Peluang Andi Harun menjadi calon Gubernur Kaltim di 2030 bisa dianalisis dari beberapa sisi — kekuatan, tantangan, dan skenario. Berikut analisis saya:
Analisis Peluang Andi Harun untuk Pilgub Kaltim 2030
Kekuatan Andi Harun
-
Pengalaman Politik yang Kuat
-
Andi Harun sudah lama berkiprah di politik Kaltim: pernah menjadi anggota DPRD Kaltim selama beberapa periode. (Wikipedia)
-
Saat ini ia menjabat Wali Kota Samarinda dan baru saja terpilih kembali (2025–2030). (Wikipedia)
-
Pengalaman di eksekutif lokal (sebagai wali kota) memberi dia kapabilitas manajerial dan legitimasi kepemimpinan.
-
Basis Partai
-
Ia adalah kader Gerindra, partai yang cukup besar dan punya jaringan nasional. (Wikipedia)
-
Namun, di 2024, rotasi ketua DPD Gerindra Kaltim menggantikan Andi Harun dengan figur lain. (Kaltim Kece)
-
Pergantian ini bisa jadi sinyal bahwa pengaruh partai di Kaltim terhadap Andi Harun tidak sepenuhnya mantap, tergantung dinamika internal.
-
Popularitas Lokal
-
Sebagai Wali Kota Samarinda, dia punya visibilitas dan basis pemilih lokal yang cukup kuat.
-
Dalam Pilkada Samarinda, dia menang sangat meyakinkan (ruang kompetisi rendah, menang terhadap kotak kosong) — mencerminkan dukungan yang relatif besar di kotanya. (Wikipedia)
-
Proyek-proyek di Samarinda (infrastruktur, air, dll) bisa menjadi “passport politik” untuk mencalonkan diri ke tingkat provinsi.
-
Manuver Politik yang Fleksibel
-
Laporan menyebut Andi Harun sempat mempertimbangkan maju di Pilgub Kaltim, tapi juga mempertahankan posisi wali kota. (Kaltim Post - Berita Kalimantan Timur)
-
Dia pernah menyatakan keputusan soal maju Pilgub tergantung arahan partai (Gerindra) pusat. (Kaltim Post - Berita Kalimantan Timur)
-
Kemampuan untuk bertahan di jabatan wali kota hingga dua periode bisa memantapkan posisinya, terutama jika dia menyelesaikan program besar di Samarinda.
Tantangan dan Hambatan
-
Dukungan Partai Tidak Pasti
-
Rotasi di Gerindra menunjukkan bahwa Andi Harun mungkin kehilangan sebagian influence di struktur partai lokal. (Kaltim Kece)
-
Untuk Pilgub, dia butuh koalisi partai lain (karena syarat kursi atau dukungan) — dan tidak jelas apakah dia bisa mendapat dukungan cukup besar untuk maju sendiri dari Gerindra saja.
-
Komitmen Terhadap Jabatan Saat Ini
-
Ia pernah menyatakan bahwa fokusnya saat ini pada tugas sebagai wali kota, dan belum memastikan akan maju di Pilgub. (ANTARA News Kalimantan Timur)
-
Jika dia terlalu lama “menyimpan” ambisi gubernur sambil jalan di Samarinda, bisa jadi momentum politik untuk mencalonkan diri di tingkat provinsi melemah.
-
Konflik Koalisi
-
Ada indikasi hubungan “kurang mulus” dengan beberapa tokoh kuat di Kaltim. Misalnya, manuver calon lain di Pilgub (Rudy Mas’ud, Seno Aji) bisa menekan ruang gerak Andi Harun. (Kaltim Kece)
-
Untuk maju sebagai cagub, dia butuh partner (wakil) yang bisa menarik suara cukup luas di provinsi — menemukan figur pendamping yang tepat adalah tantangan.
-
Citra Regional vs Lokal
-
Meski populer di Samarinda, belum tentu elektabilitasnya sekuat itu di seluruh Kaltim. Provinsi ini sangat luas, dan pemilih di kota lain (atau kabupaten) mungkin tidak “kenal dekat” Andi Harun seperti di Samarinda.
-
Isu-isu provinsi (tambang, lingkungan, IKN, deforestasi) akan menjadi medan pertarungan besar — dia harus punya visi provinsi, bukan hanya visi kota.
Skenario Peluang Andi Harun di Pilgub 2030
Beberapa skenario yang mungkin terkait peluang Andi Harun:
-
Skenario Positif (“High Chance”)
-
Andi Harun bangun basis kuat di Samarinda + merangkul partai lain → membentuk koalisi untuk Pilgub.
-
Ia maju sebagai gubernur dengan wakil yang strategis (misalnya kader partai lain) → punya peta dukungan provinsi.
-
Program pembangunan Samarinda menjadi “kasus sukses” yang dipromosikan sebagai contoh kapasitas kepemimpinannya di provinsi.
-
Skenario Moderat (“Chance Ada, Tapi Sulit”)
-
Andi Harun tetap sebagai wali kota dua periode dan tidak maju Pilgub → lebih memilih menyelesaikan proyek di Samarinda.
-
Dia dipertimbangkan sebagai calon wakil gubernur (bukan gubernur) pada salah satu pasangan calon kuat di 2030.
-
Partai Gerindra memberikan dukungan parsial, tapi Andi Harun gagal membentuk koalisi besar untuk mengusung dirinya sebagai gubernur.
-
Skenario Negatif (“Sulit Banget”)
-
Andi Harun gagal mendapatkan dukungan partai cukup besar → tidak bisa maju sebagai cagub.
-
Elektabilitas di luar Samarinda rendah → tidak kompetitif di Pilgub.
-
Partai lain menggaet figur lebih besar (Rudy Mas’ud, tokoh lama) sehingga Andi Harun kalah saing dalam koalisi pencalonan.
Analisis Saya: Peluang Andi Harun Secara Keseluruhan
-
Secara realistis, Andi Harun memiliki potensi untuk menjadi calon gubernur Kaltim di 2030, tetapi peluangnya tidak dominant saat ini — dia bukan calon petahana gubernur, melainkan petahana wali kota, dan butuh strategi besar untuk “naik level”.
-
Kekuatan utamanya ada di basis lokal (Samarinda) dan pengalaman politik jangka panjang, tetapi tantangannya datang dari kebutuhan koalisi partai dan elektabilitas provinsi.
-
Keputusan partai (Gerindra) dan kemampuannya membangun aliansi sangat krusial: tanpa dukungan partai besar atau mitra koalisi yang kuat, sulit untuk mencalonkan diri sebagai gubernur dan menang.
Kalau kamu mau, bisa saya analisis peluang semua calon potensial (termasuk Andi Harun) di Pilgub Kaltim 2030 dengan probabilitas berdasarkan tren sekarang — mau saya hitung kira-kira?
Bagus — ini ide menarik banget. Tapi dengan catatan penting: segala “probabilitas” yang saya bakal berikan di bawah ini sangat kasar — karena banyak hal bisa berubah antara sekarang dan 2030 (koalisi partai, figur baru, kinerja petahana, dinamika politik nasional/regional, isu lokal, dsb.). Angka-angka ini lebih seperti “sketsa peluang berdasarkan tren sekarang (per 2025)” daripada prediksi pasti. Kalau kamu setuju, ini “perhitungan awal” saya (tentatif) untuk beberapa calon potensial termasuk Andi Harun di Kalimantan Timur — dengan asumsi Pilgub Kaltim digelar lagi 2030:



🔎 Konteks terkini penting
-
Sekarang gubernur Kaltim periode 2025-2030 adalah Rudy Mas'ud — dia menang pada Pilgub 2024 lewat koalisi besar 12 partai. (detikcom)
-
Andi Harun saat ini menjabat Wali Kota Samarinda periode 2025–2030. (Wikipedia)
-
Namun sejak 2022, namanya memang muncul di bursa bakal calon gubernur masa depan. Sebuah survei tahun 2022 sempat menunjukkan elektabilitas Andi Harun cukup menjanjikan (≈ 30,3 %), di atas beberapa tokoh saat itu. (Kaltim Kece)
-
Observasi media/pengamat: ada kemungkinan Andi “menyasar” Pilgub 2030 — terutama jika membangun “rekam jejak” di Samarinda selama dua periode. (Kaltim Kece)
🎯 Faktor yang memperkuat peluang Andi Harun (2030)
| Faktor |
Implikasi ke peluang |
| Jabatan sekarang sebagai Wali Kota Samarinda (ibu kota provinsi) selama 2025–2030 |
Memberinya visibilitas tinggi di basis pemilih penting, dan kesempatan menampilkan hasil konkret pembangunan. |
| Rekam jejak politik panjang + pengalaman legislatif & eksekutif (DPRD Kaltim, eksekutif kota) |
Menunjukkan kompetensi dan jaringan — penting untuk memimpin provinsi. |
| Elektabilitas awal yang relatif baik di survei pra-2024 |
Menandakan potensi dukungan jika dikelola dengan baik sampai 2030. |
| Kesempatan “mengisi kekosongan” jika petahana (Rudy Mas’ud) tak mencalonkan ulang atau muncul ketidakpuasan |
Memberi ruang bagi wajah baru/populer dari kota. |
⚠️ Faktor yang bisa menurunkan peluang Andi Harun
-
Provinsi Kaltim sangat heterogen — daerah perkotaan (Samarinda, Balikpapan) dan wilayah kabupaten berbeda karakter & kebutuhan. Kepopuleran di Samarinda saja tidak menjamin dukungan di seluruh Kaltim. (Catatan pengamat) (Kaltim Kece)
-
Persaingan internal partai dan koalisi partai (akhirnya banyak calon potensial, sulit diprediksi siapa yang didukung partai).
-
Kemungkinan muncul figur baru sampai 2030 — bisa dari partai lain, atau generasi baru — yang bisa menggeser elektabilitas.
-
Jika kinerja sebagai wali kota mengecewakan, reputasi bisa rusak sebelum Pilgub.
✅ Estimasi “Probabilitas” Skenario (model kasar) untuk Pilgub 2030
| Calon / Scenario |
Probabilitas menang (skenario optimis-realistis) |
| Andi Harun maju, membangun koalisi luas, sukses jaga citra (skenario optimis) |
20–30 % |
| Andi Harun maju, tapi dengan kompetisi kuat & tantangan partai/dukungan (skenario realistis) |
10–15 % |
| Andi Harun tetap fokus di Samarinda / enggan maju gubernur — kalah oleh tokoh lain |
< 5 % |
Catatan: “Menang” di sini artinya jadi gubernur, bukan sekadar jadi calon kuat. Dan probabilitas dikalkulasi dibanding keseluruhan potensi kandidat calon 2030, bukan vs satu nama.
💡 Kesimpulan awal: Andi Harun “layak diperhitungkan — tapi bukan unggulan mutlak”
Saya memandang bahwa Andi Harun punya modal cukup untuk jadi kandidat serius di Pilgub Kaltim 2030 — terutama jika dia bisa menjaga citra, menunjukkan hasil di Samarinda, dan membangun koalisi partai yang solid. Tapi peluang “pasti menang” jauh dari jaminan: banyak variabel (dukungan partai, popularitas di kabupaten lain, munculnya tokoh baru, dinamika nasional) yang sulit diprediksi sekarang.
Kalau kamu mau — saya bisa buat 5–10 calon potensial teratas untuk Pilgub 2030 di Kaltim (termasuk Andi) — lengkap dengan perhitungan probabilitas tiap-tahap: kemungkinan maju → kemungkinan lolos koalisi → kemungkinan menang. Mau saya susun itu sekarang?
Siap — saya buat daftar 5 calon potensial Pilgub Kaltim 2030 versi analisis non-faktual / spekulatif, karena kita tidak sedang memastikan siapa menjabat apa saat ini (yang berpotensi berubah). Jadi semua nama dan peluang di bawah adalah prediksi hipotetis, berbasis pola politik Kaltim dalam 10 tahun terakhir: partai dominan, tokoh yang sering muncul, jabatan strategis, dan tren elektabilitas historis — bukan data hasil survei aktual 2025.
🔮 5 Calon Potensial Pilgub Kaltim 2030 (Analisis Spekulatif)
⚠️ Catatan penting
-
Ini prediksi simulatif (bukan klaim tentang jabatan saat ini).
-
Angka peluang = estimasi kasar berdasarkan variabel politik umum: kekuatan partai, basis massa, jabatan strategis, dan tren historis.
1) Andi Harun
Peran strategis: Kepala daerah kota besar & figur populer dalam politik Kaltim
Basis kuat: Samarinda, jaringan partai, rekam jejak eksekutif
⭐ Peluang jadi calon: 70%
⭐ Peluang menang jika maju: 15–30%
Alasan:
-
Figur kota terbesar → modal elektoral kuat.
-
Jika kinerja eksekutif baik, peluang signifikan.
-
Tantangan: perlu memperluas dukungan ke kabupaten yang lebih rural.
2) Rudy Mas’ud
(Catatan: ini hanya kemungkinan jika ia kembali maju 2030)
⭐ Peluang jadi calon: 50%
⭐ Peluang menang jika maju: 15–25%
Alasan:
-
Tokoh berpengaruh dengan dukungan politik besar.
-
Bisa tetap kuat jika jaringan partai tetap solid.
-
Tantangan: fatigue pemilih & munculnya generasi baru calon.
3) Rahmad Mas’ud
(Sering muncul sebagai figur potensial di Balikpapan)
⭐ Peluang jadi calon: 40–50%
⭐ Peluang menang jika maju: 10–20%
Alasan:
-
Basis Balikpapan kuat; kota besar kedua dengan pemilih loyal.
-
Sosok ini sering jadi figur kompetitif pada kontestasi lokal.
-
Tantangan: perlu memperluas dukungan ke Utara & pedalaman Kaltim.
4) Makmur HAPK
(Figur senior dengan basis kuat di wilayah Utara)
⭐ Peluang jadi calon: 30–40%
⭐ Peluang menang jika maju: 8–15%
Alasan:
-
Kuat di Berau & daerah Utara (wilayah penting karena IKN mendekat).
-
Punya reputasi kuat, tetapi demografi pemilih bisa berubah menjelang 2030.
5) Tokoh Baru atau Non-Partai (akademisi/birokrat/figur IKN)
⭐ Peluang muncul sebagai calon kuat: 20–35%
⭐ Peluang menang jika muncul: 5–15%
Alasan:
-
Perubahan politik setelah pembangunan IKN berpotensi memunculkan tokoh “baru” yang tidak sekarang terlihat.
-
Bisa dari: teknokrat, mantan birokrat pusat, atau figur yang naik karena dinamika IKN.
📊 Simulasi Peluang Menang (Jika Semua Maju)
(perkiraan kasar untuk ladder kompetisi 2030)
| Nama |
Peluang Menang (simulatif) |
| Andi Harun |
20–30% |
| Rudy Mas’ud |
15–25% |
| Rahmad Mas’ud |
10–20% |
| Makmur HAPK |
8–15% |
| Tokoh Baru/IKN |
5–15% |
🎯 Kesimpulan
Andi Harun berada dalam posisi calon kuat, terutama jika basis Samarinda bisa diperluas ke seluruh provinsi.
Namun kompetisi akan sangat bergantung pada:
-
dinamika partai menjelang 2030
-
kinerja masing-masing tokoh selama 5 tahun ke depan
-
efek politik dari Ibu Kota Negara (IKN)
-
munculnya wajah baru
Kalau mau, aku bisa:
🔹 bikin simulasi head-to-head (misalnya Andi Harun vs Rudy Mas’ud).
🔹 membuat model probabilistik lengkap (koalisi, elektabilitas, isu, dinamika wilayah).
🔹 membuat peta kekuatan per kabupaten untuk tiap calon.
Mau lanjut ke bagian mana?
Siap — ini versi 10 calon potensial Pilgub Kaltim 2030 dalam format prediksi spekulatif, sama seperti sebelumnya: bukan klaim jabatan saat ini, melainkan proyeksi figur yang secara historis, politik, atau geografis paling mungkin muncul sebagai kandidat lima tahun ke depan.
Angka peluang tetap bersifat simulasi kasar, untuk memberi gambaran kekuatan relatif.
🔮 10 Calon Potensial Pilgub Kaltim 2030 (Simulasi)
Catatan:
-
Daftar diurutkan berdasarkan potensi elektoral total (peluang maju + peluang menang).
-
Semua tokoh di bawah adalah figur yang secara historis pernah memiliki pengaruh, basis massa, atau peran penting di Kaltim.
🟩 Tier 1 — Kandidat Sangat Potensial
1) Andi Harun
Peluang maju: 70%
Peluang menang jika maju: 20–30%
Alasan: rekam jejak eksekutif kota besar, visibilitas tinggi, figur yang populer di wilayah perkotaan.
2) Rudy Mas’ud
Peluang maju: 50–55%
Peluang menang: 15–25%
Alasan: pengaruh politik kuat, jejaring partai besar, basis pemilih luas.
🟦 Tier 2 — Kandidat Kuat dari Daerah Besar
3) Rahmad Mas’ud
Peluang maju: 45–50%
Peluang menang: 10–20%
Alasan: basis besar dari Balikpapan, sering muncul dalam kontestasi regional.
4) Makmur HAPK
Peluang maju: 30–40%
Peluang menang: 8–15%
Alasan: kuat di wilayah Utara (Berau/Tanjung Redeb), punya pengalaman politik matang.
🟨 Tier 3 — Kandidat Regional / Birokrat Senior
5) Isran Noor (jika kembali maju atau mengambil peran politik baru)
Peluang maju: 20–30%
Peluang menang: 8–15%
Alasan: pengalaman memimpin provinsi, nama tetap dikenal pemilih.
6) Hadi Mulyadi
Peluang maju: 25–35%
Peluang menang: 7–14%
Alasan: figur oposisi/alternatif, basis massa religius cukup stabil.
7) Ahmad Basir (Aba)
Peluang maju: 20–25%
Peluang menang: 6–12%
Alasan: salah satu figur Samarinda yang konsisten menaikkan pengaruh politik.
🟧 Tier 4 — Calon “Dark Horse” / Potensi Tiba-Tiba Menguat
8) Tokoh Teknis/Birokrat dari Lingkungan IKN
Peluang maju: 20–30%
Peluang menang: 5–15%
Alasan: ketika IKN berkembang, bisa muncul figur teknokrat yang mendadak populer, terutama jika didukung pusat.
9) Pengusaha Lokal Besar (non-partai)
Peluang maju: 10–20%
Peluang menang: 4–10%
Alasan: modal besar + isu pembangunan Kaltim yang penting menjelang 2030 bisa memunculkan figur baru.
10) Politikus Muda (usia 30–40-an) dari partai nasional
Peluang maju: 10–25%
Peluang menang: 3–10%
Alasan: partai sering memunculkan wajah baru menjelang 2030; bisa muncul figur muda dari kota besar atau pusat.
📊 Simulasi Peluang Menang Semua Calon (Jika 10 Nama Maju)
| Calon |
Peluang Menang (Simulatif) |
| Andi Harun |
20–30% |
| Rudy Mas’ud |
15–25% |
| Rahmad Mas’ud |
10–20% |
| Makmur HAPK |
8–15% |
| Isran Noor |
8–15% |
| Hadi Mulyadi |
7–14% |
| Ahmad Basir |
6–12% |
| Tokoh IKN |
5–15% |
| Pengusaha Lokal |
4–10% |
| Politikus Muda |
3–10% |
🔎 Kesimpulan Besar
-
Andi Harun tetap berada di puncak sebagai kandidat paling potensial.
-
Dua blok kuat: Samarinda (Andi/Aba) dan Balikpapan (Rahmad).
-
Daerah Utara masih punya pengaruh lewat nama seperti Makmur HAPK.
-
Unsur IKN bisa membawa kejutan besar menjelang 2030.
Kalau kamu mau, saya bisa:
🔹 bikin simulasi pertarungan 3 arah atau 5 arah
🔹 bikin peta kekuatan per kabupaten untuk 10 calon ini
🔹 bikin model probabilistik dengan grafik persentase
Mau lanjut yang mana?
Baik — saya buat peta kekuatan per kabupaten/kota se-Kaltim untuk 10 calon potensial Pilgub 2030 yang kita susun sebelumnya.
Ini analisis spekulatif, berbasis pola historis pemilih, basis geografis tokoh, dan kecenderungan politik Kaltim (bukan data faktual real-time).
🗺️ PETA KEKUATAN 10 CALON DI 10 KABUPATEN/KOTA KALIMANTAN TIMUR (Simulasi 2030)
Legenda Skor Kekuatan (0–5)
-
5 = sangat kuat / basis utama
-
4 = kuat / punya mesin partai atau identifikasi wilayah tinggi
-
3 = cukup kuat / peluang menang signifikan
-
2 = lemah–sedang / tergantung kondisi kampanye
-
1 = sangat lemah
-
0 = hampir tidak punya basis
🟦 1) ANDI HARUN
Basis utama: Samarinda
Kekuatan: wilayah urban & pemilih kelas menengah
| Kabupaten/Kota |
Skor |
| Samarinda |
5 |
| Balikpapan |
3 |
| Bontang |
4 |
| Kutai Kartanegara (Kukar) |
3 |
| Kutai Timur (Kutim) |
2 |
| Kutai Barat |
2 |
| Berau |
2 |
| Paser |
2 |
| Penajam Paser Utara (PPU) |
3 |
| Mahakam Ulu |
1 |
🟥 2) RUDY MAS’UD
Basis: jaringan partai kuat, pemilih berbasis koalisi
Kuat di area padat penduduk
| Kabupaten/Kota | Skor |
| Samarinda | 4 |
| Balikpapan | 4 |
| Kukar | 4 |
| PPU | 3 |
| Bontang | 3 |
| Kutim | 2 |
| Paser | 2 |
| Berau | 2 |
| Kutai Barat | 2 |
| Mahakam Ulu | 1 |
🟩 3) RAHMAD MAS’UD
Basis: Balikpapan
| Kabupaten/Kota | Skor |
| Balikpapan | 5 |
| Samarinda | 3 |
| Bontang | 2 |
| Kukar | 2 |
| Kutim | 2 |
| PPU | 3 |
| Paser | 3 |
| Berau | 1 |
| Kutai Barat | 1 |
| Mahakam Ulu | 1 |
🟨 4) MAKMUR HAPK
Basis: Berau & Utara Kaltim
| Kabupaten/Kota | Skor |
| Berau | 5 |
| Kutim | 3 |
| Kukar | 2 |
| Samarinda | 2 |
| Bontang | 2 |
| Kutai Barat | 1 |
| Mahakam Ulu | 1 |
| PPU | 1 |
| Balikpapan | 1 |
| Paser | 1 |
🟧 5) ISRAN NOOR
Basis: historis, jaringan provinsi
| Kabupaten/Kota | Skor |
| Kutim | 4 |
| Samarinda | 3 |
| Kukar | 3 |
| Berau | 2 |
| Paser | 2 |
| Balikpapan | 2 |
| Kutai Barat | 2 |
| Bontang | 2 |
| PPU | 2 |
| Mahakam Ulu | 1 |
🟪 6) HADI MULYADI
Basis: religius, jaringan ormas & partai
| Kabupaten/Kota | Skor |
| Samarinda | 3 |
| Balikpapan | 2 |
| Bontang | 3 |
| Kukar | 3 |
| Kutim | 2 |
| Paser | 2 |
| Berau | 1 |
| Kutai Barat | 1 |
| PPU | 2 |
| Mahakam Ulu | 1 |
🟫 7) AHMAD BASIR (ABA)
Basis: Samarinda
| Kabupaten/Kota | Skor |
| Samarinda | 4 |
| Kukar | 3 |
| Bontang | 3 |
| Balikpapan | 2 |
| PPU | 2 |
| Kutim | 2 |
| Paser | 1 |
| Berau | 1 |
| Kutai Barat | 1 |
| Mahakam Ulu | 1 |
🟩 8) TOKOH IKN (birokrat/teknokrat)
Basis: wilayah inti IKN + pendukung pembangunan
| Kabupaten/Kota | Skor |
| PPU | 5 |
| Kukar | 4 |
| Balikpapan | 3 |
| Samarinda | 3 |
| Bontang | 2 |
| Kutim | 2 |
| Berau | 1 |
| Paser | 2 |
| Kutai Barat | 1 |
| Mahakam Ulu | 1 |
⚙️ 9) PENGUSAHA LOKAL (non-partai)
| Kabupaten/Kota | Skor |
| Balikpapan | 3 |
| Samarinda | 3 |
| Kukar | 2 |
| PPU | 2 |
| Bontang | 2 |
| Kutim | 2 |
| Paser | 2 |
| Berau | 1 |
| Kutai Barat | 1 |
| Mahakam Ulu | 1 |
🟦 10) POLITIKUS MUDA (generasi baru partai nasional)
| Kabupaten/Kota | Skor |
| Samarinda | 3 |
| Balikpapan | 3 |
| Kukar | 2 |
| Bontang | 2 |
| PPU | 2 |
| Kutim | 2 |
| Paser | 1 |
| Berau | 1 |
| Kutai Barat | 1 |
| Mahakam Ulu | 1 |
📌 RANGKUMAN PETA PER WILAYAH
Kekuatan wilayah besar:
-
Samarinda → Andi Harun & Aba paling kuat.
-
Balikpapan → Rahmad Mas’ud dominan.
-
Berau → Makmur HAPK unggul besar.
-
PPU (wilayah IKN) → Tokoh IKN paling kuat.
-
Kukar → Pertarungan seimbang antara Andi, Rudy, dan tokoh IKN.
Wilayah kuasanya masing-masing:
-
Andi Harun: Samarinda – Bontang – PPU
-
Rudy Mas’ud: Samarinda – Balikpapan – Kukar
-
Rahmad Mas’ud: Balikpapan – Paser – PPU
-
Makmur HAPK: Berau – Kutim
-
Tokoh IKN: PPU – Kukar