Senin, 03 Juni 2013

GURITA DENDAM SANG MUSUH ADAM



Permusuhan abadi antara Iblis dengan manusia masih terus berlangsung sampai hari ini. Dengan berbagai bentuk macam dan keanekaragaman gurita dendam sang Iblis bersama seluruh pengikutnya untuk memalingkan umat manusia dari Jalan Allah. Memang benar Iblis bersama seluruh pengikutnya hanyalah cobaan bagi keimanan anak – anak Adam, apakah mereka memiliki keimanan yang baik atau tidak. Bagi yang berhasil bertahan, maka ia akan mendapat balasan untuk memasuki Pintu Surga. Sedangkan yang gagal mempertahankan keimanan maka akan masuk kedalam rombongan Iblis memasuki tanah yang dijanjikan oleh Allah yaitu Neraka Jahanam. Auzubillahi Minzalik.
                Iblis telah meminta kepada Allah agar diberi umur yang panjang untuk memalingkan anak cucu Adam dari Jalan kebenaran sampai hari Kiamat. Dan permintaan itu telah dikabulkan oleh Allah. Maka segala tipu daya dan segala cara dilakukan Iblis bersama para pengikutnya untuk membuat Kafir dan murtad anak anak Adam.
                Jika di zaman Nabi Muhammad saja begitu banyak para Penyesat dan penentang Dakwah beliau. Maka apalagi zaman pasca meninggalnya beliau. Banyak bermunculan manusia – manusia yang mengaku muslimin namun pada realitanya mengajarkan kesesatan  demi kesesatan. Orang yang seperti ini biasa kita kenal dengan istilah kaum munafikin. Belum lagi para pengikut iblis lainnya. Jika coba kita sarikan para musuh tersebut antara lain :
1.  Dari dalam sendiri : Para Munafikin
2.  Para pemikir ( beragama Islam) tetapi mengambil hujjah dari para pemikir barat yang keblinger
3. Para pemikir barat ( orientalis ) yang rajin menulis tentang Agama Islam namun sesuka perutnya tanpa bukti – bukti yang otentik. Alias membuat – buat sendiri bukti yg tidak benar dalam rangka menyesatkan kaum muslim.
4.   Para penyebar hadits – hadits Palsu dan mungkar.
5.   Para penyebar ajaran – ajaran baru dan keblinger
6.   Para manusia keblinger yang mengaku – ngaku sebagai Nabi atau tokoh suci lainnya.
7.   Dan masih banyak lagi bentuk – bentuk lainnya.

Dan hari ini, semua gurita musuh tadi dalam menyebarkan kesesatan dan kemurtadan telah menggunakan sebuah Fasilitas tercanggih saat ini yaitu Teknologi Informatika dan Komunikasi. Ya, arena mereka sekarang bukan di Alam Nyata saja, namun telah memasuki arena digital. Yaitu sebuah Arena yang sangat canggih dan multi fungsi. Ibarat seorang Tukang kebun diberi senjata baru yang bernama Pedang, maka dengan mudahnya si Tukang kebun tadi membabat habis kemana – mana. Begitu kira – kira persamaannya dengan para musuh anak Adam tadi, ketika memasuki pintu gerbang dunia digital. Apa saja tipu daya mereka di dunia digital atau biasa kita sebut Cyberspace?
1.    Melenakan generasi muda dengan berbagai macam bentuk Game baik Online dan Offline
2. Merusak akidah dan akhlak generasi muda dengan menciptakan game – game yang mengandung unsur – unsur sex, desktruktif dan anarkisme.
3.  Mengaburkan nilai – nilai Agama dengan membuat berbagai macam Blog dan Situs yang menggunakan Nama – nama berbau Islam, namun sebenarnya justeru menyesatkan.
4.       Menyebarkan kitab – kitab digital yang sudah di modifikasi kekalangan umat muslim
5.       Para blogger kafir yang rajin menulis berbagai macam pendapat sesat.
6.       Menyebarkan berbagai macam iklan, propanda dan gambar-gambar perusak akidah.
7.    Belum lagi para penyebar pornografi dan pornoaksi, dengan membuat ribuan blog dan situs porno. Semua itu jelas untuk menggiring kaum generasi muda menuju kehancuran akidah dan akhlak yang luar biasa.
8.     Hampir semua fasilitas yang ada di Internet dimanfaatkan oleh mereka para gurita penyesat seperti : Blog, Situs, Youtube, Google, YM,  Facebook, twitter, media social lainnya. Sama persis seperti tukang kebun yang diberi sebuah Pedang tadi.
Tapi Jangan lupa apa yang dikatakan oleh Allah : Mereka membuat Rekayasa, maka Allah pun bisa membuat Rekayasa.

Jika bicara pedang, maka pedang selain bisa membunuh atau digunakan menyerang lain, maka bisa saja melukai si penggunanya sendiri. Apalagi jika pedangnya bermata dua. Maksud saya, jika para musuh Allah menggunakan media internet, maka para muslimin yang melek teknologi juga bisa mempergunakan internet sebagai area dakwah. Anda bayangkan saja, jika anda mampu berdakwah lewat Youtube, Facebook, Google, Twitter, blog atau situs pribadi. Betapa luar biasanya strike back kaum muslimin terhadap para gurita Iblis dan pengikutnya.

Nah sekarang terserah anda wahai para kaum muslimin yang melek teknologi. Jika anda ingin ikut dalam pertempuran abadi antara iblis dan kaum manusia di Arena Dunia Maya. Inilah saatnya anda memilih. Mau ikut yang mana terserah anda. Yang jelas di dunia Maya yang luas tak terbatas, dibutuhkan para pejuang – pejuang muslim cyber  dalam menghadapi angkara murka iblis dalam bentuk digital.

Jum’at, 1 Juni 2013, created by Muhammad Yusni.





Senin, 29 April 2013

Dilema Jadi Orator atau Penulis ?




1.      Ada beberapa orang orator atau penceramah yang biasanya piawai bicara di depan orang banyak, namun mengalami kesulitan ketika harus menulis. Mereka lancar kalau bicara, namun tiba – tiba gagap ketika harus menuliskan apa – apa yang menjadi buah fikirannya. Mereka tiba – tiba bingung mengetik huruf – huruf atau kalimat apa yang menjadi pokok pembicaraannya.
2.      Namun sebaliknya, ada juga penulis yang piawai, namun sama sekali tidak bisa menyampaikan buah fikirannya ketika harus berbicara didepan orang banyak. Mereka bagaikan anak kecil yang disuruh maju menghafal sebuah syair atau puisi. Mereka tiba – tiba gagap.
3.      Dan untungnya masih banyak orang yang memiliki kemampuan sekaligus, bisa menulis dan bisa juga menyampaikannya di hadapan orang banyak.
4.      Anda termasuk yang mana ?

Loa Janan, 28 April 2013




Jumat, 05 April 2013

PARA PEMBALAP LIAR



Sampai kapan ya kalian itu sadar, bahwa kalian, ketika kalian melaju di jalanan, maka banyak nyawa yang terancam. Nyawamu sendiri dan nyawa orang lain. Kau mungkin tidak merasa ketika melaju, bagaikan melayang terbang, bangga dan merasa superior. Namun ketika kau menabrak orang lain, maka orang lain akan mati. Bayangkan jika yang ditabrak itu adalah adikmu, kakakmu, ibumu atau ayahmu. Apa perasaanmu ??? kalau kamu nabrak tiang atau tembok, kamu langsung mati, maka kamu meninggalkan kesedihan dan luka dalam bagi kelurgamu. Ayahmu, ibumu, kakak dan adikmu bersedih sampai berhari – hari. Apakah memang itu yang kamu inginkan ? Maka sadarlah sebelum terlambat. Seperti lagu Panbers…. Terlambat sudah………

PARA ORANG KAYA



Jika Allah membuatmu kaya raya, sebenarnya Allah telah memberi sebuah amanat. Agar dengan kekayaan yang ada untuk menolong manusia – manusia yang tidak kaya alias dhuafa. Memberi makan anak yatim dan orang miskin. Memberi zakat, anak yatim di santuni. Orang – orang tidak mampu, diberi modal, dikasih pancing, dikasih jala. Agar mereka bisa mencari sendiri makan mereka.

Namun para penerima amanat kekayaan, seringkali lupa itu. Justeru mereka tenggelam dalam kenikmatan kekayaan. Hidup dalam gelimang harta. Hidup berfoya – foya. Hidup dengan segala kemewahan. Sehingga mereka lupa pada amanat utama Allah memberi kekayaan tersebut.

Tunggu saja wahai para orang kaya yang lupa daratan, sampai Allah mencabut kembali semua amanat yang telah diberikannya. Dicabut dengan kasar di dunia, dan di akhirat menghadapi Pengabaian Allah dan para malaikatnya.

PARA PEMIMPIN



Kadangkala aku merasa kasihan dengan para Pemimpin. Mereka merasa heran dengan penderitaan rakyatnya. Rakyatnya sampai jungkir balik, tulang jadi kaki, kaki jadi tulang. Kalau perlu kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Dalam rangka mencari memenuhi kebutuhan hidup. Utang sana sini. Kredit sana – sini. Gali lubang tutup lubang. Mereka tetap merasa heran. Padahal justeru kuncinya ya di mereka itu. Seandainya mereka lebih peka dan memahami apa yang sebenarnya dihadapi oleh rakyatnya, maka rakyatnya tidak akan menderita berkepanjangan. Kadangkala si Rakyat sudah memberikan isyarat – isyarat tertentu. Namun tetap saja si pemimpin tidak mengerti. Para pemimpin tetap menganggap apa yang dihadapi oleh si Rakyat, adalah kesalahan si Rakyat itu sendiri.