Minggu, 27 April 2025

KOMPAK KALTIM - MAU KEMANA ?

PENULIS : MUHAMMAD YUSNI ( MANTAN SEKWIL JARNAS KALTIM )

KOMPAK KALTIM yang merupakan Sebuah FORUM Komunikasi beberapa Simpul Relawan Anies di Kaltim kini Apa khabarnya ? Sebagaimana Rapat terakhir di Bagio's memutuskan untuk Meng-ORMAS-kan KOMPAK KALTIM. Dan Alhamdulillah Akta Notaris KOMPAK KALTIM sudah terbit lewat NOTARIS GERTA SILAMBA. Kepengurusan baru pun sudah terbentuk, dengan KETUM : Ahmad Firdaus dan Sekjennya AMO BUYUNG. Dan sampai hari ini, belum ada RAPAT atau MEETING Lagi. Ini di Karenakan pas lagi ada PILGUB di KALTIM yang menyibukkan para Anggotanya. 

dan KINI BAGAIMANA ? Organisasi yang bernama KOMPAK KALTIM ini mau dibawa kemana, mau ngapain ? Mau Apa ? Apalagi dengan sudah terpilihnya PRESIDEN dan GUBERNUR. Apa REAKSI dan KONTRIBUSI kita sebagai FORUM KOMUNIKASI RELAWAN KALTIM. Dan yang paling Utama adalah BAGAIMANA REAKSI Kita TERHADAP PERGERAKAN ANIES BASWEDAN  di JAKARTA. Apa mau tetap Jadi Masyarakat Pejuang Perubahan. Atau Cukup sampai memiliki Akta Notaris lalu hanya diskusi di GRUP Whatsapp saja ???
 

Minggu, 20 April 2025

KEHADIRAN AI YANG MERESAHKAN

PENULIS : ABU RAMBAT

Kehadiran AI di dunia ini, sebenarnya sudah sangat meresahkan Masyarakat Intelektual. Kalau bagi masyarakat awam tidak terlalu paham maksudnya. Tetapi masyarakat awam ini justeru sudah seringkali memanfaatkan kemampuan  AI. Lihat saja di Medsos dan Platform seperti Real, Tiktok dan sejenisnya. Tanpa mereka sadari, teknologi yang digunakan rata rata sudah menggunakan jasa AI. Seperti pembuatan Video video lucu, ada manusia bisa berpelukan denga Beruang, atau ada manusia bisa terbang. emangnya itu bisa dibuat jika tanpa bantuan Jasa AI.

 Yang dikhawatirkan oleh Para Intelektual itu sebenarnya, sebagaimana sampai terjadi seperti di Film - Film Hollywood. Sebut saja seperti Film Clasic - Terminator. dan Film film sejenis lainnya, yang menceritakan tentang AI yang awalnya Jinak, akhirnya bisa mengambil Alih sebagai penguasa dan pemilik teknologi, dan akhirnya justeru membasmi Ummat manusia, yang seharusnya mereka mengabdi pada manusia, justeru mereka memberontak dan menghabisi nyawa majikan mereka. 

Itulah Ummat manusia, pada awalnya Komputer itu didefenisikan sebagai alat yang membantu pekerjaan manusia. Dulu sewaktu saya masih menjadi Guru disebuah Sekolah Pedalaman Kalimantan, seringkali mengajari siswa saya tentang defenisi Komputer. Bahwa Komputer itu adalah alat bantu, alat yang membantu melakukan berbagai kegiatan. Seperti membuat surat - surat, membuat video video, membuat animasi, membuat musik dan banyak lagi fungsi komputer. 

Nah ketika Komputer sudah meningkat memiliki kemampuan AI, kemampuan belajar sendiri. Maka ia kemudian meningkat level selanjutnya. Barangkali salah satu yang kita kenal varian adalah biasa kita panggil Mbah Google, yang mampu menjawab apa saja. dan kini di zaman milenial ini, AI sudah ada dimana mana.. Di Komputer, di Mobil, di Pesawat, bahkan di Smartphone yang ada ditangan individu ummat manusia. 

memang sungguh sungguh meresahkan. Bahkan manusia lebih akrab dan tidak pernah lepas dari Smartphonenya daripada Kitab Agamanya. Lebih mesra dengan Smartphonenya daripada dengan keluarganya. bahkan saya pernah membaca sebuah berita, ada dua anak santri pondok yang membunuh Ustadznya, gara gara Smartphone mereka di sita Ustadz. dan banyak lagi kisah kisah seram seputar Smartphone berdarah ini. Insya Allah suatu saat akan saya coba rangkum kisah kisah seputar Smartphone ini. 


Sabtu, 19 April 2025

TIPS MENJADI ORANGTUA BIJAK DI ZAMAN MILENIAL


TIPS MENJADI ORANGTUA BIJAK DI ZAMAN MILENIAL

📱 Pendahuluan

Zaman terus berubah. Era milenial yang serba digital menuntut orangtua untuk ikut menyesuaikan diri. Anak-anak kini lahir dan tumbuh di lingkungan yang sangat berbeda dibanding generasi sebelumnya. Gadget, media sosial, dan internet menjadi bagian dari keseharian mereka. Lalu, bagaimana peran orangtua agar tetap relevan dan bijak di tengah derasnya arus teknologi ini?

Berikut beberapa tips sederhana tapi penting untuk orangtua milenial.


🎨 1. Jadi Teman, Bukan Hanya Atasan

Anak-anak sekarang lebih suka didampingi daripada diatur. Orangtua perlu membuka ruang diskusi, mendengarkan pendapat anak, dan memberikan arahan tanpa kesan menggurui. Jadilah teman dialog yang nyaman bagi anak, agar mereka tidak mencari pelarian ke luar rumah atau dunia maya.


📱 2. Melek Teknologi

Jangan gaptek di era digital! Orangtua perlu tahu:

  • Aplikasi apa saja yang digunakan anak.

  • Tren media sosial yang sedang populer.

  • Potensi dampak positif dan negatif dari dunia maya.

Dengan begitu, orangtua bisa mengarahkan anak dengan lebih bijak tanpa terkesan kolot atau ketinggalan zaman.


📝 3. Batasi, Bukan Larang

Melarang total anak bermain gadget atau internet di zaman ini justru bisa membuat mereka memberontak. Lebih baik, beri batasan waktu dan kontrol konten yang mereka akses. Jadwalkan waktu berkualitas bersama keluarga tanpa gadget, seperti:

  • Makan malam bersama

  • Main boardgame

  • Piknik keluarga


❤️ 4. Bangun Kedekatan Emosional

Anak-anak butuh orangtua yang hadir secara fisik dan emosional. Jangan hanya hadir secara fisik tapi sibuk dengan gadget sendiri. Tunjukkan perhatian lewat:

  • Pelukan

  • Pujian

  • Obrolan santai

  • Mendampingi aktivitas anak

Kedekatan emosional akan menjadi benteng kuat agar anak merasa dicintai dan dihargai.


📚 5. Tanamkan Nilai-Nilai Positif

Meski zaman berubah, nilai moral, etika, dan agama tetap penting. Orangtua harus:

  • Memberikan contoh yang baik.

  • Menanamkan sopan santun.

  • Mengajarkan tanggung jawab dan empati.

Jadikan rumah sebagai tempat paling nyaman dan aman bagi anak untuk belajar nilai-nilai kehidupan.


🌱 Kesimpulan

Menjadi orangtua di era milenial memang penuh tantangan, tapi juga peluang. Dengan keterbukaan, pemahaman teknologi, dan kasih sayang, orangtua bisa tetap menjadi figur yang dihormati dan dicintai anak-anak mereka.

Karena sejatinya, teknologi hanya alat — yang terpenting adalah bagaimana orangtua hadir, mendampingi, dan membimbing anak-anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang bijak, tangguh, dan berakhlak baik di era modern ini.



TIPS MENJALANI HIDUP DI ZAMAN MILENIA

Draft


FORMAKER : FORUM MASYAKARAT ANTI KEKERASAN : RAPAT PERDANA HABIS LEBARAN 18 APRIL 2025

 draft

Nabi Muhammad SAW: Pejuang Keadilan, Bukan Penjajah atau Penyuka Perang

📜 Pendahuluan

Nama Nabi Muhammad SAW sering kali dibicarakan dalam berbagai literatur sejarah, baik oleh penulis Muslim maupun orientalis Barat. Sayangnya, beberapa orientalis klasik menuduh beliau sebagai sosok penyuka perang dan penjajah negeri-negeri lain. Artikel ini mencoba menelaah secara obyektif bagaimana sebenarnya posisi Nabi Muhammad SAW dalam konteks sejarah.


⚔️ Perang dalam Sejarah Nabi Muhammad SAW

Fakta sejarah menunjukkan bahwa peperangan yang terjadi di masa Nabi bukanlah agresi militer untuk menaklukkan wilayah atau memaksakan agama. Hampir seluruh peperangan yang terjadi adalah bentuk pertahanan diri dari ancaman nyata.

Contoh:

  • Perang Badar terjadi setelah kaum Quraisy merampas harta kaum Muslimin di Makkah.

  • Perang Uhud adalah serangan balasan Quraisy karena kekalahan mereka sebelumnya.

  • Perang Khandaq (Ahzab) terjadi karena gabungan pasukan Quraisy dan sekutunya hendak menyerbu Madinah.

Bahkan di Fathu Makkah (Penaklukan Makkah), Nabi Muhammad SAW tidak melakukan balas dendam. Beliau malah menyatakan:

"Pergilah, kalian bebas."

Sikap ini menunjukkan bahwa Nabi bukan sosok yang haus kekuasaan, melainkan pembawa kedamaian.


🌿 Prinsip Etika dalam Perang

Dalam setiap peperangan pun, Nabi Muhammad SAW menetapkan aturan ketat:

  • Tidak boleh membunuh anak-anak, wanita, orang tua, dan pemuka agama.

  • Dilarang merusak rumah ibadah, pepohonan, dan sumber air.

  • Larangan menyiksa tawanan perang.

Ini adalah standar etika perang yang sangat maju untuk zamannya, bahkan jauh sebelum konsep hukum perang modern diterapkan.


🌍 Benarkah Nabi Muhammad Menjajah Negeri Lain?

Jika penjajahan didefinisikan sebagai perampasan wilayah, sumber daya, dan hak asasi dengan paksaan, maka ekspansi yang dilakukan umat Islam setelah Nabi wafat berbeda konteksnya:

  • Bertujuan membebaskan rakyat dari tirani.

  • Memberikan jaminan kebebasan beragama.

  • Tidak ada pemaksaan memeluk Islam — terbukti dari keberadaan komunitas Yahudi, Nasrani, dan Majusi yang tetap hidup di bawah kekuasaan Islam dengan aman.


📚 Orientalisme dan Bias Sejarah

Sebagian besar tuduhan negatif ini datang dari orientalis Barat abad ke-18 dan 19, masa di mana kekuasaan kolonial Eropa sedang menguasai negeri-negeri Muslim. Tulisan mereka seringkali didasari:

  • Kepentingan politik untuk menjustifikasi kolonialisme.

  • Ketidaktahuan terhadap konteks sejarah Islam.

  • Prasangka agama yang lahir dari konflik masa lalu.

Namun belakangan ini, orientalis modern seperti Karen Armstrong justru mengapresiasi kepribadian Nabi Muhammad SAW:

"Muhammad adalah seorang pemimpin yang visioner dan penuh belas kasih, yang mampu menyatukan bangsa yang tercerai-berai tanpa darah yang berlebihan."


Kesimpulan

Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang adil, bijaksana, dan cinta damai. Peperangan yang beliau pimpin semata-mata untuk membela hak umat Islam dan melawan penindasan. Tuduhan bahwa beliau penyuka perang atau penjajah adalah bentuk distorsi sejarah yang tidak sesuai dengan fakta.

Semoga artikel ini bisa menjadi rujukan yang lebih obyektif untuk diskusi, kajian, atau pembelajaran.



Rabu, 09 April 2025

KEANGKUHAN BUDAYA DAN ADAT

Saya termasuk orang yang menghormati kebudayaan dan Adat siapa saja. Namun jika kebudayaan dan adat tersebut hanyalah buatan manusia dan mencoba mengalahkan Tuntunan Agama, maka saya mohon maaf memilih untuk pergi meninggalkan anda. Saya fikir, Tuhan dalam hal ini ALLAH ( Jika dalam agama yang saya Anut, telah memberikan semua tuntunan - tuntunan dalam melaksanakan berbagai aspek kehidupan manusia. 

Pemahaman dan pengetahuan yang saya miliki bukanlah ecek ecek. Memang saya nggak punya gelar Akademik, tetapi saya pernah mengenyam di dua Perguruan Tinggi. Pertama : Jurusan Manajemen di STIE Muhammadiyah Samarinda sejak tahun 1993 s.d. 2000. Alhamdulillah sampai semester Akhir dan tinggal maju Skripsi, namun tidak tuntas, sehingga akhirnya tahun 2000 saya mendapat pernyataan D.O alias Drop Out. Kemudian sekitar tahun 2013 saya kembali berkuliah di STMIK Samarinda, jurusan Sistem Informasi Komputer. Hanya sampai semester 5. Semua itu terputus karena masalah Biaya dan Waktu. 

Namun selama saya berkuliah, banyak pengetahuan, pengalaman dan pelatihan yang saya terima dan saya serap. Artinya saya tidak bodoh amat kalau mau bicara masalah wawasan akademis dan keagamaan. 

Kemudian saya juga banyak aktif di beberapa Organisasi Kemahasiswaan, Kepemudaan dan Kemasyarakatan. Saya biasa mengikuti Seminar, Sarasehan. diskusi atau Workshop tentang berbagai masalah dan tema. 

Jadi ketika ada seseorang mengatakan OTAK Saya KOSONG, rasa Sakitnya TUH Disini. Sungguh terlalu manusia tersebut. Apalagi, manusia itu adalah BESAN Saya sendiri. Sungguh sungguh terlalu dan sangat TIDAK BIJAK. Karena mempertahankan BUDAYA dan ADAT buatan manusia, malah mengejek saya yang telah mengambil TINDAKAN berdasarkan PENGETAHUAN saya yang sudah hampir 30 tahun tentang AGAMA dan KEBUDAYAAN.

Kronologisnya :

1. Seorang Anak Muda yang sudah ber KTP, dan sudah Hidup Mandiri, telah menghadap saya dan melamar Puteri saya yang Pertama. Siap bertanggungjawab dan menikah anak saya. Dia datang sendiri, tanpa Wali atau tanpa sepengetahuan keluarganya.

2. Saya terima, kemudian mereka menikah, walau hanya menikah Sirri. Karena khabarnya kedua orangtuanya tidak setuju dia berkeluarga. Padahal Pemuda ini benar benar ingin menikah dan bertanggungjawab.

3. Pernikahan kemudian terjadi, lalu mereka pindah ke salah satu Kota besar di Jawa.

4. Orangtuanya dalam hal ini si Bapaknya, tiba - tiba marah marah dan menyuruh mereka bercerai, kemudian menyuruh anaknya untuk kuliah sampai selesai, kemudian menikah dengan pasangan yang sesuai budaya dan adat mereka. Puteri saya mau dikembalikan ke Kalimantan. 

5. Setelah itu saya dikata-katain dengan kata - kata yang TIDAK selayaknya dikeluarkan oleh mahkluk yang bernama MANUSIA.

Sekarang menurut anda bagaimana ?