersebut bisa dibaca orang lain.

Tapi di zaman cyber ? Seorang penulis cukup mengetik di Ipad atau Netbook, kemudian langsung menguploadnya ke blog atau situs pribadinya. Orang baca atau tidak baca, itu terserah anda. Bahkan tulisan anda sama sekali tidak akan bisa di sensor penerbit buku atau majalah. Benar – benar bebas menulis. Menulis apa saja. Bebas. Tanpa pagar atau takut blog kita di bredel. Di zaman Soeharto banyak majalah kena bredel. Tapi di zaman kebebasan menulis di dunia cyber, siapa yang bisa membredel anda. Kecuali anda-nya yang di bunuh orang, nah barulah anda kena “cut “.

Sayangnya kebebasan yang didapatkan pada zaman sekarang, menyebabkan seseorang dalam menulis tidak lagi memperhatikan batas – batas perasaan suku, agama, ras dan kasta. Bebas menuliskan tentang segala bentuk caci maki terhadap segala hal. Syukurnya masih ada saja para blogger yang konsisten mengajarkan ajaran – ajaran moral ke dunia cyber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar